Ambisi Hillary Clinton menjadi wanita pertama yang memimpin Negara adidaya Amerika Serikat (AS) sedikit terganjal. Bukan oleh rivalnya Donald J Trump, melainkan karena pneumonia. Hillary dikabarkan limbung dan nyaris pingsan, dan segera meninggalkan lokasi peringatan “Tragedi WTC”, Minggu 11 September 2016 di New York.
Pekan sebelumnya, saat berkampanye, Hillary batuk-batuk tapi dengan nada bergurau, ia berkata bahwa itu karena ia alergi pada Trump. Menurut dokter, Hillary nyaris pingsan karena dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Ternyata, Hillary terserang pneumonia, infeksi / peradangan di paru-paru. Kondisi ini membuat penderita sesak nafas, batuk-batuk, kadang disertai demam.
Pneumonia bisa ringan atau berat dan dapat menyebabkan kematian bila menyerang anak-anak atau orang dewasa usia >65 tahun; saat ini usia Hillary 68 tahun. Apalagi bila sistem kekebalan tubuh sedang menurun.
Infeksi bisa karena bakteri, virus atau jamur. Gejala pneumonia tergantung faktor-faktor: jenis kuman yang menjadi penyebab, usia penderita dan kondisi kesehatan. Gejala pneumonia antara lain demam, menggigil, berkeringat. Suhu tubuh di bawah normal. Batuk berdahak, nyeri dada saat bernapas atau saat batuk. Cepat lelah, nyeri otot, mual, muntah atau diare.
Karena pneumonia, Hillary membatalkan kampanye di California. Para pendukung mengharapkan, kondisinya segera pulih setelah beristirahat. Pneumonia sendiri dapat dicegah dengan vaksinasi.