Kunyit merupakan salah satu bumbu masakan yang juga dikenal sebagai jamu. Tanaman ini punya tempat khusus dalam pengobatan kuno masyarakat India (Ayurveda). Salah satu manfaat kunyit yang dipercayai adalah mampu menurunkan berat badan, benarkah demikian ?
Sebagian besar manfaat kesehatan kunyit berasal dari kurkumin, zat yang berasal dari ekstrak kunyit yang berperan sebagai antioksidan dan antiperadangan. Dalam satu penelitian (Akbari M, dkk; jurnal Frontier in Pharmacology 2019) disebutkan bila kunyit terindikasi mampu berperan dalam penurunan berat badan.
Penelitian lain juga mengkaji efek kunyi pada berat badan. Bahkan pada satu riset dijelaskan bila kurkumin mampu menekan penanda peradangan (marker inflammatory) tertentu yang berperan dalam obesitas. Riset pada hewan tersebut menunjukkan bila kurkumin mampu mengurangi pertumbuhan jaringan lemak, mengurangi berat badan dan meningkatkakn sensitivitas hormon insulin – hormon yang membantu pengolahan gula menjadi energi.
Terlebih lagi, sebuah penelitian 30 hari pada 44 orang yang sebelumnya tidak dapat menurunkan berat badan menemukan, bahwa suplementasi 800 mg kurkumin dan 8 mg piperine dua kali sehari menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang.
Pipirine adalah senyawa yang terkadung di lada hitam yang bisa menambah penyerapan kurkumin dalam tubuh. Riset tersebut diterbitkan dalam European Review for Medical and Pharmacological Sciences 2015.
Selain itu, tinjauan dari 21 penelitian yang melibatkan lebih dari 1.600 orang menyatakan konsumsi kurkumin selain mengurangi IMT dan lingkar pinggang, juga mengingkatkan kadar adiponektin, hormon yang membantu mengatur metabolisme tubuh.
Efek samping
Namun perlu diperhatikan konsumsi kunyit dalam jumlah besar berisiko menyebabkan efek samping seperti mual, muntah, nyeri lambung, konstipasi (sembelit), diare atau gatal-gatal. Mereka dengan kondisi medis tertentu juga dianjurkan untuk menghindari kunyit.
Kondis tersebut temasuk diabetes karena akan bereaksi pada obat-obatan antidiabetes dan menyebabkan gula darah terlalu rendah. Anemia zat besi karena mengganggu menyerapan zat besi dari makanan. Batu ginjal karena herbal ini tinggi oksalat, senyawa yang bisa berikatan dengan kalsium dan berkontribusi pada pembentukan batu ginjal.
Begitu juga dengan sedikitnya penelitian tentang keamanan konsumsi kunyit pada ibu hamil dan menyusui, sehingga mereka sebaiknya tidak mengonsumsi kunyit.
Kurkumin juga dapat berinteraksi dengan banyak obat, seperti antibiotik, antikoagulan, obat kardiovaskular, antihistamin dan obat kemoterapi.
Walau kunyit dan kurkumin secara umum dianggap aman, namun konsumsi dalam dosis besar mungkin memiliki efek samping. (jie)