”You are old as your vascular, you are happy as your vascular.” Dr. Oppenheimer 200 tahun silam sudah mengatakan pentingnya pembuluh darah. Vaskular sehat memengaruhi kualitas hidup seseorang.
Vaskular menyempit (aterosklerosis) menyebabkan sederet penyakit. Jika terjadi di pembuluh kaki, menyebabkan nyeri tungkai (peripheral arterial disease) yang berujung pada kematian jaringan kaki; angina (serangan nyeri dada) dan serangan jantung koroner jika terkena di pembuluh darah jantung; stroke jika otak yang kena. Kabar baiknya, konsumsi vitamin dapat mengurangi risiko ini.
Aterosklerosis diartikan sebagai kekakuan arteri karena plak yang berakibat gangguan peredaran darah, disebabkan proses penuaan sel pembuluh darah. Dipercepat oleh hipertensi, kolesterol tinggi dan efek radikal bebas.
Vitamin dan mineral merupakan mikronutrien yang hanya dibutuhkan sedikit oleh tubuh. Dr. dr. Djoko Maryono, SpPD, SpJP, FIHA, FASE, Kepala Bagian Jantung RS Pertamina, Jakarta, mengatakan, “Paradigma baru vitamin adalah sebagai selular fuel (bahan bakar sel). Sel-sel tidak bisa bekerja atau hidup tanpa vitamin. Vitamin juga sumber antioksidan yang memperbaiki kerusakan dinding sel (endotel) karena radikal bebas, cikal bakal ateroskleriosis.”
Aterosklerosis sebetulnya proses peradangan menahun. Sementara vitamin adalah anti peradangan. Vitamin A merupakan “pasukan penjaga” daya tahan tubuh. “Kurang vitamin A menyebabkan menurunnya imunitas dan meningkatnya proses inflamasi. Vitamin C membantu penyerapan vitamin lain,” kata dr. Djoko.
Beberapa penelitian menunjukkan, vitamin C mencegah kolesterol dirubah menjadi plak di pembuluh darah. Caranya dengan meningkatkan laju kolesterol yang dibuang. Selain meningkatkan kadar HDL (kolesterol baik) yang menyapu LDL (kolesterol jahat), vitamin C penting untuk sintesis kolagen.
Kolagen berbentuk serabut kuat dan merupakan jaringan ikat penting untuk kulit, otot dan pembuluh darah. Kurang vitamin C menyebabkan kerusakan susunan sel arteri, sehingga terisi kolesterol dan menyebabkan aterosklerosis.
Vitamin E mencegah terjadinya proses oksidasi kolesterol dalam tubuh. Studi di University of Texas South-western Medical Center menemukan, menelan 800 IU vitamin E setiap hari selama 3 bulan, akan memangkas oksidasi LDL 40%. Dibutuhkan sedikitnya 400 IU vitamin E/hari, untuk menurunkan oksidasi LDL.
“Penting juga suplementasi vitamin, karena untuk mencukupi 400 mg vitamin E saja sama dengan kemiri sekobokan, sedangkan untuk vitamin C maksimal 1000 mg atau 4 buah jeruk. Multivitamin memudahkan mencukupi kebutuhan vitamin harian,” ujar dr. Djoko.
Karena kebutuhan tubuh atas vitamin tidak banyak, maka perlu takaran yang pas agar tidak menimbulkan efek samping. Terlalu banyak vitamin justru akan berbalik menyerang tubuh. Jika Anda ingin mengonsumsi multivitamin, disarankan pilih dosis kecil dan diminum tiap hari. (jie)