Apakah sepertinya migrain Anda semakin parah seiring bertambahnya usia? Penuaan sendiri tidak meningkatkan risiko migrain, tetapi perubahaan gaya hidup seiring penuaan dapat menyebabkan sakit kepala hebat.
Untuk sebagian besar orang, serangan migrain pertama kali terjadi pada usia remaja, ujar Janet O’Mahony, MD, dari Baltimore’s Mercy Medical Center, AS. Dan dalam banyak kasus, migrain sebetulnya berkurang seiring penuaan.
5 Sebab Migrain Makin Parah
Tetapi bila Anda merasakan keluhan migrain bertambah parah, alih-alih mereda, perubahan kebiasaan bisa menjadi penyebabnya. Ini alasan migrain bertambah parah seiring bertambahnya usia.
1. Stres tambahan
Stres yang tidak terkontrol baik adalah penyebab utama migrain. Dan mengatasi stres semakin sulit seiring bertambahnya usia karena hal-hal seperti penyakit kronis, kurang tidur dan tantangan hidup di usia senja.
Jika Anda sedang mengalami peristiwa yang tidak mengenakkan – seperti kematian orang tercinta atau membuat perubahan karier besar – anda mungkin mulai lebih terpengaruh terhadap kejadian tersebut.
2. Mengalami perimenopause
Perimenopause merupakan periode transisi saat wanita akan memasuki masa menopause. Periode ini bisa berlangsung selama 4-10 tahun sebelum menopause terjadi.
Hormon estrogen dan progensteron yang mempengaruhi menstruasi bulanan juga bisa mempengaruhi zat kimia di otak yang memicu sakit kepala. Fluktuasi hormon ini bisa menjadi lebih drastis selama periode perimenopause, yang dapat menyebabkan migrain lebih sering dan parah, menurut Mayo Clinic.
Kabar baiknya adalah migrain yang terkait hormon biasanya tidak berlangsung selamanya. “Biasanya mulai membaik setelah menopause,” kata Dr. O’Mahony, melansir Livestrong.
3. Mengonsumsi obat tertentu
Obat vasodilator (pelebar pembuluh darah) untuk mengotrol hipertensi bisa menjadi penyebab kenapa migrain bertambah parah.
Obat-obatan ini bekerja dengan membantu pembuluh darah mengembang untuk memungkinkan lebih banyak darah mengalir, yang dapat meningkatkan aliran darah ke otak, tapi di satu sisi berpotensi memicu sakit kepala.
4. Minum kopi lebih dari biasanya
Seperti alkohol, kafein juga bisa memicu migrain, imbuh Dr. O’Mahony. Terutama bila Anda minum kopi lebih awal dari jam ngopi reguler Anda.
American Journal of Medicine mencatat mereka yang ngopi lebih dari tiga cangkir sehari lebih mungkin mengalami migrain, dibanding orang yang hanya minum satu atau dua cangkir.
5. Kualitas tidur yang buruk
Seiring bertambahnya usia, biasanya datang masalah tidur, seperti kesulitan tidur, serta terbangun lebih sering dan awal. “Dan terlalu sedikit waktu menutup mata adalah pemicu migrain yang umum,” kata Dr. O’Mahony.
Sebuah riset (di jurnal Medicine) pada penderita migrain, mereka yang kualitas tidurnya sangat buruk cenderung lebih sering mengalami migrain dalam sebulan, dibandingkan mereka yang kualitas tidurnya baik.
Kapan Harus ke Dokter?
“Jika migrain terjadi lebih dari dua kali seminggu, atau menyebabkan pasien tidak bisa beraktivitas, ia harus pergi ke dokter,” Dr. O’Mahony menambahkan.
Anda juga harus memberi tahu dokter jika berusia > 50 tahun dan belum pernah terkena migrain sebelumnya. Itu akan dijadikan landasan dokter untuk melakukan pemeriksaan agresif, untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab serius yang mendasari, kata Dr. O’Mahony. (jie)