Omega 3 Tingkatkan Respons Tubuh dalam Pengobatan Kanker Serviks | OTC Digest

Omega 3 Tingkatkan Respons Tubuh dalam Pengobatan Kanker Serviks

Tidak semua jenis lemak jelek dan harus dimusuhi. Omega 3 adalah salah satu jenis asam lemak tak jenuh ganda (poly unsaturated fatty acid / PUFA), yang bersifat anti-inflamasi.

Asam lemak tak jenuh ganda terbagi menjadi dua jenis, omega 3 dan omega 6. Rasio antara kedua jenis asam lemak ini perlu diperhatikan. Omega 6 tidak boleh terlalu banyak karena bisa memicu respon peradangan, yang akhirnya menimbulkan penyakit, termasuk kanker. Omega 3 bersifat  anti-inflamasi (anti peradangan).

Dr. dr. Sri Wuryanti, Sp.GK, meneliti efek positif omega 3 terhadap pengobatan kanker serviks stadium lanjut (2B-3B). Berbagai publikasi menyebutkan, omega 3 memiliki efek pro apoptosis (program pematian sel) kanker, antiinflamasi dan antiproliteratif (menghambat perkembangbiakan) sel kanker.

Bisa dijelaskan mengenai penelitian yang dilakukan?

Saya melakukan penelitian terhadap pasien kanker serviks stadium lanjut, yang mendapat terapi radiasi di Departemen Radioterapi RSCM Jakarta. Ada 45 pasien yang diikutsertakan, dibagi dua kelompok secara acak. Yakni kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.

Di awal penelitian, dianalisa asupan makan pasien untuk menilai asupan omega 3 dan omega 6 sebelum mereka sakit. Setelah dikaji, ternyata asupan omega 3 sangat rendah.

Selama menjalani terapi, pasien mendapat suplementasi nutrisi berupa susu; salah satunya mengandung omega 3 dan omega 6, dengan perbandingan 1:1,27, yang dikonsumsi kelompok perlakuan. Susu diminum 3x/hari.

Selama periode ini, asupan makan pasien juga dianalisa, dilakukan 3x/minggu. Ini untuk melihat total asupan omega 3 dan 6, serta asupan lain misalnya protein dan kalori total. Dari protein dan kalori total tidak ada perbedaan besar. Untuk omega 3, kelompok perlakuan memiliki asupan yang lebih tinggi.

Setelah perlakuan, terjadi penurunan prostaglandin E2 (PGE2), sedangkan pada kelompok kontrol ada kenaikan. Sementara itu, penurunan kadar VEGF pada kelompok perlakuan lebih besar ketimbang kelompok control. PGE2 merangsang pertumbuhan tumor, VEGF berperan dalam pertumbuhan pembuluh darah kanker.

Babagimana cara kerja omega 3 dalam menunjang respon pengobatan kanker?

Omega 3 bekerja sebagai antiperadangan dan menghambat angiogenesis. Angiogenesis atau pembentukan pembuluh darah, berperan penting dalam penyebaran sel kanker. Bila angiogenesis turun, kemungkinan kanker untuk menyebar lebih kecil. Omega 3 membuat kerja terapi untuk mematikan sel-sel kanker lebih efektif.

Selain itu, efek samping berkurang dengan asupan omega 3. Misal dalam hal berat badan (BB). Pada kelompok yang mendapat omega 3, tidak terjadi penurunan BB. Pada kelompok kontrol, terjadi penurunan BB. Salah satu manfaat omega 3 adalah memelihara massa otot; ia menghambat pemecahan protein dan lemak tubuh.

Tentu dengan catatan, pola makan dan asupan nutrisi bagus. Tidak hanya omega 3 yang dikejar; kebutuhan kalori total dan protein harus cukup.

Sebaiknya terapi omega 3 tidak hanya selama terapi. Baiknya, sebelum terapi pola makan sudah diperbaiki, saat belum ada paparan obat ke tubuh. Responnya akan lebih bagus.

Dan harus tetap dipertahankan. Kanker itu jenis penyakit yang tampaknya sembuh, tenang, tapi suatu saat bisa bangkit lagi. Maka, perlu mempertahankan pola makan yang baik, termasuk asupan omega 3. Jadi, saat terapi, fungsinya untuk meningkatkan respon terhadap pengobatan, dan setelah terapi berperan sebagai maintainance.

Bisa tercukupi dari asupan makan?

Perlu edukasi untuk meningkatkan konsumsi omega 3 dari bahan makanan sumber. Misalnya ikan laut dalam seperti tuna, kakap dan teri. Sumber lain misalnya biji-bijian dan minyak tumbuhan seperti minyak zaitun, minyak kanola, dan kacang-kacangan seperti walnut dan flax seed.

Sayuran hijau juga kaya asam lemak omega 3.Omega 6 antara lain terdapat pada daging, minyak kelapa, minyak jagung dan minyak kedelai. (nid)