konsumsi gula meningkatkan risiko alzheimer
konsumsi gula dan risiko alzheimer

Konsumsi Gula dan Risiko Penyakit Alzheimer: 2 Sendok Teh Gula yang Berisiko

Selama ini kita memahami bila konsumsi gula berlebih berhubungan dengan diabetes. Yang belum banyak diketahui adalah hubungannya dengan Alzheimer. Bukti penelitian menunjukkan hubungan antara konsumsi gula berlebih dengan risiko penyakit Alzheimer.

Seperti tidak cukup masalah akibat konsumsi gula berlebih – diabetes dan komplikasinya di sistem saraf, mata, hingga jantung – gangguan fungsi otakpun terpengaruh. Dalam hal ini berkontribusi pada berkembangnya penyakit Alzheimer. 

Orang awam kerap menyebut penyakit ini sebagai kepikunan. Tetapi Alzheimer sebenarnya lebih berat dari itu. Merupakan gangguan otak yang mempengaruhi kemampuan untuk berpikir, mengingat, emosi hingga kepribadian. 

Peneliti menemukan hubungan antara konsumsi gula dan berkembangnya penyakit Alzheimer. Hubungan tersebut juga terlihat pada penderita diabetes. Salah satu alasannya adalah tingginya kadar gula darah bisa menyebabkan inflamasi yang memicu berbagai penyakit kronis, termasuk Alzheimer.

Riset di jurnal Nutritional Neuroscience tahun 2022 (melibatkan 37.689 individu) menemukan hubungan antara konsumsi gula dan peningkatan risiko Alzheimer pada perempuan. 

Mereka yang mengonsumsi sekitar 10 gram (2,4 sendok teh) gula per hari mengalami peningkatan risiko terbesar. Laktosa – gula dalam susu sapi dan produk turunannya – mempunyai hubungan paling kuat di antara jenis gula yang diteliti.  

Studi sebelumnya tahun 2017 menjelaskan bila terjadi peningkatan marker (penanda) Alzheimer pada mereka yang mengonsumsi minuman manis dan jus dalam jumlah berlebih. Satu-satunya batasan dalam risit ini adalah dilakukan pada populasi orang kulit putih, sehingga hasilnya belum bisa menggambarkan untuk populasi lebih beragam. Riset ini dipublikasikan di jurnal Alzheimer’s & Dementia.  

Pada individu diabetes, kadar gula darah yang tinggi memicu pembentukan plak amiloid di otak, ciri khas Alzheimer. Meskipun para peneliti pernah mengira plak amiloid wajar terjadi pada sebagian besar lansia, kini mereka menemukan bila risikonya bisa muncul lebih awal. 

Penelitian lain di jurnal Alzheimer’s & Dementia (2022) pada 4.932 partisipan menemukan hubungan antara Alzheimer, gula darah tinggi dan kolesterol tinggi dimulai dari usia 35 tahun. Mereka membuktikan menjaga kadar kolesterol dan gula darah sejak dini akan menurunkan risiko menderita Alzheimer di kemudian hari. 

Gula memperburuk gejala Alzheimer

Mengonsumsi gula berlebih – terutama jika Anda adalah diabetes – bisa mempercepat terjadinya penyakit Alzheimer. Ini berarti gejala juga muncul lebih cepat. 

Gejala Alzheimer termasuk:

  1. Kesulitan untuk mengingat
  2. Kemampuan pemecahan masalah berkurang
  3. Perubahan mood dan kepribadian
  4. Higienitas buruk
  5. Menarik diri dari pergaulan

Namun bukan berarti penderita Alzheimer harus menghindari gula sama sekali. Gula tidak buruk jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. 

Bahkan mungkin membantu penderita Alzheimer, karena terjadi penurunan indera penciuman dan perasa, membuat makanan tampak kurang menarik. Sedikit gula bisa membuat makanan lebih bisa dirasakan. (jie)