Jika Anda kerap mengalami mabuk perjalanan, bepergian dengan berbagai jenis kendaraan bisa menjadi sulit. Gejala pusing, mual bahkan muntah bisa terjadi kapan saja. Tidak sepenuhnya jelas mengapa orang bisa membaca dan bermain game di ponsel selama perjalanan, sementara orang lain berusaha tidak mabuk.
Juga tidak jelas kenapa seseorang bisa mengalami mabuk laut sementara dengan jenis transportasi lain tidak. Tetapi ada beberapa teori yang bisa menjelaskannya.
Teori pertama, menurut Dr. Saima Rajasingam, ahli audiology dan pengajar di Anglia Ruskin University, London (Inggris), adalah konflik sensori. Penyebab utama mabuk perjalanan menurut teori ini ada di sistem keseimbangan kita.
“Keseimbangan tidak dipertahankan hanya oleh satu organ sensorik. Sebaliknya, menggabungkan apa yang kita lihat dan rasakan, dengan informasi dari organ keseimbangan di telinga bagian dalam yang membantu sistem keseimbangan kita bekerja tepat di mana kita berada,” ujar Dr. Rajasingam, melansir The Conversation.
Ia melanjutkan, jika informasi di mata, telinga bagian dalam dan indera peraba tidak cocok, itu akan membuat kita merasa tidak seimbang atau goyah. Mabuk perjalanan terjadi akibat ketidakcocokan informasi dari indera tersebut – antara mata dan telinga dalam yang memberitahu kita bergerak, meskipun sebenarnya duduk diam.
Teori ini adalah yang paling banyak dipakai untuk menjelaskan mekanisme terjadinya mabuk perjalanan. Pendapat lainnya – yang masih terkait – menunjukkan bahwa itu semua tergantung pada postur pengendalian.
Menurut teori ini, mabuk perjalanan tidak terjadi hanya karena ketidakcocokan informasi sensorik. Melainkan, ketidakmampuan kita untuk menyesuaikan postur kita untuk mengurangi ketidakcocokan informasi sensorik tersebut. Ini yang membuat kita merasa mual.
“Meskipun ini masuk akal, terutama karena kita tidak selalu dapat bergerak saat bepergian, tidak banyak bukti yang mendukung teori ini,” Dr. Rajasingam menjelaskan.
Tidak ada penyebab tunggal
Mabuk perjalanan mempengaruhi orang dengan cara berbeda-beda, dan tidak ada penyebab tunggal kenapa seseorang lebih kerap mengalami mabuk perjalanan, dibanding orang lain.
Tetapi perbedaan seberapa baik penglihatan dan sistem keseimbangan bekerja akan mempengaruhi bagaimana perasaan mereka di berbagai jenis kendaraan. Gangguan tertentu, termasuk migrain dan penyakit telinga bagian dalam, meningkatkan kemungkinan mengalami mabuk perjalanan.
Jenis kendaraan yang digunakan juga memengaruhi terjadinya mabuk perjalanan. Secara umum, Dr. Rajasingam menjelaskan, faktor apa pun yang meningkatkan ketidakcocokan antara masing-masing indera yang berkontribusi pada sistem keseimbangan akan meningkatkan risiko mabuk perjalanan.
Semakin lama pengalaman berlangsung dan semakin besar gerakan, semakin buruk gejalanya. Misalnya, bepergian dengan perahu kecil saat gelombang tinggi selama lebih dari delapan jam akan menyebabkan gejala yang cukup parah, sedangkan perjalanan kereta selama satu jam mungkin tidak banyak berpengaruh.
Banyak orang juga melaporkan mengalami mabuk perjalanan saat menjadi penumpang – bukan saat mengemudikan kendaraan. Ini mungkin karena saat menjadi pengemudi, kita jauh lebih baik dalam mengantisipasi gerakan kendaraan dan menggerakkan tubuh mereka sesuai dengan gerakan kendaraan.
Mabuk tayangan virtual
Dr. Rajasingam melanjutkan, bahwa mabuk perjalanan juga tidak terbatas pada ‘dunia nyata’, seseorang juga bisa merasakan mual akibat lingkungan virtual, seringkali saat bermain game. Ini mungkin terjadi karena konflik sensorik melihat lingkungan bergerak di layar gawai, sementara tubuh tetap diam.
Jika Anda adalah seseorang yang kerap menderita mabuk perjalanan, hal terbaik yang harus dilakukan adalah mencoba mengurangi ketidaksesuaian informasi sensorik saat berada di dalam kendaraan.
“Jadi hindari membaca di dalam mobil – karena ini menyebabkan ketidaksesuaian antara apa yang kita lihat dan apa yang kita rasakan – dan cobalah untuk melihat ke luar jendela,” sarannya.
Cara lainnya, dengan tidak makan berat sebelum bepergian, membuka jendela agar udara luar masuk, dan berhenti secara teratur (bila memungkinkan).
Tetapi bila cara ini tidak cukup ampuh, “Obat anti mabuk perjalanan dapat membantu. Ini mengurangi aktivitas dalam sistem keseimbangan otak, atau mengurangi jumlah sinyal yang akan dikirim otak ke usus, yang akan membantu menghentikan mual dan muntah,” tutup Dr. Rajasingam. (jie)