Pandemi COVID-19 yang menghantam seluruh dunia picu kenaikan angka kehamilan yang tak direncanakan. Itu sebabnya penting untuk melakukan perencanaan kehamilan.
Pada studi internasional sebanyak 12 juta perempuan kehilangan akses terhadap kontrasepsi. Hal ini memicu kenaikan angka kehamilan yang tidak direncanakan sebanyak 1,4 juta perempuan di 112 negara.
“Sekitar 1,4 juta kehamilan yang tidak direncanakan terjadi selama pandemi virus corona. Pandemi menciptakan krisis yang menyebabkan hampir 12 juta wanita kehilangan akses ke kontrasepsi," tulis riset yang dimuat di The Independent.
Dr. Kardiana P. Dewi, SpKK, dari RS Pondok Indah – Puri Indah, Jakarta, menjelaskan perencanaan kehamilan sangat penting karena pandemi meningkatkan peluang kehamilan yang tidak direncanakan.
“Angka kehamilan selama pandemi yang begitu tinggi salah satunya dipicu oleh pelayanan KB yang terganggu,” tegasnya, dalam Webinar Kefarmasian Family Planning: Beauty Glow & Protection, Kamis (19/8/2021).
Idealnya setiap kehamilan harus direncanakan. Membutuhkan kesiapan jasmani, rohani (mental) dan finansial. Perlu kesiapan mental dan informasi, misalnya selama kehamilan harus ada pemeriksaan rutin, persiapan persalinan bayi, dll.
“Kalau baby-nya sudah lahir harus ada susu dan makanan untuk jangka panjang. Bukan hanya memiliki anak dan kemudian dibiarkan gede sendiri. Sekarang sudah tidak berlaku istilah banyak anak banyak rejeki. Sekarang banyak anak berarti banyak pengeluaran, kadang bahkan lebih besar dari pemasukannya,” urai dr. Dewi.
Mempersiapkan kehamilan penting untuk memberikan efek tumbuh kembang yang lebih baik bagi anak yang sudah ada. Dan meningkatkan kualitas keluarga secara keseluruhan.
Kontrasepsi penting untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Ada banyak pilihan metode kontrasepsi, tetapi secara umum digolongkan menjadi hormonal (pil, implan, IUD, patch, cincin) dan non hormonal (kondom, IUD non hormonal dan cervical cap).
“Metode kontrasepsi terbaik adalah yang rutin digunakan,” tegas dr. Dewi. “Namun yang paling banyak dipakai adalah pil KB. Bisa dibeli bebas, tanpa resep.”
Pil KB kombinasi
Pil KB mengandung hormon-hormon seperti estrogen, progesteron atau kombinasi estrogren – progesteron. Dalam satu kemasan pil KB kombinasi terdapat pil aktif (mengandung hormon) dan pil inaktif (tidak mengandung hormon) yang diminum dalam satu siklus dan berkelanjutan.
Cara kerja pil KB kombinasi adalah dengan menghambat indung telur (ovarium) melepaskan sel telur, menebalkan lapisan lendir di leher rahim sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Akhirnya, tidak terjadi kehamilan.
“Pil KB (apapun jenisnya), jika digunakan teratur dan sesuai petunjuk penggunaan, tingkat keberhasilan mencegah kehamilan hingga 99%,” dr. Dewi menerangkan. “Untuk memudahkan mengingat dan meningkatkan kepatuhan, dianjurkan untuk minum pil KB pada jam yang sama setiap harinya. Jika lupa meminumnya, segera minum ketika teringat.”
Mempercantik kulit
Dalam kesempatan yang sama, apt. Ronny Syamson, S.Farm, dari DKT Indonesia, menjelaskan ada beberapa keluhan terkait penggunaan pil KB. Keluhan yang dirasa paling mengganggu sebagian besar terkait dengan mestruasi, seperti haid menjadi tidak teratur.
“Ada keluhan yang berhubungan dengan kecantikan seperti kenaikan berat badan, wajah kusam dan berjerawat. Atau mual dan sakit kepala, kelelahan dan nyeri tubuh lainnya,” kata Ronny.
Selain itu, beberapa wanita mengalami peningkatan kadar hormon androgen (hiperandrogen). Gejalanya berupa kulit berminyak, jerawat dan pertumbuhan rambut tidak normal – di atas bibir, dagu, dada atau perut bawah - pada wanita (hisutisme).
Salah satu jenis pil KB kombinasi mengandung cyproterone acetate (CPA; progesteron sintetis). Hormon sintetis yang bekerja secara kompetitif menduduki reseptor androgen, sehingga menurunkan kadar androgen bebas, mengurangi produksi minyak pada kulit dan mencegah jerawat.
“CPA dikombinasikan dengan ethinylestradiol (estrogen sintetis) pada kontrasepsi oral dengan dosis 2-100 mg per hari. Terdapat perbaikan 75-90% wanita yang berjerawat dengan dosis tersebut.”
“Sejumlah studi klinis menunjukkan bahwa kontrasepsi oral (pil KB) efektif untuk terapi akne (jerawat) pada wanita dan biasanya terlihat pada bulan ketiga dan keenam,” terang Ronny.
Riset J. Biltzer dan A. Lopes da Silva di The European Journal of Contraception & Reproductive Health Care (2017) menyatakan penggunaan CPA dan ethinylestradiol secara teratur efektif untuk mengobati jerawat parah dan hirsutisme pada wanita.
Selain itu, manfaat tambahan kedua hormon kombinasi tersebut mampu untuk mengontrol siklus menstruasi. (jie)
_______________________________________________________
Ilustrasi: People photo created by jcomp - www.freepik.com