Mampukah meminum satu pil yang mengandung bakteri probiotik membantu membasi sel kanker? Riset terbaru menjawab, dan memberikan harapan baru.
Yogurt merupakan salah satu makanan yang terkenal sebagai sumber bakteri baik, alias probiotik. Telah banyak penelitian yang menyatakan manfaat konsumsi probiotik.
Salah satunya dalam panduan NHS (National Health Service) di Inggris dinyatakan bahwa probiotik mampu mencegah diare akibat konsumsi antibiotik, dan mampu meringankan gejala gangguan pencernaan (irritable bowel syndrome/IBS). Riset lain menyatakan manfaat probiotik pada kasus eksim kulit.
Para ahli sepakat bahwa semakin banyak variasi bakteri baik dalam usus – yang berasal dari makanan-semakin efektif sistem imun bekerja. Berdasarkan teori tersebut, peneliti menganggap probiotik bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan efek terapi kanker.
Peneliti dari 4D Pharma Plc dan para ahli onkologi di University College London memberikan Enterococcus gallinarum (salah satu strain probiotik) pada 120 pasien kanker prostat, payudara, kandung kemih, ginjal dan kanker paru.
Bakteri probiotik tersebut banyak ditemukan di usus dan makanan, seperti keju dan buah zaitun. Dalam bentuk obat yang diformulasikan dari sampel di usus sehat disebut MRx0518.
Peneliti mengatakan bahwa bakteri E. gallinarum mampu menstimulasi tubuh untuk memroduksi sel imun khusus yang akan menyerang sel kanker.
MRx0518 adalah obat yang dikembangkan obat imunoterapi untuk kanker. Ia bekerja meningkatkan kemampuan sistem imun pasien kanker untuk melawan dan menghancurkan sel-sel kanker.
Beberapa obat imunoterapi seperti pembrolizumab diketahui bermanfaat untuk melanoma, kanker paru, kanker ginjal, sampai kanker kelenjar getah bening.
Walau pembrolizumab dinyatakan sukses, pada beberapa kasus sistem imun pasien tidak merespon pengobatan dengan efektif, atau hanya terstimulasi dalam periode waktu yang terbatas sebelum akhirnya manfaatnya berkurang dan sel kanker kembali muncul.
Di sini lah obat probiotik berperan, yakni dengan meningkatkan efek terapi. Pasien akan diberikan terapi probiotik sejak ia terdiagnosa kanker sampai melakukan bedah pengangkatan tumor.
Biopsi digunakan melihat dan membandingkan seberapa besar ukuran tumor menyusut, atau tidak menyusut. Peneliti juga melihat apakah pil probiotik mampu mengaktifkan kembali efek pembrolizumab yang semula sudah berkurang.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science (2017) ini melaporkan bahwa pasien melanoma yang memiliki bakteri probiotik yang lebih beragam mendapatkan keberhasilan terapi kanker paling tinggi. (jie)