Ada 1.808 kematian akibat COVID-19, pada hari Sabtu 31 Juli 2021. Ini data yang diperoleh Kementerian Kesehatan sampai pukul 12.00. Jumlah kematian di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DKI Jakarta yang tertinggi; angkanya masing-masing 316 jiwa, 328 jiwa, dan 251 jiwa.
Yang mengejutkan, menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, “Sebanyak 94% kematian akibat COVID-19, terjadi karena yang bersangkutan belum divaksinasi.” Cerita duka karena ada kerabat yang meninggal akibat COVID-19, memang masih berkelanjutan. Seorang warga Jakarta diberi tahu ibundanya meninggal di Surabaya, karena terinfeksi virus ini. Setiba di Surabaya, ia tidak bisa melihat wajah ibundanya untuk terakhir kali. Ia bahkan tidak diperkenankan masuk rumah, karena sang ayah juga terpapar virus.
“Saya terpaksa menginap di hotel,” katanya. “Sedih sekali.” Beberapa hari di Surabaya, ia kembali ke Jakarta. Belum sempat istirahat, ia dikabari bahwa ayahandanya meninggal. Hari itu juga ia kembali ke Surabaya. Kisah pilu lain, di lingkungan sebuah RW di Jakarta Timur, seorang ibu dibawa ke rumah sakit karena batuk dan napas sengal-sengal. Setelah dinyatakan “negatif”, ibu ini pulang ke rumah. Ia hampir pingsan ketika dikabari bahwa suaminya meninggal di hari kelima ia dirawat di rumah sakit. Padahal, sang suami tidak menampakkan gejala apa-apa sewaktu isterinya dibawa ke RS.
Pihak keluarga sengaja tidak memberi tahu isteri yang masih dirawat bahwa suaminya meninggal, takut schock dan sakitnya tambah parah. Bisa dibayangkan, betapa dalam duka sang isteri. Berhari-hari ia mengurung diri di rumah. Tidak mau diajak bicara, menolak makan minum mandi sampai berat badannya menyusut drastik. “Saya sudah nggak semangat. Rasanya ingin segera menyusul suami,” katanya. Dua bulan kemudian, setelah dibujuk-bujuk dan disemangati, baru dia mau membuka tokonya kembali, yang antara lain menjual beras dan air mineral galon. Seperti kedua orangtua yang meninggal di Surabaya, pasangan suami istri belum sempat divaksin.
“Vaksinasi akan memunculkan respons imun tubuh,” kata Wamenkes Dante saat acara Vaksinasi Kadin Indonesia Bersama TNI Polri, dan disiarkan di kanal YouTube Kadin Indonesia, Minggu, 25 Juli 2021. “Vaksinasi seperti yang diselenggarakan Kadin, penting artinya dalam ikut memerangi pandemi COVID-19.” Seperti diketahui, vaksinasi bagi karyawan yang bekerja di perusahaan swasta anggota Kadin disebut vaksinasi mandiri, karena semua biayanya ditanggung perusahaan.
Upaya memerangi pandemi, bukan eksklusif Kementerian Kesehatan melainkan menjadi tanggung jawab semua pihak. Kata Wamenkes Dante, saat ini Kemenkes sudah mengubah diksi program vaksinasi menjadi Gerakan Vaksinasi. Dengan perubahan ini, “Masyarakat bisa terlibat langsung dalam pelaksanaan vaksinasi.”
Gerakan vaksinasi melibatkan banyak pihak. Mulai dari organisasi, asosiasi, TNI-Polri, lintas departemen, lintas kelembagaan, dan seluruh kalangan masyarakat. Dengan cara ini, “Kita berusaha mengatasi pandemi secara baik dan terintegrasi."
Vaksinasi dinilai sangat penting. Selain untuk memproteksi diri, “Kementerian Kesehatan menerima laporan bahwa 90-94% kematian akibat virus Corona, dialami oleh mereka yang belum divaksinasi. Vaksinasi COVID-19 penting karena mampu memberi respons imun yang baik bagi tubuh, bagi yang belum terkena infeksi maupun setelah terkena infeksi." (sur)
______________________________________________________________
Ilustrasi: People photo created by tirachardz - www.freepik.com