Vitamin D merupakan salah satu mikronutrien penting baik untuk bayi, dewasa, ibu hamil dan menyusui hingga lansia. Kekurangan vitamin akan berhubungan dengan penurunan kualitas hidup dan meningkatkan berbagai risiko penyakit kronis.
Meskipun paparan sinar UV melimpah di Indonesia, faktanya sebagian besar kadar vitamin D masyarakat Indonesia masih rendah. WHO mencatat bahwa rata-rata kadar vitamin penduduk Indonesia hanya 17,2 ng/ml (nanogram per milliliter). Studi pada anak-anak di Indonesia – data dari South East Asian Nutrition Survey adalah lebih dari 94% anak Indonesia mengalami kekurangan Vitamin D.
American Association of Clinical Endocrinologist mengkategorikan 30-100 ng/ml sebagai kadar normal (cukup) Vitamin D baik pada dewasa maupun anak.
Vitamin D sangat penting karena membantu penyerapan kalsium, dan di antara fungsi lainnya, Vitamin D juga berperan penting dalam sistem imun dan pertumbuhan sel.
Berbagai penelitian menunjukkan manfaat vitamin D pada bayi, ibu hamil dan menyusui hingga lansia.
Mengurangi mengi pada bayi
Journal of the American Medical Association (JAMA) mencatat bayi prematur (lahir antara minggu ke 28 – 36) yang mendapat suplementasi vitamin D tiap hari berhubungan dengan berkurangnya risiko mengalami mengi. Bayi prematur umumnya memiliki risiko mengi berulang yang dapat menjadi faktor risiko untuk berkembang menjadi asma di kemudian hari.
Melansir Healthline, Dr. Anna Maria Hibbs, peneliti utama dan ahli neonatologi di University Hospitals Rainbow Babies & Children’s Hospital, mengatakan pemberian suplemen vitamin D 400 IU (international units) per hari hingga usia enam bulan dapat mengurangi kemungkinan anak mengalami mengi berulang. Riset dilakukan pada 300 bayi African-American yang lahir prematur antara 2013 hingga 2016.
Perlu dicatat, bayi bisa mendapatkan vitamin D melalui ASI, namun kadar yang diberikan dari ASI masih kurang dari kebutuhan bayi, sehingga American Academy of Paediatric (AAP) merekomendasikan bayi ASI untuk mendapatkan suplementasi Vitamin D sejak lahir dan rekomendasi vitamin D pada ibu menyusui dan ibu hamil lebih tinggi daripada wanita dewasa biasa.
Menurut Bruce Hollis, PhD, professor di Medical University of South Carolina, “ibu hamil yang mengonsumsi suplemen vitamin D 4.000 IU/hari dan 6.000 IU/hari untuk ibu menyusui akan mendapatkan manfaat signifikan,” ujarnya.
Asupan vitamin D untuk ibu hamil
Beberapa manfaat kecukupan Vitamin D pada ibu hamil adalah mencegah risiko komplikasi pada kehamilan misalnya preeklamsia, preterm birth, keguguran, berat badan bayi rendah sampai menunjang kognitif bayi lahir. Sehingga saat ini pemeriksaan kadar Vitamin D sangat direkomendasikan untuk ibu hamil agar pemberian Vitamin D menjadi lebih tepat dan akurat.
Dalam sebuah meta-analisa dari 24 studi klinis (dipublikasikan di JAMA Pediatrics) ditemukan bila ibu hamil mendapatkan asupan hingga 2000 IU vitamin D per hari akan berkurang risikonya melahirkan bayi dengan berat badan kurang. Riset yang melibatkan 5.405 partisipan ini juga menemukan bila risiko bayi lahir meninggal 65% lebih kecil.
Temuan ini sesuai dengan hasil studi lainnya di The Lancet Diabetes & Endocrinology bahwa di antara ibu yang berencana hamil setelah keguguran, mereka yang dengan kadar vitamin D cukup lebih mungkin untuk hamil dan memiliki kelahiran hidup, dibandingkan wanita dengan tingkat vitamin D yang tidak cukup.
Mengurangi kerentanan jatuh pada lansia
Penelitian di Brazil menambah panjang daftar manfaat vitamin D, kali ini pada lansia. Konsumsi vitamin D signifikan meningkatkan kekuatan otot dan mengurangi hilangnya massa otot pada wanita pascamenopause.
Mereka menemukan lansia yang mendapatkan suplemen vitamin D selama 9 bulan mengalami peningkatan massa otot hingga 25%. Sementara pada kelompok kontrol, rerata hilangnya massa otot sebanyak 6,8%, mereka juga dua kali lebih rentan untuk terjatuh. Riset ini dipresentasikan dalam pertemuan tahunan The North American Menopause Society (NAMS). (jie)