Ceri Merah Anti Osteoarthritis | OTC Digest

Ceri Merah Anti Osteoarthritis

Buah ceri (prunus avium) yang biasa dijadikan hiasan kue ulang tahun, dapat meredakan nyeri sendi lutut akibat osteoarthritis (OA) dan peradangan.

Ceri kaya nutrisi; setiap 10 buah ceri terkandung vitamin A, vitamin C, potassium, kalsium dan serat. Skor ORAC (tes pengukuran kadar antioksidan) menunjukkan angka 670; lebih tinggi dari tomat (189) dan apel (218).

Senyawa fitokimia lain berupa quercetin, karotenoid, melatonin, hydroxyl-cinnamates dan antosianin. Melatonin dapat membantu melawan racun dalam tubuh. Pigmen antosianin di dalamnya  adalah senyawa kimia yang paling menonjol dari buah ceri. Antosianin memiliki efek antiperadangan yang kuat.

Muraleedharan Nair, dosen produk kimiawi alami di Michigan State University, Amerika Serikat, memasukkan antosianin ke tabung percobaan bersama enzim-enzim yang mengakibatkan peradangan, untuk melihat apakan pigmen-pigmen ini mampu menghentikan aksi dari enzim tersebut.

Dia bandingkan dengan obat pereda sakit (aspirin dan ibuprofen). Hasilnya, ceri merah memiliki lebih banyak efek antiperadangan. Faktor ini membuat buah ceri mampu mengatasi nyeri osteoarthritis.

Riset lain dilakukan ahli dari Oregon Health and Science University, melibatkan 20 wanita usia 40-70 tahun yang menderita OA. Studi ini dipresentasikan dalam the American College of Sports Medicine Conference (ACSM) di San Francisco, California.

Peneliti menemukan, mengonsumsi jus ceri 2x sehari selama 3 minggu menurunkan senyawa penanda peradangan (inflammation markers), terutama pada partisipan dengan penanda peradangan yang tinggi di awal studi.

Osteoarthritis adalah jenis arthritis yang bisa dicegah. Studi tahun 2013 mendapati, jus ceri dapat meredakan gejala pada 68 penderita OA non diabetes (diujikan selama 6 minggu). Partispan secara acak diminta mengonsumsi 2 botol (@ 8 ons) jus ceri /hari. Dilakukan pengukuran skor WOMAC (Western Ontario McMaster Osteoarthritis Index) dan tes lama jalan kaki. Juga dimonitor kadar asam urat dalam darah, kreatinin dan protein – C sebelum dan sesudah eksperimen.

Tim peneliti dari University of Pennsylvania, AS, menyimpulkan jus ceri menurunkan tingkat sensitifitas reaktif protein – C (high sensitivity C-reactive protein / hsCRP) dalam plasma darah. Penurunan level hsCRP ini diasosiasikan dengan peningkatan kemampuan lama berjalan (dalam tes jalan), berkurangnya rasa nyeri dan pembengkakan sendi lutut. Satu porsi jus ceri (10 buah) sehari, mampu mengurangi nyeri OA sampai 20% pada kebanyakan orang.  (jie)