Membangun Minat Baca Anak melalui Storytelling, 1000 Buku sebelum 5 Tahun

Membangun Minat Baca Anak melalui Storytelling, 1000 Buku sebelum 5 Tahun

Membaca adalah inti dari pendidikan. Sangat disayangkan, kemampuan membaca bangsa kita sangat rendah. Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyatakan, butuh 45 tahun untuk mengejar kemampuan membaca kita. Sedangkan untuk mengejar ketertinggalan sains butuh 75 tahun, karena dibutuhkan kemampuan membaca yang baik dulu. Untuk itu, minat baca anak harus dibangun sejak dini. Salah satu cara yang bisa ditempuh yakni dengan bercerita atau storytelling.

Tingkat buta huruf nasional memang sudah jauh berkurang, hingga <2%. Namun, literasi bukan semata soal kemampuan membaca huruf. “Tetapi juga memahami apa yang dibaca,” ujar Eddy Hendry, Head of Early Childhood Education and Development Tanoto Foundation, dalam webinar bertajuk Manfaat Storytelling untuk Perkembangan Karakter Anak, Rabu (30/9/20).

Eddy melanjutkan, membaca adalah salah satu stimulasi untuk memaksimalkan perkembangan otak anak. Di negara-negara maju, minat baca anak sudah dirangsang jauh sebelum mereka bisa membaca.  “Hasilnya, anak-anak yang suka membaca tidak memiliki kesulitan ketika bersekolah. Sebaliknya, anak yang tidak suka membaca ternyata dikaitkan dengan tingkat kriminalitas yang cenderung lebih tinggi ketika dewasa,” tuturnya.

Pendapat serupa dinyatakan oleh Satria Dharma, penggagas Gerakan Literasi Sekolah. “Rendahnya tingkat literasi mengakibatkan hoax dan hate speech merajalela,” ungkapnya. Roda perekonomian pun terhambat, hingga 9 juta warga kita terpaksa bekerja keluar negeri sebagai TKI.

Ia menyayangkan, anak Indonesia tidak diwajibkan membaca buku saat sekolah. Di negara tetangga Thailand, siswa SMA diwajibkan membaca 5 buku sastra. Di Negeri Paman Sam bahkan jauh lebih banyak: 32 buku. Tidak heran bila Indonesia menduduki peringkat 39 dari 41 negara di Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA).

Storytelling untuk membangun minat baca anak

Penting untuk membangun minat baca anak sejak dini demi tumbuh kembang anak. Hal ini juga akan memengaruhi masa depannya nanti. Menurut studi, membaca selama 15 menit akan memperkaya kosa kata anak hingga 1 juta kata setiap tahunnya, serta membantu meningkatkan IQ anak hingga 6 poin. Anak yang rajin membaca lebih maju 1 tahun ketimbang yang tidak membaca.

Kebiasaan mendongeng atau storytelling akan menggugah minat baca anak. Mendongeng bisa dilakukan kapan saja, di mana saja. “Orang tua bisa membacakan buku atau mendongeng kepada anak di usia sedini mungkin,” ujar pendongeng Awam Prakoso.

Jangan khawatir bila tidak bisa mendongeng dan menirukan berbagai suara binatang. Minimal, bacakanlah buku dengan suara keras. Lama-lama anak akan tertarik, lalu merebut buku yang kita baca, karena penasaran dengan isi buku tersebut. Inilah yang kita inginkan.

Awam menegaskan, upayakanlah untuk memulai kebiasaan membaca dari tingkat keluarga. “Seperti membakar obat nyamuk dari tengah lama-lama meluas sampai tingkat kelurahan, kecamatan, dan seluruh negeri,” lanjutnya.

1000 buku sebelum 5 tahun

Di Australia ada program 1000 buku sebelum 5 tahun. Jadi, orang tua membacakan setidaknya 1000 buku sebelum anak masuk TK. Selain itu ada Premier’s Reading Challenge untuk anak hingga usia 15 tahun, di mana anak ditargetkan membaca buku-buku tertentu dalam waktu sekian bulan. “Anak-anak harus ditantang membaca,” tegas Satria.

Program-program seperti ini bisa kita tiru. Jumlah 1.000 buku memang terdengar banyak sekali. Namun bila kita membacakan 1 buku saja setiap hari untuk anak, target ini bisa tercapai dalam 3 tahun saja. Di usia 5 tahun, sudah >1.500 buku yang kita bacakan. Mulai dari buku-buku bergambar yang tipis untuk anak, dan meningkat sesuai pertambahan usia anak. Dan, tidak harus 1000 judul buku. Boleh saja 200-300 judul, tapi dibaca berulang-ulang.

Buku dirasa mahal? “Ada perpustakaan yang bisa dimanfaatkan. Yang penting, kita harus sadar dulu pentingnya membaca,” tandas Satria.

Untuk mendukung perkembangan literasi anak Indonesia, Tanoto Foundation menginisiasi gerakan “Indonesia Cinta Membaca”. Kegiatannya antara lain kompetisi membaca, agar kegiatan membaca bisa menjadi kebiasaan yang menyenangkan. Ada pula pelatihan storytelling bagi pengajar PAUD di beberapa kota, serta kegiatan storytelling di media sosial seperti Instagram Live setiap minggu, bekerja sama dengan berbagai organisasi. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by Racool_studio - www.freepik.com