Di Indonesia, kasus positif COVID-19 pada usia 60 tahun ke atas sekitar 12%. “Memang cuma 12%, tapi angka kematiannya paling tinggi di kelompok ini. Yang berakhir pada gejala berat dan kematian mencapai 50%,” ungkap dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan. Inilah alasan krusial, mengapa orang lanjut usia atau lansia perlu divaksin COVID-19. Segera.
Dijelaskan lebih jauh oleh dr. Siti, ada beberapa faktor yang membuat lansia berisiko mengalami gejala berat hingga kematian. “Secara umum, kondisi klinis lansia mengalami kerentaan atau frailty,” ujarnya. Kerentaan adalah proses yang sejalan dengan usia, karena menurunnya kapasitas fungsi tubuh akibat proses penuaan. Tak hanya umur yang menua, tubuh pun demikian. Terjadi proses degenerasi, di mana organ-organ tubuh menua.
Muncullah berbahai penyakit, yang menjadi komorbid, terutama bila tidak terkontrol. Menurut dr. Siti, komorbid yang paling banyak yakni hipertensi, diikuti dengan diabetes. Komorbid lain misalnya gangguan jantung, dan gangguan ginjal kronis.
Penyakit dan berbagai kondisi lain yang membuat lansia tidak nyaman, bisa menjadi stressor, sehingga rentan jatuh sakit. “Begitu sakit, cepat sekali jatuh dalam kondisi berat dan harus dirawat, serta berisiko terhadap kematian,” lanjut dr. Siti, dalam diskusi virtual bertajuk Pentingnya Dukungan Keluarga dan Orang Terdekat dalam Mempercepat Program Vaksinasi COVID-19 untuk Lansia, Jumat (13/8/2021).
Risiko kesakitan dan kematian akibat COVID-19 pada lansia dengan komorbid penyakit ginjal lebih tinggi 14x daripada populasi umum. Bila dengan penyakti jantung angkanya 9x lipat, diabetes 8x lipat, dan hipertensi 6x lipat.
Lansia Penting Divaksin, tapi…
Kita sudah paham lansia penting divaksin COVID-19. Namun kenyataannya, jauh panggang dari api. Cakupan vaksinasi pada lansia dibandingkan target. Dari target 21,5 juta lansia yang seharusnya menerima vaksinasi, dan target dosis pertama selesai pada Juli lalu, hingga pertengahan Agustus baru 5 juta lansia yang mendapat vaksinasi COVID-19. “Masih banyak yang belum mau, atau masih ragu untuk divaksin,” sesal dr. Siti.
Sebagian berpikir bahwa umur mereka tak lama lagi, sehingga merasa tidak perlu divaksin, “Padahal selain berisiko untuk diri sendiri, mereka juga berisiko untuk cucu-cucu kalau tidak divaksin.”
Tips Mengajak Orangtua Vaksinasi
Memang, tak selalu mudah mengajak orangtua atau kakek-nenek untuk divaksin. “Dukungan keluarga sangat penting untuk mendorong vaksinasi pada lansia,” ujar dr. Siti. Kita perlu mengedukasi orang tua/kakek dan nenek bahwa lansia penting divaksin COVID-19. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendorong ibu, ayah, kakek, atau nenek divaksin.
1. Cari tempat yang dekat
“Umumnya lansia lebih suka tempat vaksinasi yang dekat rumah,” ujar dr. Siti. Bila memungkinkan, carilah sebtra vaksinasi yang terdekat dengan rumah. Lebih baik lagi bila tempat bisa dijangkau tanpa perlu kendaraan.
2. Dampingi
Luangkanlah waktu untuk mendampingi orang tua atau kakek nenek untuk vaksinasi. Ini akan membuat mereka merasa diperhatikan, dan mereka makin mantap untik divaksin.
3. Koordinasi dengan RT
Cara lain yang bisa ditempuh, berkoordinasi dengan RT atau RW, untuk memfasilitasi kelompok lansia mendapat vaksinasi. Petugas RT bisa membantu mendaftarkan vaksinasi, hingga menyediakan kendaraan, dan ikut mendampingi. “Lansia bisa lebih nyaman karena pergi bersama teman-teman yang sebaya,” jelas dr. Siti.
4. Sabar
Tentu, tetap harus sabar menjelaskan dengan bahasa yang sederhana mengapa lansia penting divaksin, dan pelan-pelan membujuk mereka untuk segera mendapat vaksinasi. “Jelaskan juga harus tetap menjalankan protokol kesehatan ketika divaksin, dan setelah vaksinasi,” lanjut dr. Siti. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Medical photo created by freepik - www.freepik.com