Sebagian orang menghindari makan telur karena takut kolesterol jadi tinggi. Asal tidak berlebihan, telur merupakan sumber nutrisi yang sangat baik, bahkan bisa menurunkan risiko diabetes mellitus tipe 2 (DM2).
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Finlandia Utara menemukan bahwa contoh darah dari laki-laki yang makan telur lebih banyak, mengandung molekul lipid tertentu. Nah, lipid ini berkorelasi secara positif dengan profil darah orang yang terhindar dari DM2.
Studi ini merupakan lanjutan dari studi sebelumnya, yang dilakukan pada 2015. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa mengonsumsi sebutir telur per hari berhubungan dengan risiko DM2 yang lebih rendah. Hal ini berdasarkan temuan pada laki-laki yang berpartisipasi dalam Kuopio Ischaemic Heart Disease Risk Factor Study (KIHD) di Finlandia Utara. Sebanyak 2.332 laki-laki usia 42 – 60 tahun dinilai pola makannya saat awal studi (baseline). Dalam follow up selama 19,3 tahun, 432 di antaranya didiagnosis DM2.
Baca juga: Cegah Stunting dengan Satu Butir Telur per Hari
Ditemukan bahwa konsumsi telur berhubungan dengan lebih rendahnya risiko DM2 dan kadar gula darah. Mereka yang makan rerata 4 butir telur/minggu memiliki risiko DM2 lebih rendah hingga 37%, ketimbang yang hanya makan sekitar sebutir telur/minggu. Korelasi ini tetap kentara setelah dilakukan berbagai penyesuaian faktor seperti aktivitas fisik, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, serta konsumsi buah dan sayur. Namun, konsumsi >4 butir telur/minggu tidak menambah manfaat yang signifikan.
Untuk mengidentifikasi bagaimana telur bisa bermanfaat dalam penurunan risiko DM2, dilakukanlah studi lanjutan. Dalam studi ini, sebanyak 239 sampel serum dari baseline KIHD dianalisis, dan dikelompokkan menjadi empat. Yakni kelompok dengan konsumsi telur tinggi (1 butir/hari), atau rendah (2 butir/minggu), dan yang mengalami diabetes, atau tetap sehat.
Baca juga: Variasi Mengolah Telur
Tampaknya, komponen kunci pada telur yang berperan dalam menurunkan risiko DM2 yakni molekul lipid tertentu. Yang menarik, dengan meneliti profil darah para partisipan, peneliti juga bisa mengidentifikasi senyawa-senyawa biokimia yang bisa memprediksi kemungkinan munculnya DM2 di masa depan. Misalnya saja asam amino tirosin; makin tinggi kadarnya saat baseline memprediksi risiko DM2 yang lebih besar.
Telur mengandung begitu banyak nutrisi; efeknya terhadap kesehatan tidak bisa dinilai hanya dari kandungan kolesterolnya, yang memang relatif tinggi. Studi ini tidak meneliti secara detil apakah yang dimakan hanya putihnya ataukah telur utuh, pun bagaimana cara telur diolah.
Bagaimanapun, kuncinya tetap moderasi. Tidak perlu berlebihan, cukup sebutir telur sehari. Agar tidak menambah kandungan lemak pada telut—yang akan meningkatkan kadar kolesterol dalam tubuh—ada baiknya tidak atau hanya sedikit menggunakan minyak untuk mengolah telur. Alih-alih digoreng, lebih aman bila telur direbus, atau dibuat poached egg. Bilapun ingin telur membuat telur mata sapi, gunakan wajan anti lengket sehingga hanya butuh sedikit minyak/margarin. (nid)
_________________________________
Ilustrasi: Designed by Freepik