amankah minum antibiotik selama periode menyusui untuk bayi

Amankah Minum Antibiotik Selama Masa Menyusui Untuk Bayi?

Suka atau tidak suka saat menyusui Anda tetap berisiko untuk sakit. Kerap kali kondisi ini menyebabkan seorang ibu harus minum antibiotik. Anda mungkin berpikir amankah minum antibiotik selama masa menyusui untuk bayi?

Pada sebagian besar kasus, pemberian antibiotik aman untuk ibu menyusui dan bayinya.

Menurut Academic of American Pediatrics (AAP), antibiotik merupakan salah satu obat yang paling umum diresepkan untuk ibu menyusui, dan dalam kadar tertentu terserap ke dalam ASI.

Penting untuk memahami bagaimana obat secara umum bekerja selama periode menyusui. Mayo clinic dalam laman resminya menjelaskan, sebagian besar obat yang ikut dalam aliran darah juga akan ada di air susu ibu.

Namun, kadar obat di ASI biasanya lebih kecil dibanding yang ada di aliran darah. Dan sebagian besar obat tidak memberikan efek samping berat pada bayi.

Selain obat itu sendiri, Mayo Clinic menambahkan, ada faktor lain yang perlu diperhatikan, termasuk usia bayi. Paparan antibiotik bisa berisiko besar untuk bayi prematur dan bayi baru lahir, dibandingkan bayi yang lebih tua atau balita.  

Bila Anda harus mengonsumsi antibiotik yang tidak aman untuk si bayi, Anda perlu berpikir ulang seberapa penting Anda mengonsumsi obat tersebut.

Antibiotik mana yang aman?  

Pemberian antibiotik selama menyusui tergantung pada banyak hal, seperti berat badan bayi, usia dan kondisi kesehatannya secara umum.

Menurut Mayo Clinic ada beberapa jenis antibiotik yang dianggap aman diberikan untuk ibu menyusui, seperti penicillin (termasuk amoxicillin dan ampicillin), golongan cephalosporins (seperti cephalexin), dan fluconazole (Diflucan) – ini bukan antibiotik tetapi antimikroba yang dipakai untuk infeksi jamur.  

Apa dampak konsumsi antibiotik saat menyusui?

Terlepas dari kekhawatiran bila antibiotik bisa mempengaruhi kesehatan bayi, ada kemungkinan kekhawatiran lain tentang penggunaan antibiotik untuk ibu menyusui.

Antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri di dalam tubuh; baik bakteri jahat atau bakteri baik (probiotik) yang menjaga daya tahan tubuh.

Oleh karena itu, antibiotik bisa menyebabkan kondisi yang tidak menguntungkan untuk ibu dan bayinya. Kadang ibu melaporkan bayinya mengalami masalah perut setelah ia (ibu) minum antibiotik. Ini bisa diakibatkan antibiotik mengurangi jumlah bakteri baik dalam usus bayi.

Namun yang perlu dipahami, efek samping tersebut biasanya hanya sementara, dan tidak berbahaya. Dan perlu dicatat bila ASI tetap makanan terbaik untuk bayi – termasuk untuk menjaga kesehatan saluran cerna si kecil. Sehingga tetap dianjurkan memberikan ASI.

Atau, Anda bisa mempertimbangkan memberikan bayi makanan/minuman probiotik untuk meredakan masalah tersebut, tetapi sangat penting untuk terlebih dulu konsultasi dengan dokter anak.

Efek samping lain pada ibu / bayi yang bisa muncul adalah infeksi jamur. Berkurangnya jumlah bakteri baik akibat antiobiotik menyebabkan jamur –seperti Candida albicans - lebih gampang menginfeksi.

Pertumbuhan jamur Candida yang berlebih dapat menyebabkan gejala yang tidak nyaman pada ibu dan bayi. Bayi mungkin mengalami sakit perut, ruam popok dan muncul lapisan putih di lidah/mulut mereka. Sementara sang ibu mengalami nyeri dan kemerahan di puting susu.

Obat untuk masalah ini biasanya menggunakan antijamur. Tetapi pencegahan adalah kucinya, bila Anda mengonsumsi antibiotik, sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan sumber probiotik sehingga keseimbangan bakteri baik dan jahat tetap terjaga. (jie)