Big Surprise COVID-19 dari Kacamata Pelaku Industri Farmasi

Big Surprise COVID-19 dari Kacamata Pelaku Industri Farmasi

Ini tulisan pertama saya di media massa. Sangat tidak mudah ternyata untuk memulai suatu tulisan. Pengalaman saya banyak bergerak di bidang farmasi sejauh ini banyak melakukan observasi dan analisis, sekaligus memiliki networking yang cukup luas di dunia yang saya geluti selama ini.

COVID-19, kata yang awalnya dianggap sepele bahkan sempat terpikir tidak akan sampai ke Indonesia. Kenyataannya, big surprise COVID-19! Penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan menyerang saluran pernapasan ini hampir menghancurkan semua lini perekenomian.

Awalnya dunia farmasi merasa tidak berbeda dengan EBOLA atau SARS yang telah terjadi sebelumnya. Another big surprise, ternyata luar biasa pengaruhnya. Semua mata rantai industri farmasi, baik pabrikan maupun distribusi, juga terimbas dengan hebatnya.

Diawali dengan rumah sakit (RS) melarang kunjungan keluarga pasien, dan menutup beberapa poliklinik rawat jalan, Dokter-dokter yang sudah sepuh dilarang atau sangat dibatasi untuk praktek karena berisiko tinggi tertular. Sebagian dokter takut untuk praktek karena tingkat penularannya begitu tinggi, sedangkan APD (alat pelindung diri), dan alat pemeriksaan sangat terbatas.

Masyarakat juga sangat ketakutan, dan menghindari datang ke RS karena RS dianggap sebagai pusat penularan. Terlebih bagi pasien usia lanjut, sebagai kelompok yang paling rentan. Pengobatan alternatif atau obat yang dijual bebas (over the counter/OTC) lebih dipilih oleh mereka yang sakit. Ini hanya segelintir dari big surprise COVID-19.

Big surprise COVID-19 terhadap industri farmasi

Banyak opini yang beredar di masyarakat, mengenai cara untuk menghindari COVID-19. Membuat suplemen vitamin, antibiotik, obat maag, dan alat-alat kesehatan laku keras. Awalnya nampak demikian. Namun dalam hitungan bulan, bisa dipastikan juga akan mengalami kemorosotan, sebagai dampak dari nilai tukar Rupiah yang berimbas pada biaya bahan baku. Apalagi kalau bahan bakunya impor. Cepat atau lambat, harga jual pun perlu penyesuaian dengan sendirinya.

Maka dengan kondisi ini, berlaku hukum pasar: perusahaan besar akan memakan perusahaan kecil. Makin lama proses ini berlangsung, maka akan makin sedikit perusahaan farmasi kecil dan sedang yang mampu bertahan. Prediksi saya dari total perkiraan jumlah farmasi Indonesia, paling banyak hanya akan tinggal 100; berkurang lebih dari 50%. Butuh 10-15 tahun bagi perusahaan kecil dan menengah untuk tumbuh lagi dan kembali ke pasar.

Sebagai konsekuensinya, maka tentu saja karyawan di industri farmasi tidak berbeda nasibnya dengan industri lainnya, yaitu PHK! Dapat dibayangkan bahwa gelombang ini menambah jumlah PHK di Indonesia. Ini big surprise COVID-19 yang membawa mimpi buruk.

Menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan

Saya memiliki opini dan pandangan yang sangat berbeda dalam menyikapi kondisi di atas. Analisis mengenai beberapa poin yang disampaikan para pakar dan ahli memang tidak salah. Prediksinya bahkan tidak dapat terbantahkan.

Mari kita belajar dari Jack Ma saat menyelamatkan perusahaannya Ali Baba dari kebangkrutan karena pengaruh SARS pada 2003. Ada empat hal yang bisa diambil dan dilakukan :

Menjaga tim tetap aman

Jangan pernah melakukan atau memberikan instuksi yang berakibat buruk untuk kesehatan atau keselamatan pegawai. Ali Baba memutuskan ikut serta dalam Guang Zhou Fair sehingga berakibat karyawan kembali dengan membawa gejala SARS.

Terima Kenyataan

“Perubahan hanyalah satu-satunya yang konstan,” kata Jack Ma. Kita tidak bisa mencegah perubahan. Yang bisa kita lakukan adalah fokus di solusi.

Memotivasi karyawan untuk saling menjaga

Sering kali karena kondisi terdesak atau stres tinggi, lalu muncul makian, umpatan, atau amarah yang luar biasa besar saat menghadapi dengan kondisi yang ada. Sekarang, justru yang paling penting adalah saling mendukung dengan tulus dan berkomitmen, sehingga fokus pada solusi untuk dapat melalui semua ini bersama-sama.

Melihat kesempatan dari situasi yang ada

Mengambil kesempatan bukan berarti kita harus melakukan hal yang mengambil kesenangan di atas penderitaan orang lain. Saatnya untuk melakukan perubahan yang dratis di dunia farmasi, dari face to face menjadi non-face to face. Misalnya digital marketing, email, atau media daring yang selama ini sangat ditabukan, dan jarang sekali ada perusahaan yang berani melakukannya dengan agresif.

Saatnya menyudahi tulisan saya di sini. Ada yang harus saya simpan untuk tulisan saya berikutnya. Mari kita coba laksanakan tips yang dilakukan Jack Ma, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa menjaga kesehatan kita dan memberikan perlindungan-Nya. Amin.

Penulis: Nimagi

_________________________________________

Ilustrasi: Map vector created by freepik - www.freepik.com