Hubungan merokok dengan COVID-19 memang nano-nano. Secara umum kita sudah paham bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan saluran napas dan tubuh secara umum, sehingga bisa memperburuk kondisi ketika kena COVID-19. Namun ternyata penelitian menemukan bahwa merokok ternyata bisa mencegah COVID-19. Mana yang benar?
Salah satu studi yang menemukan pengaruh positif rokok terhadap COVID-19 yaitu sebuah studi kohort retrospektif skala besar yang dipublikasi di jurnal ilmiah Nicotine & Tobacco Research. Penelitian dilakukan terhadap 1.688 kru dalam sebuah kapal laut. Ditemukan bahwa risiko terkena COVID-19 lebih rendah pada mereka yang merokok (71%) dibandingkan mereka yang tidak merokok atau sudah tidak merokok (80%). Namun peneliti dalam studi tersebut menekankan, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak nikotin terhadap infeksi COVID-19, dan merokok sebaiknya tidak dianggap sebagai cara yang efektif untuk melindungi dari COVID-19.
Penelitian lain menemukan bahwa kemungkinan nikotin menghalangi reseptor ACE2, sehingga bisa mencegah virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masuk ke sel. Juga ada hipotesis bahwa nikotin mungkin melindungi dari respons inflamasi yang berlebihan terhadap infeksi SARS-CoV-2. Namun sekali lagi para peneliti menegaskan bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut, karena semua ini masih bersifat dugaan.
Hubungan Merokok dengan COVID-19 Lebih Banyak Negatifnya
Dr. Adam Prabata dalam akun Instagramnya (@adamprabata) juga menyoroti hubungan merokok dengan COVID-19. Dalam unggahannya ia menyebut bahwa merokok = komorbid. “CDC menyatakan bahwa orang yang masih atau pernah merokok termasuk kelompok orang-orang yang lebih besar risikonya untuk mengalami sakit berat bila terkena COVID-19”, tulisnya.
Ia juga memaparkan bahwa perokok berisiko +2,48 kali lebih tinggi mengalami kondisi yang lebih berat bila terkena COVID-19, dan berisiko +2,58 kali lebih tinggi terhadap kematian akibat COVID-19. Ini sejalan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia WHO dalam lamannya, yang menyebut bahwa perokok menghadapi risiko 40-50% lebih tinggi untuk mengalami penyakit berat dan kematian akibat COVID-19.
Ada 3 poin yang diungkapkan oleh dr. Adam terkait hubungan merokok dengan COVID-19. Yaitu: (1) menurunkan imunitas terhadap infeksi saluran napas; (2) terdapat kerusakan paru akibat rokok sehingga lebih rentan terhadap COVID-19; (3) rokok berhubungan dengan penyakit yang menjadi komorbid COVID-19 (diabetes, penyakit paru, penyakit jantung, dll).
Pernyataan senada diungkapkan oleh WHO. Menurut WHO, “COVID-19 adalah penyakit infeksi yang utamanya menyerang paru. Sementara itu, merokok mengurangi fungsi paru sehingga akan lebih sulit bagi tubuh untuk memerangi coronavirus dan penyakit lainnya. Tembakau juga merupakan faktor risiko utama untuk penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan dan diabetes, yang membuat orang dengan kondisi tersebut berisiko lebih tinggi mengalami penyakit berat ketika terkena COVID-19.” WHO dengan tegas mendorong orang untuk berhenti merokok, demi mengurangi risiko mengalami COVID-19 berat.
Vape Tidak Lebih Baik
Sebagian orang masih beranggapan, vape lebih baik ketimbang rokok, meski bukti-bukti ilmiah menunjukkan sebaliknya. Terkait COVID-19, menurut dr. Adam, “Orang yang menggunakan vape atau elektrik memiliki risiko lebih tinggi terkena COVID-19.” Menurutnya, risiko ini diduga terjadi karena vape dapat menurunkan imunitas terhadap infeksi saluran napas, dan vape dapat mengiritasi bahkan merusak sel-sel di paru.
Berdasarkan pemaparan di atas, bisa kita simpulkan bahwa hubungan merokok dengan COVID-19 lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Banyak cara yang lebih efektif untuk menghindari COVID-19 daripada tembakau. Misalnya melakukan protokol kesehatan ketat 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan), melakukan vaksinasi COVID-19, serta meningkatkan imuntias tubuh dengan mengonsumsi makanan bernutrisi dan berolahraga teratur. Berhenti merokok tampaknya pilihan yang lebih bijak, dan hindari pula vape untuk menggantikan rokok karena risikonya sama saja. (nid)
Baca juga: Merokok Tingkatkan Risiko Infeksi COVID-19, Kenapa?
____________________________________________
Ilustrasi: Background photo created by Waewkidja - www.freepik.com