Rasa gatal bisa sangat mengganggu, apalagi jika gatal terjadi di area yang sulit dijangkau, seperti di dalam lubang telinga. Telinga yang sering gatal disebabkan oleh beberapa hal, bahkan bisa menandakan penyakit tertentu.
Philip Chen, MD, FARS, associate professor otolaringologi dan rhinologi di University of Texas Health Science, Amerika Serikat, menjabarkan ada beberapa penyebab telinga sering gatal, dan bagaimana mengatasinya.
1. Membersihkan telinga berlebihan
Mungkin alasan ini terdengar aneh: telinga yang terlalu bersih bisa memicu telinga gatal.
Penyebabnya adalah “Kulit di rongga telinga memroduksi serumen (earwax),” terang dr. Chen, melansir Livestrong. “Zat lengket (lapisan lilin) ini penting untuk melindungi telinga dari trauma, kerusakan akibat air dan bahkan dari bakteri.”
Pembersihan yang berlebihan bisa menghilangkan lapisan pelindung ini, membuat mikroba lebih gampang masuk ke dalam. Ini juga dapat menyebabkan peradangan, terutama jika Anda secara tidak sengaja melukai kulit dan menyebabkan infeksi, dr. Chen menambahkan.
Iritasi memicu reaksi gatal di dalam rongga kuping. Sebagai informasi, serumen atau yang dianggap sebagai kotoran telinga biasanya akan keluar dengan sendirinya.
Jadi tidak disarankan memasukkan benda – seperti cotton bud – untuk membersihkan telinga. Sebagai gantinya, tepuk-tepuk telinga bagian luar dengan lembut dengan handuk setelah mandi.
2. Penumpukan serumen
Memang benar bila serumen bisa melindungi kanal telinga, tetapi lapisan lilin yang terlalu banyak (menumpuk) pun bisa menyebabkan telinga sering gatal.
Gejala lain dari penumpukan kotoran telinga yang berlebihan termasuk rasa sakit atau bau tak sedap dari telinga. Dan, telinga Anda mungkin terasa tersumbat.
“Untungnya ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghindari penumpukan earwax,” kata dr. Chen.
“Beberapa tetes hidrogen peroksida dapat memecah dan melunakkan lilin yang berlebihan,” yang kemudian bisa lebih mudah dikeluarkan oleh tubuh, imbuh dr. Chen.
Obat tetes untuk melunakkan kotoran telinga yang dijual di pasaran bisa membantu mengatasi penumpukan serumen.
Di sisi lain, hindari pemakaian kapas (yang secara tidak sengaja bisa mendorong kotoran lebih dalam ke telinga), benda tajam seperti jepit rambut (berisiko merobak kulit halus di dalam telinga) atau lilin telinga (yang bisa menyebabkan luka bakar), dr. Chen menyarankan.
3. Memiliki kondisi kulit yang mendasari
Seperti halnya bagian tubuh lain, lubang telinga ditutupi oleh kulit. Ini membuat kulit di telinga juga bisa mengalami masalahi seperti eksim atau psoriasis.
Masalah kulit ini akan menyebabkan telinga sering gatal dan memicu ruam.
“Jika Anda menduga masalah kulit adalah sumber telinga gatal, temui dokter kulit atau spesialis THT. Ada banyak obat untuk mengatasi masalah dermatologis seperti dermatitis (eksim) atau psoriasis, tetapi obat tersebut perlu disesuaikan per individu,” ujar dr. Chen.
4. Iritasi akibat pemakaian alat bantu dengar
Telinga gatal sering dialami oleh mereka yang memakai alat bantu dengar. Ada beberapa alasannya:
- Alat bantu dengar bisa menyebabkan penumpukan kotoran telinga.
- Alat bantu dengar adalah benda asing yang saat masuk ke dalam telinga bisa memicu sensasi gatal.
- Alat bantu dengar mungkin terbuat dari bahan yang bisa memicu alergi.
5. Infeksi telinga
Rasa gatal bisa menjadi gejala adanya infeksi di telinga bagian dalam, atau yang disebut otitis externa.
Otitis externa terjadi saat rongga telinga – dari lubang luar sampai gendang telinga – terinfeksi karena kelembaban berlebihan yang menumpuk di dalam telinga dan memicu pertumbuhan bakteri.
Infeksi ini lebih sering terjadi pada mereka yang menghabiskan banyak waktu di air, sehingga disebut juga ‘telinga perenang’. Tetapi tidak jarang dipicu akibat mengorek kuping, baik menggunakan benda atau jari.
Selain telinga gatal, otitis externa juga menyebabkan nyeri dan gangguan pendengaran. “Kondisi ini perlu ditangani oleh dokter, dengan pemberian obat tetes dan membersihkan lubang kuping,” dr. Chen menjelaskan.
Tidak disarankan membersihkan sendiri di rumah, karena berisiko menyebabkan trauma tambahan, yang justru memperburuk kondisi. (jie)
Baca juga: Gangguan Telinga Akibat Terlalu Sering Pakai Headset