gizi selama puasa agar tetap sehat
gizi selama puasa agar tetap sehat

Puasa Dengan Benar, Haus Lapar Tak Terasa dan Sehat Jiwa Raga

Beberapa hari menjalankan ibadah puasa Ramadan, apa yang dirasakan? Ada yang badannya terasa enteng. Hati tenang. Perut kembung hilang. Dan banyak lagi. Dengan berpuasa, proses detoksifikasi terjadi. Menurut sejumlah penelitian, tidak adanya makanan minuman yang masuk sekitar 14 jam, membuat aneka racun keluar dari dalam tubuh. Sistem pencernaan diistirahatkan, organ-organ tubuh lain bekerja lebih ringan dari biasa.

Puasa menguatkan jiwa raga

Tubuh manusia memiliki mekanisme untuk membuang racun, disebut detoksifikasi alami. Racun dari dalam tubuh keluar lewat keringat, buang air kecil dan buang air besar. Dengan berpuasa, proses detoksifikasi berjalan lebih sempurna, sekaligus mencegah mekanisme detoksifikasi mengalami gangguan.

Menurut Ust. Dr. Raehanul Bahraen, banyak penelitian, jurnal dan pengetahuan lain tentang manfaat puasa. Hampir semua agama memiliki kegiatan yang hampir sama dengan ibadah puasa yang dilaksanakan umat muslim.

“Organ tubuh yang membuang zat beracun adalah usus dan organ hati. Puasa membantu meningkatkan kemampuan usus membersihkan diri, sementara organ tubuh lain seperti lambung beristirahat,” ujarnya dalam kajian “Puasa dalam tinjauan medis” di Masjid Al-Muqtashidin FE UII (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia) beberapa waktu lalu.

Selain bermanfaat bagi tubuh, berpuasa dapat meningkatkan iman dan takwa. Saat berpuasa, selain menahan lapar dan haus kita menahan hawa nafsu. “Berpuasa membuat pikiran, hati dan tubuh bersinergi. Puasa membuat kuat jiwa raga,” ujarnya.

Kecukupan gizi saat puasa

Tidak makan minum selama sekitar 14 jam, kecukupan gizi selama berpuasa tak bisa diabaikan. Ahli gizi Dr. dr Tan Shot Yen, M.Hum menyatakan, kebutuhan gizi selama berpuasa tetap mengacu pada konsep “isi piringku”. Yaitu: porsi makan satu piring, 50 persen adalah  buah dan sayur. Lainnya karbohidrat dan protein. 

Makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) diperoleh dari makanan pokok (nasi, roti gandum, kentang), protein (daging, ikan, ayam, susu, tahu, tempe, kacang-kacangan), sayur dan buah. "Kalori saat puasa menurun menjadi 1.500 - 2.000 kkal," katanya melansir Kompas.com, 5 April 2022. Menu dengan gizi seimbang, dikonsumsi saat makan sahur dan buka puasa. Untuk menghindari dehidrasi, kita perlu cukup minum air putih.

Buah dan sayur perlu sampai 50 persen dari isi piring, karena jenis makanan ini dapat membuat rasa kenyang lebih lama. “Sayur dan buah banyak mengandung serat, sehingga kita merasa kenyang meski  berpuasa,” kata dr. Tan.

Stop softdrink dan minuman manis

Benar saat berbuka disarankan mengonsumsi yang manis; makanan atau minuman. Yang perlu diingat, jumlah yang dikonsumsi. Mengonsumsi makanan minuman manis dalam jumlah banyak, misal minum 2 gelas es kelapa & softdrink atau dua mangkuk kolak, sangat tidak dianjurkan. Terasa segar, memang, minum es kelapa atau softdrink saat haus dan udara terasa panas.

Masalahnya, kadar gula darah bisa melonjak drastis. Ini berbahaya, apalagi bagi penderita diabetes. Lagi pula,  “Softdrink gizinya kosong. Soda bisa membuat perut kembung. Minum kopi atau teh saat sahur, bisa membuat kencing lebih sering, mempercepat dehidrasi dan rasa haus," jelas dr. Tan.

Sebaiknya juga, hindari makan “tembak langsung”saat berbuka. Adzan magrib berkumandang, minumlah tapi jangan langsung makan besar. Sebaiknya, minum dulu untuk mengganti cairan tubuh dan mengonsumsi makanan ala kadarnya dulu. Setelah solat magrib dan istirahat sejenak, baru makan besar.

Dengan “panduan singkat” ini, insya Allah haus dan lapar tak terasa dan akan sehat jiwa raga. Selamat berpuasa! (sur)