Anda berusia paruh baya dan suka nonton TV marathon hingga berjam-jam? Kabar buruk dari riset terbaru: mereka yang menonton TV lebih dari empat jam per hari berisiko 35% lebih tinggi mengalami penggumpalan darah.
Dalam penelitian yang diterbitkandi European Journal of Preventive Cardiology dijabarkan nonton TV berlebih signifikan tingkatkan risiko penggumpalan darah. Riset di Inggris ini menekankan risikonya bisa lebih dari 30% terutama bagi usia paruh baya atau 40 tahun ke atas, dibandingkan mereka yang hanya menghabiskan waktu kurang dari 2 jam sehari.
Peneliti mendesak para paruh baya ini untuk break sebentar – sekitar setengah jam – kemudian melakukan peregangan atau sekedar melakukan aktivitas fisik ringan. Dan, kurangi konsumsi camilan selama menonton TV.
Bahkan peneliti dari Bristol University ini mendorong para pencita TV atau Netflix untuk membeli sepeda statis – yang bisa digunakan sambil nonton TV.
Selama bertahun-tahun ilmuwan telah mengetahui bila duduk lama dapat meningkatkan risiko tromboemboli vena (penggumpalan darah di vena), yang membunuh ribuan orang setiap tahun.
Duduk dalam waktu lama memungkinkan darah berkumpul di kaki, kemudian dapat menyebabkan pembekuan/penggumpalan darah. Untuk alasan yang sama, para penumpang pesawat disarankan untuk sering berpindah-pindah dalam penerbangan jarak jauh.
Para peneliti juga memperingatkan orang-orang hobi nonton TV berlebih cenderung untuk makan junk food. Dapat menyebabkan kondisi lain seperti obesitas dan tekanan darah tinggi.
Dr Setor Kunutsor, penulis utama riset tersebut mengatakan, “Jika Anda ingin menonton TV berlebihan, Anda perlu istirahat.”
“Anda bisa berdiri dan lakukan peregangan tiap 30 menit atau gunakan sepeda statis. Dan hindari kombinasi nonton TV dengan camilan tidak sehat,” ujarnya melansir Dailymail.
Peneliti menyatakan sekitara 500 orang di Inggris dan Amerika mengalami penggumpalan darah per tahun, dengan hingga 60% kasus harus dirawat di rumah sakit hanya karena duduk terlalu lama, malas bergerak.
Sebagian besar kasus tromboemboli bisa diatasi. Tetapi sejumlah kecil kasus, bekuan darah pecah dan terbawa aliran darah ke paru-paru – disebut tromboemboli paru – yang bisa fatal jika tidak segera mendapat pertolongan.
Bagaimana riset dilakukan?
Peneliti memeriksa tiga penelitian dengan total 131.421 peserta dari AS dan Jepang, berusia 40 tahun atau lebih yang sebelumnya tidak didiagnosis dengan penggumpalan darah, dan ditanyai tentang kebiasaan menonton TV mereka.
Para relawan ini dibagi menjadi ‘penonton lama’ yang menonton TV minimal empat jam per hari, dan ‘penonton jarang’ yang menonton < 2,5 jam per hari.
Mereka mendeteksi 964 kasus tromboemboli vena selama pemantauan antara 5-20 tahun, dengan ‘penonton lama' menjadi 1,35 kali lebih mungkin untuk mengalami penggumpalan daripada 'penonton jarang'.
Tim juga menemukan bahwa berolahraga tidak mengimbangi risiko munculnya penggumpalan darah di kalangan fanatik TV.
Dr Kunutsor menegaskan, “Temuan menunjukkan bahwa terlepas dari aktivitas fisik, IMT (indeks massa tubuh), usia dan jenis kelamin, menonton TV berjam-jam adalah aktivitas yang berisiko berkaitan dengan pengembangan pembekuan darah.”
Menonton TV berlebihan melibatkan tetap diam yang merupakan faktor risiko VTE. ”Inilah sebabnya orang didorong untuk bergerak setelah operasi atau selama penerbangan jarak jauh,” Dr Kunutsor menjelaskan.
Selain itu, ketika duduk dalam posisi menekuk untuk waktu yang lama, darah berkumpul di kaki yang bisa menyebabkan penggumpalan darah. (jie)