amankah pengawetan obat dan makanan dengan iradiasi

Amankah Metode Pengawetan Obat Dan Makanan Dengan Iradiasi

Teknologi kesehatan terus berkembang, salah satunya pemanfaatan radiasi sinar gamma sebagai metode sterilisasi dan pengawetan obat dan makanan. Teknologi ini disebut iradiasi. Iradiasi sudah lebih dari 30 tahun diakui keamanannya.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) telah mengembangkan teknologi iradiotor terbesar di Indonesia. Lebih jauh tentang iradiasi, demikian wawancara dengan Ir. Ferly Hermana, MM, Kepala Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir BATAN, dan Dr. Ir. Dhandhang Purwadi, Kepala Bidang Mekanik, Struktur & Proses Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir, BATAN.

Apa itu iradiasi dan bagaimana mekanisme kerjanya?

Dhandhang Purwadi : Iradiasi merupakan suatu proses ketika suatu obyek dipaparkan pada radiasi dari sumber tertentu. Iradiasi dipancarkan dari 3 sumber. Pertama, adalah radiasi sinar gamma dari inti nuklir (cobalt-60). Sinar gamma memiliki daya tembus yang paling kuat hanya dapat berhenti saat mengenai timbal atau benda yang memiliki berat jenis tinggi sekali. Berbeda dengan partikel alfa (keluar bersamaan dari inti atom dengan sinar gamma) yang hanya memiliki jarak pancar pendek sekitar 2 cm, setelah itu berhenti. Sementara partikel beta tidak mampu menembus aluminium.  

Kedua, radiasi sinar X. Ini biasa digunakan dalam foto rongent. Baik sinar gamma atau sinar X, keduanya merupakan gelombang elektromagnetik. Bedanya, kalau sinar gamma adalah gelombang yang keluar dari inti atom, sementara sinar X dari elektron. Sinar X tidak bisa digunakan untuk sterilisasi karena tidak cukup kuat untuk membunuh kuman.

Ketiga, adalah yang disebut radiasi berkas elektron (electron beam). Ini merupakan pancaran eloktron tenaga tinggi dari electron gun, tapi dia hanya mampu menembus sekitar 5 cm. Itu sebabnya sterilisasi menggunakan electron beam mesti memakai 2 electron gun. Dipancarkan 2 arah, depan belakang.  Obyek yang diradiasi tertentu, tidak boleh terlalu tebal.

Manusia hidup di lingkungan radiasi

Dhandhang Purwadi : Sebelumnya, jangan takut dengan radiasi. Kita tidak bisa hidup tanpa radiasi, sinar matahari adalah contoh radiasi berupa yang paling kerap mengenai kita. Dalam jumlah yang sesuai ia bermanfaat, jika berlebihan bisa mematikan. Demikian pula iradiasi. Ia adalah satu proses untuk multi guna, bisa untuk membunuh jamur di kulit buah, menghambat pertumbuhan kecambah, mematikan kuman atau mikroorganisme, memperpanjang masa simpan dan sterilisasi.

Yang paling sulit untuk dimatikan adalah virus, karena struktur DNA-nya sangat sedikit. Itu sebabnya, pada virus membutuhkan dosis yang sangat besar.

Ini bisa menggantikan pengawetan menggunakan kimia seperti formalin dan boraks. Formalin, begitu ia nempel, seribu tahun bentukknya seperti itu, tidak berubah. Juga bisa menggantikan sterilisasi dengan metode gas yang banyak dipakai pada alat-alat kesehatan, seperti jarum suntik atau antibiotik kering. Penggunaan gas bisa berbahaya bagi konsumen, kalau gasnya menempel dan tidak ter-dilusi habis akan menjadi racun.  Sementara iradiasi tidak ada zat yang menempel, jadi aman.

Mekanisme kerjanya: barang yang sudah berbentuk kemasan akhir dimasukkan dalam boks, dikirim dalam ruang iradiasi (bunker). Sumber radiasi gamma (cobalt-60) diangkat dari dalam kolam untuk proses iradiasi, radiasi dipancarkan. Dalam ruang iradiasi produk ‘diputar’ dalam waktu tertentu antara 2-15 menit, tergantung dosis radiasi. Jika sudah teradiasi sempurna sticker khusus berwarna kuning (sebelumnya sudah ditempel dalam boks) berubah warna menjadi merah. Produk keluar dan siap dikirim ke konsumen. 

Untuk menandai produk tersebut sudah diiradiasi ditempel sticker iradisi berupa simbol “Radura”, berupa gambar tanaman (2 lembar daun dan 1 lingkaran di atasnya) berada dalam lingkaran hijau muda (setengah lingkarannya berupa garis terputus-putus).

Bagaimana peran iradiasi?

Ferly Hermana : Tugas atau fungsi iradiasi adalah memotong DNA makluk hidup. Pada tumbuhan ini akan memperlambat masa kedaluwarsa. DNA normal tanaman/buah memiliki mekanisme tumbuh. Jika kita putus DNA-nya maka, mekanisme tadi berubah menjadi aksi reparasi, memperbaiki DNA yang putus. Akibatnya, pertunasan pada bawang, misalnya, akan terhambat.

Sementara pada hewan/serangga/mikroorganisme radiasi mematikan dengan dua cara. Pertama, memotong langsung DNA. Atau, cara kedua adalah mengubah molekul menjadi radikal. Molekul radikal inilah yang akan memotong DNA mikroorganisme.  Radiasi bisa membunuh bakteri pembusuk, patogen, atau larva serangga di dalam buah/sayur.

Pemanfaatan pada alat kesehatan seperti pada jarum suntik, ring atau alat stent, antibiotik kering, obat batuk, produk/obat yang berhubungan untuk mata dan lainnya dan produk-produk implan. Termasuk untuk sterilisasi organ donor.  

Tentang radikal bebas, ini lebih banyak terjadi pada produk atau bahan pangan yang banyak mengandung cairan. Saat diradiasi, H₂O (air) berubah menjadi H₂O₂ atau hidrogen peroksida, tapi tidak lama menjadi H₂O lagi. Hanya butuh waktu hitungan menit untuk kembali normal. Jangan sampai sebelum kembali sudah dikonsumsi.

Produk yang akan melawati proses iradiasi harus dikemas steril, menggunakan kemasan vacuum. Maksudnya, agar setelah diiradiasi produk/ makanan dimaksud tidak terkontaminasi oleh bakteri.

Kemasan yang tidak dikemas steril, tidak dijamin akan tahan lama meski sudah diiradiasi. Sekedar contoh, makanan beku yang dikemas steril. Karena bakterinya tidak dimusnahkan lewat proses iradiasi, dalam proses pengiriman bisa ada perubahan suhu. Perubahan ini dapat menyebabkan jumlah bakteri bertambah sehingga makanan tersebut membusuk. (jie)

Bersambung ke : Butuh Penelitian Panjang Untuk Menentukan Dosis Iradiasi Pengawetan Obat Dan Makanan