Keluhan sembelit (konstipasi) dan wasir banyak dialami oleh ibu setelah melahirkan. Sembelit adalah kondisi sulit buang air besar (BAB) atau tidak sama sekali, atau tidak tuntas, dengan frekuensi BAB <3x/minggu. Feses/tinja pun keras dan kering, sehingga bisa terasa sakit saat dikeluarkan. Adapun wasir atau ambeien adalah tonjolan pada lubang anus, akibat pelebaran pembuluh darah di area tersebut.
Pemicu Sembelit dan Wasir Pasca Melahirkan
Ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko sembelit dan wasir pada ibu pasca melahirkan. Antara lain aktivitas fisik yang rendah, penyerapan air yang terjadi selama kehamilan, tekanan pada panggul dan intra abdomen akibat pembesaran rahim, dan suplementasi zat besi. “Selain itu juga terjadi peningkatan hormon progesteron, yang membuat otot-otot usus menjadi lebih rileks sehingga proses pencernaan dan pembuangan berjalan lebih lambat,” terang Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp.GK.
Hal-hal di atas adalah kondisi yang tidak bisa dihindari saat hamil, dan pada akhirnya bisa memicu wasir setelah melahirkan. Namun ada satu faktor risiko lain, yang bisa dicegah/dihindari, yaitu obesitas. Panduan nutrisi untuk mencegah obesitas saat hamil bisa dibaca di sini.
Untuk menghindari obesitas pasca melahirkan, Dr. dr. Luciana mengingatkan ibu menyusui untuk memperhatikan pola makan. Rerata kebutuhan perempuan dewasa dengan IMT (indeks massa tubuh) normal yaitu 1.800 kkal/hari. “Saat menyusui, ada tambahan kebutuhan energi sebesar 330 kkal/hari selama 6 bulan pertama, dan 400 kkal selama 6 bulan berikutnya,” jelas Dr. dr. Luciana, dalam webinar kesehatan untuk bidan bertajuk Manfaat Probiotik Mencegah dan Mengatasi Sembelit dan Wasir Pasca Melahirkan, Kamis (12/5/2022).
Tambahan 330 kkal setara dengan 2 gelas susu ditambah 1 porsi buah, atau 1 gelas susu ditambah 1 porsi lauk dan 1 porsi buah. “Untuk 440 kkal, itu setara dengan 2 gelas susu ditambah 2 porsi buah, atau 1 gelas susu ditambah 1 porsi lauk dan 2 porsi buah. Jangan lupa asupan air yang cukup, karena produksi ASI membutuhkan banyak air,” lanjut Dr. dr. Luciana. Pada 6 bulan pertama, ibu memerlukan tambahan air 800 ml, dan pada 6 bulan berikutnya 650 ml air.
Peranan Probiotik
Penelitian menemukan bahwa obesitas saat hamil bisa meningkatkan risiko terjadinya siklus obesitas antar generasi. “Menurut penelitian, suplementasi prebiotik dan probiotik membantu mengatasi obesitas,” terang Dr. dr. Luciana.
Penelitian juga telah menemukan manfaat probiotik untuk mencegah/mengatasi sembelit dan wasir pasca melahirkan. Misalnya pada penelitian yang dilakukan di Eropa, terhadap 40 ibu melahirkan. Ibu-ibu tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Selama enam minggu, satu kelompok mendapat suplemen probiotik dengan kandungan L. casei Shirota strain, dan kelompok lain mendapat plasebo (obat kosong) berupa susu fermentasi tanpa kandungan probiotik.
“Hasil penelitian Sakai, dkk memperlihatkan bahwa skor sembelit lebih rendah pada ibu yang mendapatkan probiotik. Dari keluhan rendah di 2 minggu pertama, jadi hampir tidak ada keluhan di akhir minggu 6,” jelas Ni Putu Desy Aryantini, S.KM, M.AFH, Ph.D dalam kesempatan yang sama. Disimpulkan dalam penelitian tersebut L. casei Shirota strain mampu menurunkan kejadian sembelit pada ibu setelah melahirkan.
Untuk wasir pun hasilnya serupa. “Kejadian wasir lebih banyak pada kelompok plasebo. Sejak minggu 4, terlihat hanya 1 orang yang mengalami wasir pada kelompok L. casei Shirota strain, dan di akhir penelitian hampir tidak ada lagi yang mengalami wasir pada kelompok tersebut,” papar Desy.
Probiotik bisa mencegah sembelit dengan beberapa cara. Di usus, probiotik akan merangsang pertumbuhan bakteri-bakteri baik lainnya, sehingga terjadi keseimbangan mikrobioma usus. Bakteri-bakteri baik ini lalu akan berkompetisi dengan bakteri jahat dalam memperebutkan makanan, serta mencegah bakteri jahat menempel di usus.
Bakteri baik juga memfermentasi serat, dan menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA). “SCFA akan menstimulasi gerakan usus, dan mempertahankan mukosa usus, membuat feses lebih lunak sehingga mudah dikeluarkan,” jelas Desy.
Produk probiotik umumnya mengandung bakteri asam laktat seperti Lactobacillus dan Bifidobacteria. “Banyak makanan di sekitar kita yang mengandung bakteri bermanfaat tersebut. Namun untuk bisa disebut sebagai probiotik, harus melewati seleksi yang ketat,” imbuh Desy.
Antara lain harus tahan terhadap asam lambung dan garam empedu sehingga bisa mencapai usus dalam keadaan hidup, terbukti aman, dan terbukti memberi manfaat kesehatan. Misalnya Yakult, yang mengandung >6,5 milyar L. casei Shirota strain hidup. (nid)
___________________________________________________
Ilustrasi: <a href='https://www.freepik.com/photos/period-pain'>Period pain photo created by jcomp - www.freepik.com</a>