Sendawa adalah mekanisme normal tubuh untuk melepaskan gas, biasanya terjadi setelah makan. Tetapi beberapa orang memiliki kebiasaan bersendawa. Kebiasaan ini berisiko menyebabkan radang kerongkongan.
Menelan udara, baik secara sengaja maupun tidak, disebut dengan aerophagia. Udara yang masuk ke saluran pencernaan mengandung gas nitrogen dan oksigen. Gas ini akan didorong ke atas oleh lambung menuju kerongkongan dan keluar dari mulut dalam bentuk sendawa.
Gas dalam saluran pencernaan umumnya terbentuk dari proses pencernaan makanan atau ketika ada udara yang tertelan melalui mulut. Udara dapat masuk ke tubuh jika Anda berbicara sambil makan, mengunyah permen karet, mengisap permen, makan terlalu cepat atau merokok.
Namun sebagian orang memiliki kebiasaan ‘memaksa’ bersendawa – walau tidak sehabis makan. “Biasanya agar merasa lebih lega,” kata dr. Hendra Nurjadin, SpPD-KGEH, dari RS Pondok Indah – Puri Indah, Jakarta.
Kebiasaan bersendawa sangat tidak disarankan, karena dapat membuat klep sphinter di kerongkongan (esofagus) bagian bawah kendor. Spihinter ini bertugas untuk menahan asam lambung naik ke kerongkongan.
“Kebiasaan bersendawa yang dilakukan bertahun-tahun membuat klep kendor, dan memaksa asam lambung naik ke kerongkongan,” terang dr. Hendra, dalam seminar media berjudul Gangguan Pencernaan, beberapa waktu lalu.
Asam lambung yang naik sepanjang kerongkongan sampai ke mulut dikenal juga sebagai GERD (gastro-esophageal reflux disease). Keluhan utamanya berupa sendawa dan rasa panas di belakang dada (heart burn).
Keluhan lain seperti dada terasa sempit, banyak dahak, batuk tidak sembuh-sembuh, atau batuk-batuk saat berbaring miring (karena asam lambung gampang naik saat berbaring miring). Komplikasi yang tergolong berat adalah munculnya gangguan menelan (dysphagia) dan radang kerongkongan (Barrett’s esophagus).
Asam lambung memiliki pH (tingkat keasaman) 2, sementara kerongkongan pH-nya 7. Kerongkongan bisa teriritasi (luka) jika terus-menerus dilewati asam lambung.
“Luka yang berlangsung lama menyebabkan peradangan, jika semakin meluas membuat kerongkongan menebal dan penyempitan (ada gangguan menelan). Di sana terjadi pula perubahan sifat sel, awalnya menjadi sel jinak, tetapi lama-lama sel ganas atau menjadi kanker kerongkongan,” terang dr. Hendra.
Sangat disarankan untuk tidak ‘memaksa’ bersendawa. Jika sendawa yang muncul semakin parah, bahkan ada gangguan menelan, sebaiknya lakukan endoskopi saluran cerna untuk ‘meneropong’ kondisi kerongkongan dan lambung. (jie)