Antiseptik Yang Efektif Untuk Menjaga Kesehatan Saluran Napas

Povidone Iodine dan Iota Carrageenan, Antiseptik Yang Efektif Untuk Menjaga Kesehatan Saluran Napas

Hingga saat ini paru-paru sebagian besar warga kota besar di Indonesia masih menghirup udara berpolusi tinggi. Buruknya kualitas udara, terutama Jakarta dan sekitarnya, berdampak pada peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Selain kuman – terutama virus rhinovirus, coronavirus dan influenza – polusi udara juga bisa memicu ISPA. Polusi udara akan menurunkan daya tahan tubuh, membuat kuman di saluran napas lebih mudah menginfeksi.

Terkait polusi udara, CREA (Centre for Research on Energy and Clean Air) menyatakan tingkat polusi di Jakarta selalu tinggi sejak 2020. Tiap bulannya rerata konsentrasi particulate matter (PM) 2.5 dari tahun 2020 tidak mengalami perbaikan signifikan, yakni antara 30-40 mg/m3.

Padahal pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk konsentrasi PM2.5 rata-rata tahunan adalah 5 mg/m3. Ini berarti polusi udara di Jakarta 5-9 kali lebih tinggi dibanding standar WHO.

Dr. dr. Feni Fitriani Taufik, SpP(K), dari RSUP Persahabatan, Jakarta, menjelaskan sumber polutan primer (langsung dikeluarkan ke atmosfer) antara lain sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO; misal dari pesawat), ammonia dari kebakaran (hutan, gunung berapi, pertanian), volatile organic compounds (VOCs) dari industri, perumahan dan motor/mobil, juga particulate metter

“Kelompok berisiko tinggi terhadap paparan polusi udara adalah ibu hamil, anak/balita, lansia dan orang dewasa terutama penderita penyakit paru/jantung kronik,” terang dr. Feni, dalam konferensi pers terkait polusi udara di Jabodetabek, Agustus 2023 lalu.

Gas, seperti SO2, NO2 dan Ozon (O3) bisa mengiritasi dan menyebabkan peradangan di saluran napas atas, dari rongga hidung hingga faring dan laring. Sementara, partikel (VOCs dan PM) mengiritasi, menyebabkan peradangan sistemik di saluran napas bagian bawah (bronchus dan bronchiole), dr. Feni menambahkan.

Bukan tanpa sebab partikel polusi udara berbahaya. Keberadaan PM 2.5 yang berdimeter 2,5 mikron atau kurang sangat sulit disaring. Saat terserap masuk ke saluran napas ia tidak tersaring oleh sistem pernapasan bagian atas, dan langsung menempel ke gelembung paru (aveoli), di paru bagian dalam. 

Studi di International Journal of Hygiene and Enviromental Health (2020) menjelaskan peningkatan kadar PM 2.5 hingga 30.0 mg/m3 (ukuran standar: 20,0 mg/m3) berhubungan positif dengan kejadian ISPA dan bronkitis pada anak usia 0 – 4 tahun.

“Gas dan partikel di mata menyebabkan mata berair. Di hidung menyebabkan meler, gatal dan hidung mampet. Di saluran napas atas menimbulkan sakit tenggorokan, gatal tenggorokan dan batuk. Pada saluran napas bawah dapat membuat sesak napas dan batuk berdahak,” imbuhnya.

 

Antiseptik tenggorokan dan hidung

Salah satu pencegahan dan pengobatan ISPA adalah dengan menggunakan antiseptik untuk area tenggorokan dan hidung. Antara lain nasal spray (semprotan hidung) yang mengadung Iota carrageenan, polisakarida alami yang terdapat pada ganggang merah.

Riset menyatakan bahwa iota carrageenan efektif menguatkan pertahanan mukosa (sel selaput lendir) di hidung, sehingga menghilangkan kuman penyebab pilek dan flu. Mekanisme kerjanya dengan membentuk lapisan sehingga virus atau partikel polusi tidak bisa menempel di hidung.

Juga bersifat antivirus dengan membungkus virus, membuatnya tidak bisa menempel. Studi di Virology Journal membuktikan keefektifan iota carrageenan terhadap beberapa virus pernapasan seperti Human Rhinovirus, influenza A dan virus corona.  

Iota Carrageenan dapat mengurangi jumlah virus, durasi gejala dan kekambuhan. Bahkan riset terbaru menjelaskan semprotan hidung dengan iota carrageenan signifikan mencegah COVID-19 pada petugas kesehatan yang menangani pasien COVID-19.

Untuk mengurangi gejala tenggorokan, ada semprotan antiseptik dan obat kumur yang mengandung povidone iodine (PVP-I). Berkumur, dengan cara ber-gargle (berkumur mendongak ke atas hingga mengeluarkan bunyi rrr) efektif untuk membersihkan tenggorok dari kuman dan kotoran.

Povidone iodine adalah antiseptik yang memiliki spektrum antimikroba luas, efektif pada 300 jenis mikroba (bakteri, virus, protozoa, jamur, dll). Ia mampu menembus lapisan biofilm yang melindungi kuman. Sekaligus memiliki efek anti-inflamasi (anti radang).

Studi di International Wound Journal menunjukkan mekanisme kerja PVP-I antara lain menembus cepat dinding sel mikro-organisme (kuman). Juga dengan mempengaruhi struktur dan fungsi enzim dan protein sel, merusak fungsi sel bakteri dengan memblokir ikatan hidrogen dan mengubah struktur membran.

Bahkan efektivitas PVP-I telah dibuktikan dalam melawan COVID-19. Penelitian oleh National University Health System Singapore menunjukkan semprotan tenggorok PVP-I berhasil menurunkan infeksi SARS-CoV-2 sebesar 24% (dalam hal pengurangan risiko absolut), dibandingkan dengan vitamin C terhadap 3.037 pekerja migran.

Untuk mencegah ISPA atau mengurangi keparahan, nasal spray dan semprot tenggorok sebaiknya dipakai sebelum beraktivitas ke luar rumah, atau saat hendak masuk area yang ramai. Jika aktivitas di luar rumah lama, ulangi pemakaian semprot hidung atau tenggorok tiap 4-6 jam sekali. (jie)

______________________________________

Ilustrasi: jcomp on Freepik