Pemerintah pada Senin (3/2/2020) mengumumkan ada dua WNI yang terkonfirmasi positif COVID-19. Meteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terkait hal tersebut. Mereka yang kondisi imunnya baik tidak akan tertular. Lantas, bagaimana sistem imun melawan virus.
Tubuh memiliki mekanisme pertahanan tubuh dari penyakit, dikenal dengan sistem imun. Ia bekerja bekerja melawan mikroba (bakteri, virus, parasit, jamur) dan toksin yang menyerang. Bila sistem imun optimal, tubuh akan mudah menangkal infeksi, tetapi demikian pula sebaliknya.
Tubuh memiliki dua sistem kekebalan: yang bersifat alamiah atau dibawa sejak lahir (innate), dan adaptif. Kedua sistem imun ini saling berhubungan. Kalau ada benda asing gagal ditangkal oleh sistem kekebalan bawaan, dia akan berhadapan dengan sistem kekebalan adaptif. Kalau tetap kalah, kita akan sakit.
Sistem imun bawaan bersifat non-spesifik, selalu aktif (tidak memerlukan paparan awal untuk mengenal suatu patogen) dan tidak memiliki immunological memory (rekaman atau ingatan dari setiap substansi asing yang ditemui).
Baca: Kenapa Anak-anak ‘Luput’ dari Infeksi Virus Corona ?
Sementara sistem kekebalan adaptif, efektif melindungi tubuh dari penyakit yang pernah menyerang, dan aktif ketika berhadapan dengan suatu penyakit, dengan membuat antibodi terhadapnya, dan membuat tubuh menjadi kebal jika penyakit yang sama menyerang kembali.
Kekebalan ini bisa diaktifkan dengan imunisasi. Kemampuannya dalam menerima stimulus, membuatnya mampu berevolusi dan merespon dalam jangka panjang.
Humoral dan seluler
Sistem imun adaptif terbagi menjadi humoral dan seluler. Keduanya bekerja lewat mekanisme berbeda namun saling menjadi satu bagian.
Menurut dr. Teguh H. Karyadi Sp.PD dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, sistem imun humoral terdiri atas antibodi (Imunoglobulin yang disingkat Ig) dan sekret tubuh (air liur, air mata, keringat, asam lambung atau pepsin). Sedangkan sistem imun seluler berupa makrofag, limfosit dan neutrofil berada dalam darah dan bersirkulasi ke seluruh tubuh.
Salah satu mekanisme pertahanan tubuh yang paling nyata adalah kulit, ia membatasi antara lingkungan dan tubuh. Biasanya, kulit tak bisa ditembus oleh bakteri dan virus. Kulit mengeluarkan sekret antibakteri, yang bisa mematikan jamur dan bakteri. Maka, kebersihan kulit penting dijaga.
Hidung, mulut dan mata juga adalah tempat masuknya kuman. Menurut Dr. dr. Erlina Burhan, Msc, SpP(K), dari Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), virus yang menyebar lewat droplet (percikan cairan dari mulut) membutuhkan reseptor untuk bisa menempel dan kemudian menginfeksi.
“Reseptor tersebut adanya di saluran napas (mulut dan hidung) serta saluran cerna,” katanya.
Tetapi, air mata dan air liur mengandung enzim lisozim yang bisa membunuh kuman. Tubuh juga punya banyak mekanisme pertahanan, yang terdiri dari bermacam komponen mayor sistem imun, yaitu organ limfoid (timus, lien, sumsum tulang) serta sistem limfatiknya.
Kelenjar timus terletak dekat jantung, berperan penting dalam mekanisme imun tubuh. Organ ini bertanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting bagi bayi baru lahir. Tanpa timus, sistem imun bayi baru lahir buruk.
Timus, bersama lien dan sumsum tulang, menghasilkan leukosit (sel darah putih). Leukosit bersirkulasi di dalam tubuh melalui pembuluh limfa dan pembuluh darah. Dengan begitu, sistem imun terkoordinasi memonitor tubuh dari kuman atau substansi lain yang bisa menyebabkan masalah bagi tubuh.
Penting menjaga daya tahan tubuh
Maka penting untuk menjaga daya tahan tubuh tetap optimal. Terkait pencegahan COVID-19, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Daeng M Faqih, SH, MH, menghimbau untuk cukup istirahat, makan makanan bergizi dan olahraga.
“Penting untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh agar daya tahan tubuh meningkat. Karena pada dasarnya yang bisa melawan infeksi virus adalah daya tahan tubuh sendiri,” kata dr. Daeng. (jie)
Baca juga : Pencegahan Outbreak Virus Corona : Penting Cuci Tangan Minimal 20 Detik