Salah satu masalah saat orang berpuasa adalah gangguan lambung, termasuk GERD. Perubahan pola makan bisa memicu naiknya asam lambung ke kerongkongan. Apa yang mesti dilakukan untuk mencegah GERD selama puasa?
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) merupakan gangguan akibat naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus). Orang kerap salah mengira GERD sebagai maag, atau bahkan serangan jantung.
Gejala utama yang dirasakan adalah rasa terbakar, kadang disertai pahit atau rasa eneg seperti mau muntah akibat asam lambung naik ke kerongkongan. Rasa terbakar umunya menyerang bagian belakang tulang dada.
Gejala khasnya berupa heartburn (nyeri terbakar di belakang dada) dan regurgitasi (naiknya cairan/asam lambung ke mulut) terutama setelah makan dan saat tidur. Dan nyeri menelan.
Dr. Cindy J. Pudjiadi, MS, SpGK dari RS Medistra, Jakarta menjelaskan banyak orang yang berpuasa tetapi tidak sahur, ini membuat lambung kosong dalam waktu yang sangat lama. Saat berbuka cenderung mengonsumsi makanan yang lemak tinggi.
Konsumsi makanan yang berlebih juga merupakan salah satu pemicu GERD. “Ini semua bisa berkontribusi sehingga menyebabkan asam lambung naik (berbalik ke kerongkongan),” ujar dr. Cindy.
Mencegah GERD
Salah satu penyebab GERD adalah pola hidup yang tidak teratur. Sehingga ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya:
- Aktivitas fisik teratur. Studi di Harvard menunjukkan aktivitas fisik teratur membantu metabolisme tubuh bekerja lebih baik dan optimal, sehingga asam lambung bisa bekerja normal.
- Menjaga berat badan. Riset Dr. Jesper Lagergren dari Intitute Karolinska, Stockholm mendapati 22% penderita GERD mengalami obesitas. Kegemukan meningkatkan risiko tekanan di lambung, sehingga makanan/asam lambung bisa naik ke kerongkongan.
- Sahur atau berbuka dalam porsi kecil. Produksi asam lambung akan bertambah bila kita sering telat makan. Selain itu makan dalam porsi besar pun bisa menyebabkan refluks isi lambung, yang akhirnya menyebabkan kekuatan dinding lambung menurun.
- Hindari makan sebelum tidur. Seyogyanya jangan kembali tidur setelah sahur. Atau hindari berbaring setelah makan dan tinggikan kepala saat tidur.
Obat terbaru
Biasanya GERD diobati dengan obat golongan PPI (proton pump inhibitor). Ini adalah salah satu jenis obat untuk mengatasi gangguan asam lambung. Jenisnya antara lain esomeprazole, lansoprazole, omeprazole, pantoprazole dan rabeprazole.
Selain golongan PPI, dikembangkan pula obat golongan P-CAB (Potassium-Competitive Acid Blocker; salah satunya Fexuprazan) yang secara reversibel menghambat pompa proton yang mengeluarkan asam lambung di dinding lambung.
Fexuprazan dalam uji klinisnya terbukti memiliki efek cepat bertahan lama, karena tidak memerlukan proses aktivasi, seperti PPI konvensional. Selain itu, berkat waktu paruhnya yang panjang, obat ini cepat meredakan gejala heartburn sejak tahap awal pemberian.
Dalam data klinis fase 3 yang diterbitkan oleh American Gastroenterological Association tahun lalu, Fexuprazan menunjukkan kesembuhan dari gejala heartburn pada pasien tiga kali lebih banyak daripada esomeprazole, ketika diberikan kepada pasien dengan gejala parah.
Jeon Sengho, CEO Daewoong Pharmaceutical (farmasi Korea Selatan yang memroduksi Fexuprazan) mengumumkan pada tanggal 28 Maret 2022 mereka telah mengajukan New Drug Application (NDA) untuk Fexuprazan, ke Indonesia, Filipina, dan Thailand.
Sebelumnya, di akhir Februari lalu, Daewoong Pharmaceutical telah mengajukan NDA ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
“Dimulai dengan penyerahan NDA ke tiga negara yang merupakan pasar inti ASEAN, dan peluncuran produk di Korea pada tahun 2022, kami berencana menyasar pasar global dengan cepat,” Jeon Sengho menegaskan. (jie)