Satu lagi kabar baik untuk Anda pecinta kopi: rutin minum kopi mampu meningkatkan kontrol motorik dan konsentrasi, karena mempengaruhi konektivitas dan fungsi otak. Riset ini menambah daftar manfaat kopi untuk kesehatan otak.
Dalam pemindaian otak - menggunakan fMRI/functional Magnetic Resonance Imaging - peneliti menemukan bila konektivitas di somatosensori dan limbik dalam keadaan istirahat berkurang pada mereka peminum kopi rutin dibandingkan dengan bukan peminum kopi.
Hal ini menunjukkan hubungan antara minum kopi dan peningkatan kontrol motorik dan kewaspadaan. Selain itu, aktivitas di beberapa area otak meningkat pada peminum kopi, konsisten dengan peningkatan konsentrasi dan fokus.
Menariknya, perubahan struktural dan konektivitas serupa terlihat di otak responden non peminum kopi setelah mereka mulai minum secangkir kopi.
“Untuk masyarakat umum, the take-home message adalah bahwa kita sekarang tahu lebih baik bagaimana teratur minum kopi akan menyiapkan otak Anda untuk beraksi dan merespon dengan cepat,” kata Nuno Sousa, MD, PhD, salah satu penulis dalam laporan yang dimuat di jurnal Molecular Psychiatry.
Kopi signature
Secangkir kopi di pagi atau sore hari menawarkan manfaat untuk kesehatan. Efek jangka pendek yang sudah diteliti adalah meningkatkan fokus. Sementara efek jangka panjangnya berhubungan dengan kemampuan melawan penyakit terkait penuaan.
Telepas dari manfaatnya yang luas, masih sedikit penelitian yang menitikberatkan pada pengaruh / hubungan minum kopi dan kesehatan otak, khususnya pada jaringan fungsional dalam otak.
Riset ini, imbuh Prof Sousa, bukan untuk mengukur manfaat menguntukan atau merugikan kafein di otak, tetapi menyelidiki dampak minum kopi rutin pada konektivitas otak, yang digambarkan sebagai “signature” dari minum kopi.
Peneliti membandingkan 31 peminum kopi rutin dan 24 bukan peminum kopi. Peminum kopi rutin didefinisikan sebagai mengonsumsi kopi lebih dari 1 cangkir per hari. Sedangkan kelompok bukan peminum kopi adalah yang mengonsumsi kopi kurang dari 1 cangkir per minggu.
Sebelum penelitian dilakukan, di antara kelompok peminum kopi rutin, ada kecenderungan pola konektivitas fungsional (FC) yang lebih rendah di sebagian besar jaringan otak. Tetapi perbedaan signifikan dari kedua kelompok partisipan ditemukan hanya pada jaringan limbik dan somatosensori.
Peneliti menjelaskan, efek ini secara linear terkait dengan frekuensi minum kopi. “Yang terpenting, perbedaan antara kedua kelompok ini berkurang setelah partisipan non peminum kopi mulai minum,” terang Prof. Sousa.
Hal tersebut menunjukkan hubungan kausalitas (sebab akibat) potensial antara minum kopi dan perubahan konektivitas fungsional di otak.
Dalam analisis mereka, koneksi jaringan terkuat telihat di area thalamus, cerebellum, post-central gyrus kanan, temporal gyrus tengah kiri, gyrus precentral kiri, caudate dan putamen. Setelah mulai rutin minum kopi – pada kelompok bukan peminum kopi – terlihat profil koneksi yang mirip dengan kelompok peminum kopi.
Mereka menyimpulkan rutin minum kopi berdampak pada konektivitas fungsional otak saat istirahat, memicu kewaspadaan dan kesiapan untuk bertindak. Artinya, rutin minum kopi meningkatkan kontrol motorik dan konsentrasi. (jie)