hepatitis akut pada anak tidak berhubungan dengan vaksin covid-19

Hepatitis Akut Pada Anak Tidak Berhubungan Dengan Vaksin COVID-19

Telah beredar wacana di internet yang mengatakan bahwa kejadian hepatitis akut misterius di dunia yang menyerang anak-anak disebabkan oleh vaksin COVID-19. Bahkan vaksin COVID-19 juga dituduh memicu hepatitis autoimun.

Menjawab hal tersebut, Kementerian Kesehatan RI menegaskan bila kejadian hepatitis akut pada anak yang belum diketahui penyebabnya (acute hepatitis of unknown aetiology) tidak berhubungan dengan vaksin COVID-19.

Prof. dr. Hanifah Oswari, SpA(K), selaku Lead Scientist untuk kasus ini dalam keterangan pers menegaskan, “Kejadian ini dihubungkan dengan vaksin COVID-19 itu tidak benar, karena kejadian saat ini tidak ada bukti bahwa itu berhubungan dengan vaksin COVID-19.”

Lebih lanjut, Prof Hanifah menyampaikan bahwa juga belum ada bukti yang menunjukkan kaitan antara penyakit hepatitis akut misterius ini dengan SARS-CoV-2 ( virus penyebab COVID-19). Tetapi lebih pada kejadian yang bersamaan (koinsiden).

Belum ada konfirmasi dari para pakar sejauh ini tentang hubungan kasus hepatitis akut dan riwayat COVID-19 pada anak. Alasannya, karena COVID-19 selama ini tidak pernah menimbulkan gejala seperti hepatitis akut berat pada anak ini.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun organisasi kesehatan di berbagai negara masih melakukan investigasi mengenai penyebab pasti dari KLB (kejadian luar biasa) hepatitis akut pada anak. Pada 15 April lalu, WHO menyatakan kasus hepatitis akut ini sebagai KLB.

Menyebabkan hepatitis autoimun?

Hepatitis autoimun merupakan peradangan (inflamasi) hati akibat sistem imun ‘salah sasaran’ menyerang sel hati yang sehat.

Ini adalah penyakit yang langka, bisa menyerang semua golongan usia dan jenis kelamin, namun insiden tertinggi pada anak perempuan usia pubertas, meskipun bisa didiagnosis pada usia 6 bulan.

Penyebab pasti hepatitis autoimun belum diketahui. Namun, para ahli menduga bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh dua faktor. Keduanya yakni interaksi antara gen yang mengontrol sistem imun serta pengaruh virus dan obat-obatan tertentu.

Hingga saat ini para ilmuwan belum menjumpai cukup bukti yang meyakinkan untuk mengatakan bila vaksin COVID-19 bisa menyebabkan hepatitis autoimun.

Pada penelitian Tun dkk, yang diterbitkan di Journal of Hepatology (2021) dibahas tentang seorang pasien berusia 47 tahun yang mengalami hepatitis autoimun setelah mendapatkan vaksin COVID-19 Moderna dosis pertama.

Kenapa bisa terjadi? Penelitian sebelumnya telah menjelaskan bahwa vaksin Moderna bisa menyebabkan reaksi inflamasi dan reaksi silang dengan antibodi.

Sejauh ini dilaporkan 7 kasus suspek hepatitis autoimun yang diakibatkan oleh vaksin COVID-19; 3 kasus karena vaksin Pfizer dan 4 lainnya karena vaksin Moderna. Semua pasien tersebut menunjukkan respons yang baik terhadap pengobatan setelah diberikan steroid oleh dokter.

Dalam riset tersebut Tun dkk, menulis bahwa reaksi sistem kekebalan pasca vaksinasi COVID-19 yang memicu hepatitis autoimun sangat jarang terjadi.

Kejadian hepatitis autoimun setelah vaksinasi COVID-19 tidak berhubungan dengan wabah hepatitis akut pada anak saat ini. (jie)