Konsumsi makanan ultra proses telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, sindroma metabolik dan diabetes tipe 2.
Sebaliknya jika Anda mengurangi konsumsi makanan ultra proses, risiko diabetes pun turun. Demikian kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh tim dari University College London, Inggris.
Temuan ini dipublikasikan di jurnal The Lancet Regional Health – Europe. Peneliti menganalisa data dari hampir 312 ribu orang di delapan negara Eropa terkait konsumsi makanan ultra proses dan kondisi kesehatan mereka.
Samuel Dicken, BA Hons (Cantab.), MSc, pemimpin studi ini menjelaskan, “Makanan ultra proses biasanya dibuat dengan menggabungkan berbagai bahan yang telah mengalami banyak proses industri.”
“Mereka kerap menggunakan bahan-bahan yang tidak dipakai untuk memasak di rumah, seperti bahan tambahan, jenis lemak tertentu, karbohidrat dan protein baru.”
Masalahnya, imbuh Dicken, makanan ultra proses sangat gampang ditemukan dan relatif murah, seperti makanan siap saji, cemilan dengan perasa, sereal sarapan, dll.
Pangkas makanan ultra proses kesehatan metabolik membaik
Dalam riset tersebut, rata-rata partisipan dipantau selama 10 tahun. Sekitar 14 ribu orang terdiagnosis diabetes selama periode tersebut.
Pada akhir penelitian, Dicken dan timnya menemukan bahwa setiap peningkatan 10% makanan ultra proses dikaitkan dengan 17% lebih tinggi risiko diabetes tipe 2. Mereka juga menemukan bahwa mengganti makanan ultra proses dengan makanan yang lebih sedikit diolah dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah.
Peneliti menemukan bila mengganti 10% makanan ultra proses dengan 10% makanan yang diproses minimal mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 6%, dan mengganti 10% makanan ultra proses dengan olahan makanan biasa menurunkan risiko diabetes hingga 8%.
Makanan ultra proses mempengaruhi mikroorganisme usus
Noa Tal, MD, ahli endokrinologi dari Pacific Neuroscience Institute, di Santa Monica (AS) yang mereviu studi ini berkomentar, hasil penelitian ini konsisten dengan studi lain yang menekankan pada dampak signifikan makanan ultra proses pada kesehatan metabolik, jantung dan saraf.
“Sangat mungkin bila makanan ultra proses tertentu mempengaruhi mikroorganisme usus secara berbeda atau berinteraksi dengan gut-brain barrier, yang berpotensi menyebabkan peningkatan peradangan atau gangguan metabolisme lainnya,” katanya melansir Medical News Today.
Sebuah riset menunjukkan adanya hubugan antara konsumsi pemanis buatan – biasa ditambahkan dalam makanan olahan dan ultra proses – dengan komposisi bakteri usus. Studi di jurnal Nutriens ini mengatakan bahwa pemanis buatan secara negatif mengubah komposisi bakteri probiotik usus di orang yang tidak biasa mengonsumsinya. (jie)
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh saat Anda Makan Makanan Olahan?