Tidak Menaikkan Berat Badan, Ini Cara Mengolah Mi Instan agar Sehat dan Bergizi Tinggi
cara_mengolah_mi_instan

Tidak Menaikkan Berat Badan, Ini Cara Mengolah Mi Instan agar Sehat dan Bergizi Tinggi

Semangkuk mi instan yang masih mengepul, topping telur ayam dan daging cincang plus saus sambal kemerahan, sungguh menggugah selera. Membayangkannya saja bisa meneteskan air liur. Mi instan termasuk makanan favorit dan dikenal luas di banyak negara. Digemari anak-anak, mahasiswa, dewasa sampai lanjut usia (lansia). Mudah dibuat sendiri, dan menjadi hidangan di rumah makan pinggir jalan sampai resto kelas menengah atas. Mi menjadi menu populer di dunia karena praktis, murah, mudah didapat, mudah diolah dan – harus diakui -  rasanya memang enak. Ada cara mengolah mi instan yang bisa membuatnya lebih bernutrisi.

Ibu-ibu yang kreatif bisa membuat aneka makanan dari bahan dasar mi instan, semisal dibuat tumpeng, lontong dan aneka kue. Di beberapa daerah, bermunculan rumah makan berbahan dasar mi intan. Kreativitas dilakukan dengan cara masak yang berbeda, menambahi bumbu dengan aneka rempah lain, membuat variasi pedas level 1 sampai 10, dan lain-lain. Dengan cara ini mi instan menjadi masakan yang sama sekali berbeda. Seperti terjadi di sebuah tempat makan di Padang dan Cirebon, calon pembeli rela antre untuk bisa mencicipi mi intan rasa istimewa itu. 

Di balik kemeriahan tadi, diam-diam banyak yang bertanya: amankah mengonsumsi mi instan, atau apakah makanan yang terbuat dari tepung gandum ini sebaiknya dihindari? Satu porsi mi instan kira-kira mengandung: 219 kalori, 3,3 gram lemak, 40,02 gram karbohidrat, 7,22 gram protein, 46 mg kolesterol, 378 mg sodium, vitamin A 1%, kalsium 2% dan zat besi 13%. Data ini menunjukkan, kandungan kalori mi instan relatif normal, sehingga tidak memicu berat badan naik. Kekurangannya, mi instan rendah protein dan rendah serat. 

“Mi instan hampir sepenuhnya terbuat dari tepung,” ujar dr. Inge Permadhi, Sp GK, suatu kali. Bukan hal yang buruk untuk dikonsumsi. Namun, perlu ada tambahan zat gizi lain agar lebih seimbang. Makanan sehat harus seimbang. Ada karbohidrat, protein, lemak. Mi instan tinggi karbohidrat. “Perlu ditambahkan protein, lemak dan pendamping lainnya," katanya. 
 

Cara Mengolah Mi Instan agar Sehat Bergizi

Ada beberapa cara mengolah mi instan yang bisa kita lakukan agar lebih bergizi. Berikut ini dua di antaranya.

1. Tambahkan sayuran

Mi instan mengandung jenis karbohidrat yang mudah diserap tubuh dan cepat   meningkatkan kadar gula darah. Penyandang diabetes perlu hati-hati, antara lain cukup sesekali mengonsumsi mi instan dan dalam jumlah yang terbatas. Untuk meningkatkan vitamin, mineral dan serat, bisa ditambahkan sayuran. Sayuran apa saja. Sawi, brokoli, bayam, taoge atau tomat. Penambahan sayuran akan membuat masakan mi instan terasa lebih nikmat. 

2. Tambahkan protein

Tambahan telur, suwiran daging ayam atau daging cincang akan membuat menu mi instan lebih enak dan bergizi. Agar lebih sehat, suwiran ayam tidak menyertakan kulitnya dan daging cincang pilih yang tanpa lemak. Sebagai topping, ada yang menambahkan kornet, keju, sosis atau abon. 

Aman Mengonsumsi Mi Instan

Meski kita olah dengan tambahan sayur dan protein, bukan berarti bisa sebanyak-banyaknya mengonsumsi mi instan. Tetap ada beberapa "rambu" yang harus diperhatikan.

1. Jangan jadikan mi instan sebagai makanan pokok sehari-hari

Kandungan karbohidrat dan garam pada mi instan begitu tinggi; untuk itu konsumsinya perlu dibatasi. Selain itu, masih bKonsumsilah sebanyak mungkin ragam macam karbohidrat, agar nutrisi yang kita dapat makin ebragam. anyak sumber karbohidrat lain. Dan ketika memasak mi instan, sebisa-bisa kurangi bumbunya yang mengandung sodium dan MSG tinggi. 

2. Jangan jadikan mi instan sebagai lauk mendampingi nasi

Baik nasi maupun mi instan merupakan sumber karbohidrat, sehingga mengonsumsiya secara bersamaan tidaklah ebrfaedah, malah bisa membahayakan kadar gula darah. Untuk lauk, pilihlah makanan yang sumber protein, hewani maupun nabati.

3. Jadikan mi instan hanya sebagai makanan selingan

Ketika bosan makan menu rumahan, bolehlah makan mi instan. Atau ketika dalam kondisi darurat seperti saat camping atau dalam perjalanan

4. Jadikan mi instan hanya sebagai 'jajanan'

Ketika sedang ingin jajan atau berhepi-hepi - katakanlah sebulan sekali - boleh saja mendatangi rumah makan mi instan yang diolah khusus seperti digambarkan di atas.

5. Hindari porsi jumbo

Mi instan memang bikin 'nagih', hingga terkadang, satu porsi biasa dirasa kurang. Eits, sebaiknya jangan nambah ya. Satu porsi saja, dan hindari pula porsi jumbo. Cukup yang ukuran biasa.

Terpenting, konsumsilah mi instan dengan bijak agar kesehatan tidak terancam. Cara mengolah mi instan dengan tambahan sayur dan protein, adalah hal paling sederhana untuk membuat mi instan lebih bergizi. (sur)