Tes HPV DNA Mendeteksi Kanker Serviks Sebelum Kanker Muncul
tes_HPV_DNA

Tes HPV DNA Mendeteksi Kanker Serviks, bahkan Sebelum Kanker Muncul

Tes HPV DNA bisa mendeteksi kanker serviks secara dini, bahkan sebelum sel-sel berubah menjadi kanker. Dijelaskan oleh Prof. Dr. dr. Andrijono, Sp.OG(K), “Kanker serviks adalah satu-satunya kanker yang penyebabnya sudah diketahui, yakni virus HPV.” Perjalanan penyakit kanker serviks dimulai dari infeksi virus HPV pada daerah serviks (leher rahim). Sebagian infeksi bisa terus berlanjut, dan menyebabkan sel berubah sifat menjadi ganas. Mulailah muncul lesi pra kanker, dan bila terus berlanjut menjadi kanker.

Selama ini, deteksi dini kanker serviks biasa dilakukan dengan tes IVA (inspeksi visual asam asetat) dan Pap smear. “Untuk di daerah-saerah terpencil, IVA lebih efektif karena sangat sederhana dan mudah. Bidan pun bisa melakukannya,” ujar Prof. Andrijono, dalam diskusi di RS Dharmais, Selasa (4/1/2020).

IVA dilakukan dengan penyemprotan larutan asam asetat pada area serviks, oleh bidan atau dokter. Bila ada lesi kanker atau pra kanker, akan tampak perubahan warna di serviks.

Adapun Pap smear dilakukan dengan pengambilan cairan serviks, yang kemudian diperiksa di laboratorium untuk dilihat apakah ada sel-sel kanker di sana. Karenanya, Pap smear hanya bisa dilakukan di daerah urban, yang ada fasilitas laboratoriumnya.

Skrining kanker serviks terbaru dilakukan dengan HPV DNA hybrid capture 2 (HC2). Pemeriksaan ini ditengarai sebagai metode skrining terbaik, dan telah diakui oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai tes yang lebih utama dibandingkan IVA dan Pap smear. Beberapa negara telah meninggalkan Pap smear, dan menggunakan tes HPV DNA HC2 sebagai metode skrining untuk kanker serviks. “Saya pribadi berpendapat, lebih bagus Pap smear ditinggalkan. Untuk area terpencil pakai IVA, dan di kota menggunakan HPV DNA,” ungkap Prof. Andrijono.

Tes HPV DNA dilakukan dengan pengambilan cairan serviks atau vagina, lalu dilihat di laboratorium. Bedanya dengan Pap smear, yang dicek pada tes HPV DNA adalah DNA virus HPV tipe onkogenik atau high risk, yang bisa menyebabkan kanker serviks. Misalnya tipe 16, 18, 33, 52, dan 68. Hasilnya dinyatakan positif bila ditemukan DNA virus-virus HPV tersebut. ini berarti telah terjadi infeksi, meski belum ada kanker atau lesi pra kanker. “Pemeriksaan HPV DNA mendeteksi infeksi oleh HPV, bahkan sebelum infeksi berkembang menjadi kanker,” tegas Prof. Andi.

 

Tes HPV DNA cukup 5 tahun sekali

Akurasi pemeriksaan HPV DNA mencapai 96%. Hasil pemeriksaan negatif menandakan, tidak ada infeksi HPV pada serviks. “Bila hasilnya negatif, pemeriksaan ini cukup diulang lima tahun sekali,” ujar Prof. Andrijono.

Biaya pemeriksaan HPV DNA memang lebih mahal dibandingkan Pap smear, “Tapi jauh lebih cost effective karena cukup dilakukan 5 tahun sekali, dan akurasinya sangat tinggi.” Sedangkan Pap smear perlu diulang tiap tahun, dan akurasinya tidak sebaik tes HPV DNA. Terlebih, tes HPV DNA mendeteksi sebelum terjadi kanker, sehingga bisa dilakukan pencegahan agar infeksi tidak berkembang menjadi kanker.

Bagaimana bila hasil tes HPV DNA positif? “Kita lakukan pemeriksaan lanjutan, apakah hanya infeksi, atau sudah ada kanker atau lesi pra kanker,” jelas Prof. Andrijono. Pemeriksaan lanjutan bisa dengan kolposkopi, atau secara sederhana dengan IVA. Jika ditemukan kanker/lesi pra kanker, maka segera dilakukan pengobatan. Keberhasilan pengobatan mencapai 100% bila masih tahap lesi pra kanker, dan >90% bila kanker masih stadium dini. “Setelah pengobatan, pemeriksaan HPV DNA bisa kembali dilakukan satu atau dua tahun setelah pemeriksaan pertama,” imbuh Prof. Andrijono.

Pada kasus infeksi tapi belum ada kanker/lesi pra kanker, maka perawatannya cukup dengan memperbaiki daya tahan tubuh. “Dengan imunitas yang baik, infeksi bisa diatasi. Biasanya, infeksi akan hilang dalam dua tahun bila imunitas ditingkatkan,” tandas Prof. Andrijono. Selanjutnya, pemeriksaan bisa kembali dilakukan 1 tahun setelah pemeriksaan pertama.

Pemeriksaan HPV DNA sudah bisa dilakukan di RS Dharmais, dan laboratorium di kota-kota besar. Hasil tes bisa diketahui dalam 30 menit hingga beberapa jam saja. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Computer photo created by pressfoto - www.freepik.com