Raline Shah “Kita Harus Menjadi Seseorang" | OTC Digest

Raline Shah “Kita Harus Menjadi Seseorang"

“Kecantikan adalah anugerah yang harus dijaga,” katanya.  Tak perlu diet ketat dan stress perlu dikelola. Bagaimana ia menyiasati kesibukan shooting, agar bisa cukup tidur?

Tinggi, langsing, sehat dan cantik. Gambaran ‘sempurna’ tentang waita itu ada pada diri Raline Rahmat Shah (31 tahun), yang kerap membintangi aneka produk mulai shampo sampai multi vitamin.  Memiliki tubuh ideal tidak datang secara instan. Kata Raline, “Saya bangun tidur tidak langsung tampak seperti ini (cantik). Ada upaya yang harus dilakukan. Agar cantik hal pertama adalah badan harus sehat.”

Bagi wanita berdarah Melayu, Tionghoa dan Pakistan ini kecantikan adalah blessing (anugerah); sesuatu yang dititipkan dan mesti dijaga. Menjaga kesehatan sama dengan menjaga kecantikan, dan sebaliknya. Prinsip ini dianut dan diyakini kebenarannya oleh Raline.

“Wanita sekarang ini banyak tuntutannya. Menjadi ibu merangkap wanita karier, penampilan perlu dijaga agar bisa menyebarkan energi positif untuk anak-anak dan orang sekitar. Tuntutan itu membutuhkan tubuh yang sehat,” papar wanita dengan tinggi 171 Cm ini. “Jarang saya ketemu orang sakit yang cantik. Kalau sehat, kita akan menebarkan aura positif. Lihat, semua mamalia di dunia ini yang cantik-cantik pasti sehat, hahaha.”

Beberapa hal wajib dilakukan. Paling utama, perawatan fisik. Cukup istirahat, meski sebagai artis jadwa cukup padat. Sebisa mungkin ia tidur 7 jam sehari, syukur bisa sampai 8 jam. Ia berusaha   tidur pukul 22.00 dan bangun jam 05.00 pagi.

“Jam 10 malam itu lever kita memulai proses detoksifikasi. Saya kalau tidak cukup tidur cenderung cranky, moody, kerja tidak efektif dan jadi agak lamban. Daya tahan tubuh menurun dan gampang sakit.”

Manusia hidup memiliki ritme sendiri. Malam adalah waktu untuk tidur, pagi bangun unruk kemudian beraktivitas. Kalau sekali waktu kita baru tidur pada  jam 03.00 pagi, dan baru bagun  menjelang siang jam 11, setelah tidur 8 jam, “Di badan terasa beda sekali, dibanding  dengan tidur normal.”

Bagi Raline, untuk terlihat cantik dan awet muda perawatan diri saja tidak cuku. Buatnya, “Yang penting cukup tidur. Dari dulu hal itu saya lakukan. Sejak dari SMP, SMA dan kuliah – kebetulan saya tinggal di asrama – saya berusaha tidur cukup dan teratur waktunya. Ditambah dengan pola makan sehat dan berolahraga.”

Bagaimana ia bisa tidur 7 jam, padahal harus shooting?   Raline mengakalinya dengan cara, “Memasukkan persyaratan tentang jam kerja saat menanda tangani kontrak.”  Itu juga alasannya, mengapa iaya lebih memilih bermain di film layar lebar, ketimbang sinetron yang shooting-nya striping. Ia merasa perlu untuk bekerja dan beraktivitas dalam kodisi yang fit,  agar hasilnya maksimal. “Kalau kita berkomitmen untuk tetap sehat, kita juga harus ngajari orang lain bagaimana cara shooting yang sehat, produktif, dengan memanfaatkan waktu secara intensif.” 

Finalis Puteri Indonesia 2008 ini selalu mengonsumsi makanan sehat dan cukup minum. Ke mana pergi ia selalu membawa bekal air putih dan meminumnya agar  tidak dehidrasi. Ia percaya, “Kesehatan kulit erat kaitannya dengan asupan makanan sehat dan air. Kulit mengalami banyak ‘siksaan’ mulai dari sengatan sinar matahari, polusi udara sampai perbedaan suhu di dalam dan luar ruang. Menjaga status hidrasi membuat kulit lembab dan sehat.” Ia masih menambahinya dengan mengonsumsi vitamin C dan kolagen.

“Jarang saya ketemu orang sakit yang cantik. Kalau sehat kita akan menebarkan aura positif.”

Dalam hal makan, Raline memperbanyak sayur dan buah. Ia tak pernah tertarik mencoba metode diet ekstrim. “Hidup harus balance, makan sehat oke, sesekali makan gak sehat juga oke. Tidak masalah kalau daya tahan tubuh kita baik.” 

Untuk olahraga, ada 3 jenis exercise yang dipilih: muay thai, yoga dan  nge-gym. Push up  rutin  dilakukan oleh bintang dalam film “5 cm” ini setiap pagi. Tujuannya untuk meningkatkan metabolisme tubuh. 

Ia juga rutin cek kesehatan. “Aku konsultasi ke dokter setahun sekali. Cek BMI (body mass index), berat badan oke nggak.  Cek persentase lemak dan otot, cek darah. Mencegah lebih baik dari mengobati. Jangan sampai kita baru ke dokter setelah sakit. Ke dokter itu untuk cek kesehatan, konsultasi pola hidup, apa yang perlu ditambah atau dikurangi.”  

Belum lama ia shooting untuk iklan shampo. Hair staylist bercerita bahwa kemarin ada model yang sakit. Rambutnya yang awalnya mengkilap bagus, dalam 3 hari bisa berubah menjadi kusam. Hal itu meyakinkan Raline bahwa sakit akan berdampak besar pada kecantikan dan penampilan.  

Menjadi seseorang

Ada satu lagi yang perlu mendapat perhatian: stress. “Agar tetap sehat, stres perlu dikelola dengan baik.”  Caranya dengan menciptakan lingkungan sepositif mungkin. Membaca buku, memilih teman-teman yang bisa memberi masukan positif, dan lainnya. Bersyukur saat menerima sedikit atau banyak, akan membuat kita selalu bahagia.

Raline menyadari punya kekurangtan. Di kalangan teman-temannya, lulusan National University of Singapore ini, dikenal menyebalkan namun dalam arti positif. Misalnya, ia akan mengomentari temannya yang tampak kurang fit, dengan kata-kata: Kamu kayaknya kurang tidur, deh.  Kamu pasti kurang vitamin C, atau kamu kurang olahraga. Tak lain, “Aku pengen teman-temanku lebih produktif dan lebih happy.” 

Raline berprinsip, kita hidup mesti berguna untuk orang lain, minimal tidak menyusahkan orang lain. Bisa dimulai dari orang-orang terdekat. “Kita harus sensitif dengan apa yang kita butuhkan, untuk menjaga kesehatan. Dengan begitu, kita juga bisa sensitif untuk membantu orang lain dengan apa yang mereka butuhkan.”  

Sebelum ‘bintangnya’ berkibar di Indonesia, sejak usia 16 tahun ia telah malang melintang sebagaii model di Singapura dan Malaysia. Ia kerap diundang untuk berpartisipasi, dalam acara fashion show untuk penggalangan dana.

Kegiatan amal sudah menjadi aktivitas yang akrab digeluti di lingkungan keluarganya sejak kecil. Ayahnya, Rahmat Shah, adalah pengusaha yang dikenal luas di Medan, Sumatera Utara. Sang ayah memiliki yayasan, salah satunya untuk membantu biaya sekolah anak-anak tukang becak di Medan. Berbagai kegiatan amal yang dilakukan kedua orangtuanya, begitu berkesan dan terbawa hingga ia dewasa.

Ayahandanya juga seorang mantan diplomat. Raline tergerak ikut pemilihan Puteri Indonesia 2008, karena, “Kata beliau, kalau ingin suara kita lebih didengar, kita harus menjadi seseorang.”  (jie)