BPA pada Galon Menyebabkan Kanker dan Gangguan Hormon, Dokter: “Belum Ada Bukti”
bpa_pada_galon

BPA pada Galon Menyebabkan Kanker dan Gangguan Hormon, Dokter: “Belum Ada Bukti”

Akhir-akhir ini ramai polemik soal BPA pada galon menyebabkan kanker dan gangguan penyakit terkait endokrin dan hormon, seperti diabetes dan infertilitas (kemadulan). Bahkan ada wacana untuk membuat regulasi pelabelan BPA pada galon air minum. Betulkah BPA sebegitu berbahaya?

Sesunguhnya, sejauh ini belum ada penelitian yang konklusif mengenai dampak berbahaya BPA terhadap kesehatan. Menurut badan kesehatan ataupun pengawas obat/makanan di berbagai negara, termasuk FDA (Amerika Serikat), Health Canada, EFSA (Eropa), dan FSANZ (Australia dan New Zealand), paparan BPA sehari-hari tidak menimbulkan risiko kesehatan maupun masalah keselamatan bagi manusia di segala usia.

Belum Terbukti bahwa BPA pada Galon Menyebabkan Kanker

Hal serupa diungkapkan oleh Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP. “Sampai saat ini belum ada buktinya. Tidak ada cukup data untuk menyatakan bahwa BPA menyebabkan kanker,” ujarnya, dalam diskusi media bersama Forum Ngobras, Jumat (30/9/2022).  

Prof. Aru melanjutkan, ada faktor risiko yang lebih besar untuk kanker ketimbang paparan BPA. Yaitu 3 faktor yang berkaitan dengan gaya hidup: overweight atau obesitas, kurang olahraga, dan pola makan yang tidak sehat seperti tinggi melak dan gula serta minim serat. “Hal ini sudah dibuktikan melalui bukti ilmiah yang sahih,” ujarnya.

Faktor lain yang berperan besar dalam timbulnya kanker yaitu rokok. “Isu rokok lebih penting dikaitkan dengan kanker dibandingkan BPA. Sekali lagi, masih ada konflik data terkait BPA pada galon menyebabkan kanker,” jelas Prof. Aru.

BPA pada Galon Tidak Cukup untuk Menimbulkan Gangguan Hormon

Pada dasarnya, semua bahan kimia bersifat endocrine distuptor, yaitu bisa mengganggu fungsi sistem endokrin dan reproduktif tubuh. Namun tidak lantas berarti BPA pada galon bisa menimbulkan gangguan endokrin bahkan menyebabkan infertilitas pada perempuan maupun laki-laki. “Untuk bisa menimbulkan gangguan endokrin, butuh kadar yang sangat besar dalam satu waktu secara bersamaan,” ujar dr. Laurentius Aswin Pramono, M-Epid, Sp.PD dari RS St. Carolus, Jakarta.

Ia melanjutkan, berdasarkan temuan dari berbagai review study, disimpulkan bahwa penggunaan bahan kimia dalam keseharian tidak mampu mencapai ambang yang bisa menimbulkan endocrine disruption. Kandungan BPA pada galon guna ulang hanya 0,001% dari ambang batas yang bisa mengganggu. “Butuh 10 ribu galon dalam satu waktu untuk bisa mencapai jumlah tersebut. Jadi memang tak perlu khawatir menggunakan galon guna ulang sehari-hari,” tutur dr. Aswin.

Tubuh memiliki mekanisme untuk mengeluarkan racun dan zat kimia berbahaya dari dalam tubuh. Misalnya melalui detoksifikasi di liver (hati), atau dibuang oleh ginjal melalui urin. BPA sendiri, akan didetoksifikasi di liver. “Paparan BPA dalam jumlah kecil tidak berbahaya karena akan didetoksifikasi, sehingga tidak masuk ke peredaran darah,” terang dr. Aswin.

Berkat detoksifikasi oleh liver, maka BPA yang masuk sehari-hari ke tubuh kita dalam jumlah kecil, tidak akan terakumulasi. Dengan demikian, potensinya potensinya sangat minim untuk bisa menimbulkan endocrine disruption. “Yang berpotensi mengganggu adalah yang masuk dalam jumlah yang sangat besar dalam satu waktu, bukan akumulasi selama puluhan tahun,” tegasnya.

Hingga saat ini, belum ada satu studi pun yang berhasil menemukan kausalitas antara BPA dengan gangguan kesehatan. “Baru ada dalam tingkat mencit, atau studi sel di lab. Itu tidak bisa membuat kita berkesimpulan bahwa BPA merupakan penyebab dari kanker ataupun gangguan endokrin dan hormon,” ungkap dr. Aswin.

Secara etiologi dalam skala global pun, tidak ada hubungan kausalitas yang kuat antara BPA dengan berbagai penyakit, seperti kanker dan gangguan endokrin. “Tidak seperti rokok dengan kanker paru, atau virus HPV dengan kanker serviks, yang memang secara etiologi hubungan kausalitasnya sangat kuat,” papar dr. Aswin.

Isu mengenai BPA pada galon menyebabkan kanker dan infertilitas memang masih menjadi polemik. Namun tak perlu panik dan bereaksi berlebihan, karena belum ada studi konklusif yang membuktikan hal itu. (nid)