Keberadaan peralatan medis canggih sangat diperlukan untuk menunjang perawatan pasien. Salah satunya adalah alat patient monitor, kita menjumpai alat ini terutama di ruang UGD atau IGD. Alat ini sangat penting untuk memantau tanda-tanda vital pasien.
Peran alat patient monitor sangat penting untuk mengetahui secara real time tanda-tanda vital pasien, seperti tekanan darah, detak jantung hingga saturasi oksigen dalam darah. Beberapa alat juga dilengkapi dengan parameter pengukur suhu tubuh, kedalaman anestesi (pembiusan) hingga cardiac output.
Kegunaan Patient monitoring pertama adalah sebagai alat untuk mengkaji keadaan terkini dari pasien, serta mengevaluasi pengaruh intervensi pasien tersebut.
Melansir laman GE Healthcare – salah satu produsen patient monitor –alat ini dimaksudkan untuk meningkatkan hasil klinis perawatan pasien antara lain bisa mencegah perawatan yang tidak diperlukan dengan memberi gambaran pasien yang lengkap, dan algoritme canggihnya mampu mendeteksi kemunduran pasien lebih awal.
Dr. Dedi Atila, SpAn, KIC, dari Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) menjelaskan, kebutuhan standar alat patient monitor setidaknya dilengkapi dengan 4 parameter: EKG (elektrokardiogram), pengukur tekanan darah, saturasi oksigen dan penilaian kadar CO2.
“Kalau monitor itu tidak lengkap, kita (tenaga kesehatan) sedikit buta kondisi pasien seperti apa. (Sebaliknya) kalau datanya lebih lengkap, kita lebih dini mengetahui bila ada masalah, lebih dini pula menanganinya,” terang dr. Dedi di sela-sela acara penandatanganan kerjasama antara GE HealthCare dan PERDATIN dalam program Continuing Medical Education penggunaan patient monitor, Rabu (13/9/2023).
“Kalau mau lebih baik lagi, kita menggunakan monitor yang bisa tahu kedalaman anestesinya (dalam pembiusan total). Kita bisa tahu bila biusnya terlalu dalam, di mana ini akan memperberat kerja jantung. Sedangkan jika kurang dalam pasien bisa bangun atau kesakitan,” dr. Dedi menambahkan.
Kebanyakan rumah sakit atau klinik menggunakan monitor jenis 5 parameter yang diletakan di UGD atau ICU, ruang operasi dan beberapa ruang perawatan. Sedangkan jenis patient monitor 7 parameter lebih sering ditemukan di ruang operasi besar, termasuk ruang persalinan dan pembedahan.
Presiden Direktur PT GE Operations Indonesia, Putty Kartika, mengatakan, “Patient monitor merupakan alat kesehatan terpenting di setiap ruangan pasien yang kondisinya kritis seperti ruang ICU dan UGD, sehingga penting untuk memastikan alat kesehatan dalam negeri memiliki kualitas sebaik alat kesehatan impor.”
“Kini, GE HealthCare telah memproduksi patient monitor yang andal, fleksible, dan terukur secara lokal dilengkapi dengan algoritma komprehensif yang setara dengan yang digunakan di fasilitas kesehatan di seluruh dunia.”
Membaca parameter dalam patient monitor
Mengetahui bagaimana membaca alat patient monitor diperlukan agar orang lain di sekitar pasien bisa segera mengetahui jika ada perburukan tanda vital tubuh.
1. EKG (elektrokardiogram)
Ini adalah parameter untuk memantau kerja jantung, termasuk aktivitas kelistrikannya. Secara terperinci alat ini menunjukkan denyut jantung, ritme jantung serta kekuatan sinyal listrik saat melewati masing-masing bagian jantung.
Parameter denyut jantung biasanya ditampilkan di bagian atas monitor, dengan kode ‘HR’ (heart rate) atau ‘PR’ (pulse rate). Orang dewasa normalnya memiliki detak jantung istirahat antara 60–100 bpm.
2. Tekanan darah
Mengukur tekanan darah pasien. Ditampilkan dengan kode ‘SYST’ atau ‘SYS’ untuk tekanan darah sistolik, dan ‘DIAS’ atau ‘DIA’ untuk tekanan darah diastolik. Tekanan darah normal adalah sekitar 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik (ditulis 120/80 mmHg).
3. Saturasi oksigen (SpO2)
Disebut juga parameter respirasi. Jika menunjukkan angka yang rendah, berarti kadar oksigen di dalam darah juga rendah. Saturasi oksigen yang normal yakni 95% atau lebih tinggi.
4. End tidal CO2
Menunjukkan kadar karbondioksida di sistem pernapasan. “Normalnya antara 35-45 mmHg. Kalau rendah sekali berarti alat yang dipasang tidak sampai ke paru, misalnya saat dipasang selang pernapasan. Atau jika terlalu tinggi apakah ada sumbatan,” terang dr. Dedi.
5. Laju pernapasan
Ditandai dengan ‘RR’ atau respiratori rate untuk melaporkan berapa kali dalam satu menit pasien bernapas. Nilai normal adalah antara 12 – 20 kali per menit.
6. Entropi
Mengukur aktivitas otak yang merupakan organ target untuk obat anestesi. Telah terbukti untuk mencerminkan tingkat anestesi yang berbeda. (jie)