Air kelapa muda menjadi populer belakangan ini, seturut beredarnya kabar dan kesaksian masyarakat bahwa mengonsumsinya bisa membantu menyembuhkan orang yang positif COVID-19. Tak ayal banyak warga yang kemudian mencari air kelapa muda, baik yang langsung dari buahnya atau yang dijual dalam kemasan. Akibatnya, harga buah kelapa di beberapa daerah naik pesat.
Kabar mengenai khasiat air kelapa muda yang bisa disebut bisa membasmi COVID-19 tersebut telah dibantah oleh berbagai pakar medis, juga Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19. Mereka mengakui bahwa air kelapa memang mengandung zat-zat yang bisa menyehatkan tubuh, tetapi belum terbukti secara ilmiah bisa mengatasi virus penyebab COVID-19.
Menurut dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, dokter spesialis gizi klinis RS Pondok Indah, Jakarta, kandungan nutrisi pada air kelapa mungkin saja bisa meningkatkan imunitas, tetapi hingga kini belum ada bukti ilmiah bahwa air kelapa mampu berfungsi sebagai obat, apalagi obat COVID-19.
“Jika penderita COVID-19 merasa lebih baik, sebenarnya itu sesuatu yang bersifat subyektif dan kita harus melihatnya secara komprehensif,” terang dr. Juwalita.
Pertama, kemungkinan memang orang ini sudah menjalankan pengobatan yang dianjurkan. Tidak selalu pengobatan itu bersifat spesifik terhadap COVID-19, tetapi mungkin diberikan juga obat-obatan yang sifatnya suportif oleh dokter.
“Kemudian yang kedua, mereka sudah menjalani diet seimbang yang sifatnya memang mendukung penyembuhan,” imbuhnya.
Air kelapa telah lama dikenal tinggi nutrisi, juga dianggap sebagai cairan infus alami. Secara makronutrien, maka sebagian besar bentuknya adalah karbohidrat.
Dr. Juwalita menjelaskan 94% kandungan air kelapa adalah air; 5% karbohidrat dalam bentuk glukosa dan fruktosa; sekitar 0,02% protein; dan sebagian kecil sekali lemak.
Sedangkan kandungan mikronutrien (zat gizi mikro) yang menonjol antara lain vitamin B1, B2, B3, B5, B6, B7, dan B9 (asam folat). “Ternyata vitamin B, terutama B6 dan folat memang sangat berperan pada sistem imun secara keseluruhan," tutur dr. Juwalita.
Selain itu, vitamin B itu memang banyak terlibat dalam seluruh proses enzimatik di dalam tubuh. Sehingga reaksi kimia di dalam tubuh itu banyak didukung oleh vitamin B.
Sugesti positif
Air kelapa juga memiliki kadar elektrolit yang cukup tinggi, karena mengandung kalium dan magnesium. Kedua unsur tersebut ini baik untuk mengontrol tekanan darah dan kesehatan jantung.
“Kemungkinan juga konsumsi air kelapa bisa memberi sugesti positif dan memberi dampak baik pada orang yang mengonsumsinya. Kunci untuk memperoleh kondisi tubuh yang sehat, selain menjaga fisik, juga harus menjaga keseimbangan pikiran. Jadi dengan afirmasi positif bahwa kita akan sembuh dan kita akan sehat, itu juga akan mendukung kita menjadi lebih sehat,” kata dr. Juwalita.
Terkait manfaat kesehatan air kelapa, sebuah penelitian yang dilakukan Manisha DebMandal, dkk, dari KPC Medical College and Hospital, Kolkata India menemukan bahwa air kelapa bisa mempercepat penyerapan obat dan mempermudah obat mencapai tingkat konsentrasi puncak dalam darah karena efek elektrolit yang dimilikinya.
Dalam laporan mereka - diterbitkan di Asian Pacific Journal of Tropical Medicine – dijelaskan bahwa air kelapa memiliki kandungan asam amino bebas, L-arginine, yang dapat mengurangi radikal bebas, dan mengandung vitamin C yang mengurangi peroksidasi lipid.
Selain itu, air kelapa memiliki efek pelindung jantung pada kejadian myocardial infarction (serangan jantung) karena kaya akan ion mineral, terutama potassium.
“Kebiasaan mengonsumsi air kelapa ini sebenarnya hal positif. Banyak sekali bahan alam yang bermanfaat untuk kesehatan kita. Tetapi perlu diingat juga, tidak ada satu jenis makanan pun yang lebih unggul daripada makanan lainnya.”
“Ketika mengonsumsi makanan dan minuman, kita harus tahu tujuan kita apa, kita mau memenuhi nutrisi mana. Jika kita mau memenuhi kebutuhan vitamin B, misalnya. Air Kelapa bisa jadi alternatif, tetapi bisa juga mencari alternatif lain.”
“Tetapi memang kebiasaan konsumsi air kelapa ini boleh-boleh saja, asalkan kita tetap menjaga variasi makanan kita, karena prinsip nutrisi seimbang adalah kita dapat menjaga variasi makanan kita sehingga seluruh kebutuhan makronutrien dan mikronutrien dapat tercapai,” pungkas dr. Juwalita. (jie)