Angka insomnia meningkat pada lansia (orang lanjut usia). Insomnia ditandai kesulitan untuk dan/atau tetap tertidur. Penderita insomnia memiliki satu atau lebih gejala seperti: sulit tidur, sering terbangun di malam hari dan sulit tidur kembali. Atau, bangun terlalu pagi dan merasa lelah setelah bangun tidur.
Insomnia meningkat pada lanjut usia (lansia). Dari 50 studi internasional, didapati sekitar 65% lansia mengalami insomnia. Di satu sisi defisiensi vitamin B12 banyak dialami lansia, karena pola makan yang rendah vitamin B12, ditambah penyerapan yang tidak sebaik dulu.
Vitamin B12 berhubungan dengan kerja saraf. Peneliti membuktikan, defisiensi B12 berhubungan dengan masalah mental seperti demensia, gangguan mood, sampai gangguan tidur. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah “Sleep” tahun 1990 dan 1991, gangguan ritme tidur-bangun dapat diatasi dengan suplemen vitamin B12, walaupun level vitamin B12 dalam tubuh partisipan normal.
National Institutes of Health Office of Dietary Supplements, AS, melaporkan 10% orang Amerika yang mengalami defisiensi vitamin B12, mengalami insomnia kronis (sulit tidur). Studi menunjukkan, kasus depresi berat lansia yang mendapat suplementasi B12, mengalami perbaikan mood secara signifikan. Mood yang baik membuat kualitas tidur membaik. Vitamin B12 banyak ditemukan pada daging, ikan, produk susu, telur dan sereal. (jie)