Menerapkan diet vegan – jangan salah arti dengan vegetarian - setidaknya dalam 3 bulan membantu menurunkan berat badan pada mereka yang gemuk atau penderita diabetes melitus tipe 2 (DM2). Tetapi hanya sedikit mempengaruhi kadar HbA1C, penelitian terbaru menyimpulkan.
Pun juga pada tekanan darah, trigliserida dan kadar kolesterol baik (HDL), tidak ada pengaruhnya. Penurunan rerata nilai HbA1C yang terpantau hanya 0,18 %, dan ada sedikit pengurangan total kolesterol dan kolesterol jahat (LDL).
HbA1C adalah nilai rata-rata kadar gula darah dalam tiga bulan. Biasanya pengukuran HbA1C digunakan untuk memantau terapi diabetes. Gula darah penderita diabetes terkontrol atau tidak.
Studi ini membandingkan berbagai penelitian yang meneliti diet vegan versus pola makan normal, atau diet rendah kalori lainnya. “Menunjukkan bahwa mengikuti diet vegan selama setidaknya 12 minggu dapat menurunkan berat badan yang secara klinis bermakna. Dan dapat digunakan dalam pengelolaan kelebihan berat badan dan diabetes tipe 2,” kata Anne-Ditte Termannsen, PhD, dalam pertemuan tahunan European Congress on Obesity (ECO), 5 Mei 2022.
Diet vegan berpengaruh besar pada penurunan berat badan karena “berhubungan dengan pengurangan asupan kalori, akibat rendahnya asupan lemak dan tingginya konsumsi serat,” ujar Termannsen melansir Medscape.
Selain itu juga diketahui bila diet vegan yang melibatkan konsumsi sayuran dan buah yang beraneka ragam lebih kaya antioksidan. Tetapi Janet Cade, PhD, dari Nutritional Epidemiology Group di University of Leeds, Inggris, memperingatkan masih dibutuhkan data jangka panjang terkait diet vegan.
“Ada hubungan dengan kesehatan tulang yang lebih buruk dan osteoporosis pada orang yang menerapkan diet vegan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, pola makan vegan sama sekali tidak mengonsumsi produk hewani dan turunannya. Ini sedikit berbeda dengan diet vegetarian yang sebagian penganutnya masih mengonsumsi telur dan susu.
Diet vegan vs diet lain
Termannsen dan tim bermaksud untuk melihat faktor risiko kardiometabolik pada orang gemuk atau penderita diabetes tipe 2 yang menerapkan diet vegan. Partisipan terdiri dari mereka dengan IMT > 25 km/m2 (kelebihan berat badan), prediabetes atau DM2.
Secara acak peserta mengikuti diet vegan setidaknya dalam 12 minggu, pola makan normal (tanpa ada perubahan/pembatasan energi), diet mediterania, dan sejumlah diet diabetes yang berbeda.
Sebanyak 11 riset dimasukkan dalam meta-analisa ini, melibatkan 796 peserta. Dibandingkan dengan diet kontrol, mereka yang menjalani diet vegan kehilangan rata-rata 4,1 kg. Indeks massa tubuh (IMT) berkurang 1,38 km/m2. Tetapi total kolesterol dan LDL kolesterol hanya turun 0,30 mmol/L dan 0,24 mmol/L.
Analisa lanjutan menemukan penurunan berat badan dan IMT yang lebih banyak saat diet vegan dibandingkan dengan subyek yang menerapkan pola makan normal, yakni rata-rata penurunannya sebanyak 7,4 kg.
Saat dibandingkan dengan jenis diet lainnya, penurunan berat badan sebanyak 2,6 kg dan IMT sebesar 0,87 km/m2.
Mengakui kekurangan diet vegan, Termannsen mengatakan bahwa mengikuti pola makan vegan membutuhkan perencanaan yang baik untuk memastikan kecukupan nutrisi dan menghindari kurang gizi.
Dari penelitian tersebut bisa disimpulkan diet vegan bermanfaat untuk orang gemuk dan penderita diabetes yang ingin turun berat badan. (jie)