Manfaat Omega 3 untuk kesehatan otak dan mental

Bagaimana Omega-3 Mempengaruhi Kesehatan Otak dan Mental

Omega-3 adalah salah satu suplemen yang banyak dijual dipasaran. Ia berasal dari ikan yang berlemak seperti salmon, kembung, tuna atau tenggiri. Omega-3 terkenal karena manfaatnya dalam perkembangan otak bayi, selain itu juga mencegah depresi. Ia memiliki mekanisme khusus sehingga mampu mempengaruhi kesehatan otak dan mental.

Omega-3 adalah lemak tak jenuh ganda yang berperan penting dalam pengembangan otak dan mental. Minyak ikan biasanya mengandung dua jenis asam lemak omega-3, yakni EPA (Eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Sementara ALA (alpha-linolenicacid) adalah jenis omega-3 yang berasal dari nabati.

Di dalam tubuh ALA akan dirubah menjadi EPA atau DHA, tetapi tubuh tidak mampu mengubahnya dengan efisien. Dalam International Journal for Vitamin and Nutrition Research (1998) disebutkan kurang dari 10% ALA yang kita konsumsi dari makanan bias diubah menjadi EPA atau DHA.

 

Bagaimana omega-3 mempengaruhi otak?

Asam lemak omega-3, baik EPA atau DHA, sangat penting agar otak bisa berfungsi normal. Ini tidak hanya berlaku untuk bayi (yang masih dalam massa perkembangan otak), tetapi juga untuk orang dewasa.

EPA dan DHA memainkan peran penting dalam perkembangan otak bayi. Bahkan, beberapa riset melihat hubungan konsumsi ikan laut/minyak ikan selama kehamilan dengan skor intelegensi dan fungsi otak yang lebih baik pada bayinya di awal kehidupan.

Asam lemak ini juga penting untuk menjaga fungsi otak tetap normal sepanjang hidup. Omega-3 melimpah dilapisan membran sel otak, menjaga kesehatan sel otak dan menjadi perantara komunikasi antar sel otak.

Riset pada hewan menunjukkan saat binatang diberi makan yang tidak mengandung asam lemak omega-3, jumlah DHA diotak berkurang, dan mereka cenderung mengalami penurunan kemampuan belajar dan mengingat.

Sementara riset pada orangtua menyimpulkan kadar DHA yang lebih rendah didalam darah berhubungan dengan ukuran otak yang lebih kecil, sebuah tanda percepatan penuaan otak. Riset oleh Z.S. Tan, W.S. Harris, et al, ini dimuat di jurnal Neurology 2012.

Sehingga sangat penting untuk mencukupi kebutuhan omega-3 dalam diet sehari-hari untuk menghindari risiko penuaan otak dini.

 

Minyak ikan dan penurunan daya ingat

Asam lemak omega-3 yang ditemukan dalam minyak ikan memainkan peran penting dalam fungsi dan perkembangan otak. Ada juga klaim bahwa minyak ikan dapat meningkatkan fungsi otak pada mereka dengan masalah memori, seperti pada penderita Alzheimer atau gangguan kognitif lainnya.

Alzheimer merupakan penyakit paling umum yang disebabkan oleh demensia (kepikunan), mempengaruhi fungsi otak dan kualitas hidup lansia dan keluarganya.

Sayangnya riset tentang ini tidak memberikan bukti yang meyakinkan bila suplementasi omega-3 efektif meningkatkan fungsi otak pada penderita Alzheimer. Di sisi lain beberapa penelitian (Chiu CCdkk, tahun 2008; Mazereeuw G dkk, tahun 2012) menyarankan konsumsi suplemen minyak ikan dapat meningkatkan fungsi otak pada orang dengan gangguan memori ringan, atau penurunan kognitif yang berkaitan dengan usia.

Salah satu penelitian melibatkan 485 orangtua yang mengalami penurunan daya ingat ringan. Mereka mendapatkan 900 mg DHA atau plasebo (obat kosong) setiap hari. Setelah 24 hari, mereka yang mendapatkan DHA memiliki nilai yang lebih baik dalam tes memori dan belajar.

 

Memperbaiki depresi?

Para ilmuwan sudah lama berpendapat bila konsumsi minyak ikan berhubungan dengan perbaikan gejala depresi.

Studi klinis yang dilakukan oleh R. J. T. Mocking, dkk, dari Department of Psychiatry, Academic Medical Center, University of Amsterdam, Belanda, menyimpulkan bahwa konsumsi suplemen minyak ikan memperbaiki gejala depresi pada penderita depresi mayor, dengan efek yang bisa sebanding dengan obat antidepresan. 

Tetapi manfaat terbesar didapati oleh pasien yang mengonsumsi minyak ikan bersama obat antidepresi. Selain itu menurut riset yang dipublikasikan dijurnal Translation Psychiatry 2016 tersebut orang-orang cenderung melihat efek yang lebih besar ketika suplemen minyak ikan mengandung dosis EPA yang lebih tinggi.

Masih belum jelas bagaimana EPA dan omega-3 bisa memperbaiki gejala depresi. Tetapi peneliti memperkirakan ini berhubungan dengan efek serotonin dan reseptor serotonin diotak. Ilmuwan lain berpendapat karena minyak ikan memiliki efek antiperadangan.

Bukti tambahan menunjukkan bila omega-3 dapat memperbaiki gangguan mental lainnya seperti bipolar dan borderline personality disorder (gangguan kepribadian ambang). (jie)

_____________________________________________________________________________________

Ilustrasi gambar: Ewa Urban from Pixabay