who dan unicef serukan ibu tetap berikan asi selama pandemi

WHO dan UNICEF Serukan: Ibu Tetap Harus Berikan ASI Selama Pandemi COVID-19

Bertepatan dengan Pekan Menyusui Dunia yang jatuh tiap 1-7 Agustus, UNICEF dan WHO menyerukan agar pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk mempertahankan dan mempromosikan akses layanan yang memungkinkan para ibu untuk tetap memberi ASI selama pandemi.

Inisiasi menyusu dini dan eksklusif (selama 6 bulan) membantu anak-anak bertahan hidup dan membangun antibodi yang mereka butuhkan agar terlindung dari berbagai penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-kanak, seperti diare dan pneumonia.

Bukti-bukti juga menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan ASI memperlihatkan hasil yang lebih baik pada tes inteligensi, kemungkinan mengalami obesitas dan kelebihan berat badan lebih kecil, dan kerentanan mengalami diabetes semasa dewasa kelak lebih rendah.

Namun data menyebutkan hanya 1 dari 2 bayi di Indonesia berusia < 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif, dan hanya sekitar 5 % anak yang masih mendapatkan ASI pada usia 23 bulan.  

Artinya, hampir setengah dari seluruh anak Indonesia tidak menerima gizi yang mereka butuhkan selama dua tahun pertama kehidupan. Lebih dari 40 % bayi mendapat makanan pendaping ASI terlalu dini (sebelum usia 6 bulan), dan makanan yang diberikan sering kali tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi.

Dilansir dari laman resmi WHO Indonesia, dr. Paranietharan, perwakilan WHO untuk Indonesia mengatakan, saat ini ketika layanan kesehatan masyarakat terhambat, sangat perlu memahami manfaat ASI dan interaksi ibu dan bayinya dalam mencegah penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-kanak serta mempromosikan kesehatan dan perkembangan anak.

Tetap memberi ASI walau terkonfirmasi COVID-19

Bagi ibu yang terkonfirmasi atau pasien suspek COVID-19, UNICEF dan WHO tetap menyarankan untuk menyusui selama pandemi, sambil tetap menerapkan protokol pengendalian penularan yang tepat.

Saat ini, belum ada data yang cukup untuk menyimpulkan bahwa COVID-19 ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak melalui menyusui. Tetapi, menghentikan pemberian ASI, dan pemisahan ibu dari bayinya, bisa menimbulkan konsekuensi yang signifikan. Manfaat pemberian ASI melampaui potensi risiko penularan.

“Sepanjang pandemi COVID-19, kita harus terus mempromosikan menyusui sebagai cara penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan anak dan ibu,” kata perwakilan UNICEF Indonesia Debora Comini. “Bersama-sama, kita bisa mendukung keluarga-keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak, termasuk pada masa pandemi.” (jie)