Seorang laki-laki dewasa untuk ke sekian kalinya datang ke Palang Merah Indonesia (PMI) untuk mendonorkan darahnya. Kali itu ia kecewa, karena tidak bisa menjadi pendonor. Hasil pemeriksaan menyatakan, ia menunjukkan gejala sindrom darah kental. Karena kesibukan, ia tidak sempat konsultasi ke dokter. Beberapa bulan kemudian, dia masuk Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, karena serangan jantung ringan.
Sindrom darah kental, memang, bisa menyebabkan serangan jantung. Sindrom darah kental adalah kondisi, di mana gumpalan darah seperti gel terbentuk di pembuluh darah. Dilansir dari Cleveland Clinic, pengentalan darah sebenarnya merupakan cara alami tubuh mencegah pendarahan, saat ada bagian tubuh yang terluka.
Namun ada kondisi di mana darah mengental, meski tidak ada luka atau cedera. Kondisi ini bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Gejala pengentalan darah berbeda-beda sesuai lokasinya. Mengutip pakar hematologi dr. Johan Kurnianda, Sp.PD-KHOM, darah tergolong kental jika kadar hemaglobin darah mencapai 18-19 gr/dL dan kadar hematokrit 50-60%.
Gangguan pembekuan darah
Darah kental (hiperkoagulasi atau trombofilia) merupakan penyakit, yang berhubungan dengan gangguan pembekuan darah. Darah kental akan mudah membeku atau menggumpal. Selain serangan/penyakit jantung, syndrome darah kental dapat menyebabkan stroke, emboli paru, deep vein thrombosis, dan gangguan ginjal.
Proses penggumpalan darah melibatkan trombosit dan protein khusus, yang disebut faktor pembekuan darah, dan membuat darah bergerak lebih lambat. Dalam kondisi normal, setelah penyembuhasn luka selesai, penggumpalan darah yang terjadi akan hilang dengan sendirinya. Pada sindrom darah kental, gumpalan darah dapat terjadi meskipun tubuh sedang tidak mengalami luka.
Sindrom darah kental biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala biasanya baru muncul, setelah darah sudah menggumpal dan menyumbat aliran darah. Gejala yang ditimbulkan bisa bermacam-macam, tergantung di mana lokasi penggumpalan darah terjadi. Penggumpalan darah akibat darah yang terlalu kental akan menyumbat aliran darah.
Dilansir dari Everyday Health, Mary Ann Bauman, MD, juru bicara gerakan Go Red for Women American Heart Association mengatakan, darah yang kental bergerak lambat di sekujur tubuh. Juga meningkatkan risiko sel darah merah melekat satu sama lain, dan membentuk gumpalan. Gumpalan ini akan menghalangi aliran oksigen, hormon, dan nutrisi lain untuk sampai ke jaringan dan sel di seluruh tubuh.
Gejala Sindrom Darah Kental
Sering terserang migrain atau sakit kepala sebelah, bisa jadi merupakan gejala sindrom darah kental tahap awal. Gejala lain bisa berupa pusing, pandangan berputar (vertigo), telinga berdenging (kadang tuli mendadak), atau penglihatan terganggu.
Beberapa gejala sindrom darah kental juga bisa muncul berdasarkan lokasi penggumpalan darah di dalam tubuh, yaitu:
1. Pada jantung
Penggumpalan darah di organ jantung dapat menyebabkan serangan/penyakit jantung. Gejala yang timbul berupa nyeri dada yang hebat, menyebar ke lengan atau leher, sesak nafas, keringat dingin, mual, pusing, dan bisa sampai pingsan.
2. Di paru
Gejala berupa: nyeri dada, batuk, keringat dingin, sesak nafas, pusing, denyut nadi cepat, pingsan.
3. Pada otak
Darah kental yang menyebabkan gumpalan darah di otak bisa menimbulkan stroke. Gejala: merasa lemah atau lumpuh pada salah satu sisi tubuh, pusing, bingung, sakit kepala, sulit menelan atau bicara, kejang-kejang.
4. Pada lengan atau kaki
Jika penggumpalan darah terejadi di lengan atau kaki, gejala yang terlihat berupa: pembengkakan, terasa nyeri, perubahan warna kulit, munculnya sensasi hangat atau kesemutan pada anggota gerak tubuh tertentu.
5. Di saluran pencernaan
Gejalanya: nyeri parah di perut, muntah-muntah, perut kembung, diare, mutahan atau tinja bercampur darah.
6. Pada ginjal
Gejala yang Timbul: demam, mual muntah, sesak nafas, darah pada urine, nyeri pinggang atau punggung, kaki bengkak.
Penyebab Sindrom Darah Kental
Penyebab pengentalan darah, di antaranya:
- Cedera seperti patah tulang tangan atau kaki.
- Stress.
- Obesitas.
- Penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, radang pembuluh darah, sirosis, kanker, dan kelainan autoimun.
- Kolesterol tinggi dalam darah yang membuat gumpalan di pembuluh darah.
- Kebiasaan tidak sehat, seperti merokok dan kurang gerak/ olahraga.
- Konsumsi obat tertentu, misalnya obat hormonal, pil KB, heparin.
- Tirah baring terlalu lama karena sakit tertentu atau usai menjalani operasi,
- Usia >65 tahun rawan mengalami pengentalan darah.
- Faktor gen/ keturunan.
- Kehamilan.
Di samping itu, ada beberapa faktor yang memengaruhi seberapa kental darah seseorang. Antara lain:
- Sel darah merah berpengaruh langsung terhadap kekentalan darah. Makin banyak darah merah, makin kental darah seseorang.
- Kadar lemak dalam darah. Semakin banyak kadar lemak dalam darah, darah akan semakin kental.
- Kadar protein tiunggi dalam darah.
- Radang kronis, yang bias disebabkan kebiasaan merokok atau penyakit kronis lain.
- Mengidap penyakit seperti lupus, polisitemia vera, dan penyakit lain.
Menyerang laki-laki dan Perempuan, Tua dan Muda
Kasus sindrom darah kental tidak hanya terjadi pada laki-laki, tapi juga perempuan. Semakin banyaknya kaum perempuan yang masuk ke dunia kerja, dan beban kerja yang menimbulkan stres, sepertinya berhubungan erat dengan makin banyak perempuan yang mengalami sindrom darah kental.
Karena stres pula, mereka yang berusia lebih muda (di bawah usia 65 tahun) bisa terserang sindrom darah kental. Kenali sindrom darah kental, dan lakukan medical check-up rutin, agar terhindar dari komplikasi akibat pengentalan darah. (sur)
____________________________________________
Ilustrasi: Medical photo created by DCStudio - www.freepik.com