Ada 5 hoax seputar penyebaran virus corona, yang banyak beredar. Outbreak novel virus corona yang berasal dari Wuhan, China. memang menyebabkan kepanikan . Kesimpangsiuran informasi memenuhi lini masa media seosial. Sayangnya sebagian besar dari informasi tersebut adalah hoax alias kabar bohong.
Hingga saat ini diketahui lebih dari 20 ribu orang terinfeksi novel virus corona (2019-nCoV), dengan jumlah kematian hingga 425 orang di China, dan 1 orang di luar China. Transimisi (penyebaran) penyakit yang sangat cepat ini mau tidak mau membuat panik sebagian besar orang.
Di lini masa media sosial beredar banyak informasi tentang pencegahan atau bagaimana membunuh virus corona ini. Padahal otoritas kesehatan, baik itu WHO, CDC, atau Kementerian Kesehatan RI, menyatakan belum ada obat atau vaksin untuk virus corona baru ini.
Menurut Dr. dr. Erlina Burhan, Msc, SpP(K), dari Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), memang saat ini ada laporan tentang penggunaan obat HIV atau obat flu burung dalam penanggulangan outbreak novel virus corona. Tetapi ini pun belum diyakini keefektifannya.
Reaksi panik masyarakat terlihat jelas dengan susahnya mendapatkan masker N95 di pasaran – kalaupun ada, harganya sangat mahal.
Selain itu muncul informasi-informasi yang menyesatkan. Berikut ini 5 hoax seputar penyebaran virus corona, yang banyak beredar:
Virus corona menular lewat pandangan mata
Pandangan ini, menurut dr. Erlina, mungkin disebabkan karena adanya petugas medis yang ikut terinfeksi 2019-nCov. Sementara diketahui petugas medis tersebut tidak pergi ke pasar hewan liar, dan selalu memakai masker.
Diketahui mukosa (lapisan selaput lendir) di mulut, hidung dan mata bisa menjadi media penularan virus corona. “Kemungkinan petugas medis tersebut tidak cuci tangan sebelum menyentuh mata, sehingga tertular lewat mukosa mata. Tetapi tidak dengan pandangan mata,” kata dr. Erlina dalam acara Pentingnya Kebersihan Diri dan Saluran Pernapasan Untuk Cegah dan Putus Rantai Infeksi Virus Corona, di Jakarta (6/2/2020).
Menular lewat buah-buahan
2019-nCoV adalah strain coronavirus baru yang belum diidentifikasi sebelumnya. Ia bersifat zoonosis, atau ditularkan antara hewan dan manusia. Novel virus corona ini memiliki 79% kesamaan dalam urutan genetik dengan SARS-COV dan 50% kesamaan dengan MERS-COV.
Beberapa strain virus corona bersirkulasi di hewan, termasuk kucing, kelelawar dan onta. “Ini adalah virus yang berkembangbiak di hewan, tidak bisa tumbuh dan berkembangbiak di buah-buahan,” tegas dr. Erlina.
Menular lewat olahan makanan kelelawar
Novel virus corona ini diketahui berasal dari kelelawar atau ular yang dijual di pasar ikan –yang juga menjual hewan liar lainnya – di Wuhan, China. Sementara itu diketahui di daerah-daerah tertentu di Indonesia, kelelawar, tikus atau ular diolah menjadi makanan.
“Virus corona tidak akan bertahan hidup pada suhu >60°C. Jadi memang menular dari kelelawar, tetapi tidak dari sup kelelawar yang dimasak matang,” tegas dr. Erlina.
Bisa diobati dengan alkohol atau bawang putih
WHO merekomendasikan pemakaian antiseptik / handrub yang mengandung alkohol 70-80% untuk cuci tangan sebagai upaya pencegahan penyebaran kuman.
Bawang putih juga diketahui mengandung senyawa allicin yang bersifat antibakteri dan jamur. Riset di Universitas Brawijaya, Surabaya juga menyatakan bila allicin juga berfungsi sebagai anti-inflamasi dengan mempercepat penurunan tanda-tanda inflamasi pada luka.
Riset kandungan antivirus pada esktrak bawang putih dilakukan pada virus penyebab selesma (commond cold). Tetapi riset yang dilakukan oleh Lissiman E, dkk, (Cochrane Database Systematic Review 2012) dianggap memiliki kualitas bukti yang buruk.
Yang perlu dicatat adalah pemakaian alkohol 70-80% tersebut dioleskan di kulit, bukan diminum. Dan pemakaian bawang putih pada kasus infeksi virus corona jenis apapun belum pernah diteliti.
Masker N95 adalah yang paling efektif untuk mencegah corona virus
Masker N95 memiliki keunggulan mampu menyaring partikel udara hingga 95% dan menahan virus. Masker ini digunakan untuk penyakit yang ditularkan secara airborne. Biasa digunakan oleh petugas kesehatan saat menangani pasien
“Tetapi kekurangan masker ini juga membuat pemakainya kesulitan bernapas. Untuk masyarakat biasa yang direkomendasikan adalah masker bedah biasa,” tambah dr. Erlina.
Dalam masker bedah biasa terdapat 3 lapisan: paling luar (berwarna hijau) bisa menahan cairan (waterproof), lapisan tengah untuk filtrasi yang bisa menahan 90% partikel udara. Dan lapisan dalam digunakan bersifat menyerap cairan yang keluar dari mulut.
Agar masker bedah bermanfaat optimal, sangat disarankan tidak memakainya terbalik. Ganti masker bila sudah kotor / basah, atau ganti masker tiap 2-4 jam.
Itulah 5 hoax seputar penyebaran virus corona. Masih banyak lagi yang lainnya, teliti dulu sebelum memercayainya. (jie)
Baca juga : Pencegahan Outbreak Virus Corona : Penting Cuci Tangan Minimal 20 Detik