Penyakit jantung koroner terjadi karena adanya sumbatan di pembuluh darah ke jantung oleh plak, sehingga jantung tidak mendapat cukup darah dan oksigen. Diperparah jika terjadi peradangan dalam pembuluh darah. Senyawa kurkumin dalam temulawak dan kunyit, ternyata memiliki efek anti radang sehingga baik untuk pengobatan kuratif penyakit jantung koroner.
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dan kerabatnya kunyit (Curcuma longa), telah digunakan sebagai obat sejak zaman nenek moyang. Zat warna kuning yang disebut kurkuminoid (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan bidesmetoksikurkumin) menurut banyak penelitian, terbukti memiliki efek antiradang.
Radang merupakan respon yang timbul karena adanya kerusakan jaringan. Fungsinya untuk menghancurkan, mengurangi, mengurung agen pencidera atau jaringan yang luka. Pada kejadian aterosklerosis, plak dapat menjadi tidak stabil, pecah (rupture), dan terjadi mekanisme protektif radang. Sayangnya, radang justru makin mempersempit aliran darah ke jantung.
Penelitian yang dilakukan Dr. dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FESC, FACC dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI–RSCM menunjukkan, kurkumin efektif dalam pengobatan peradangan sindrom koroner akut pada pasien diabetes mellitus (DM).
''Kurkumin yang terdapat di kunyit dan temulawak, efektif menekan peradangan. Bisa menekan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Bisa menurunkan gliko Hb, yaitu parameter pengendalian gula darah. Jadi, kurkumin tidak hanya menekan peradangan, tapi juga mengendalikan faktor-faktor lain seperti kolesterol dan gula darah,” ujarnya.
Pada penderita diabetes dengan glukosa darah tidak terkendali, risiko aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) tinggi. Kadar gula darah yang tidak terkontrol, cenderung menyebabkan kadar lemak dalam darah meningkat. Risiko bertambah akibat inflamasi menjadi semakin cepat.
Dalam penelitian, kurkumin diketahui bisa menurunkan respons inflamasi melalui blokade terhadap nuclear factor k-B(NF-kB), yang merupakan aktivator inflamasi, sehingga proses inflamasi terhambat.
Efek hipolipidemik (zat untuk menurunkan kadar lemak dalam darah) pada kurkumin, menghambat absorsi dan meningkatkan aktivitas enzim hepatic colesterol-7a-hydroxylase yang menyebabkan peningkatan penguraian kolesterol.
Menurut Erlina Rustam dari FK Universitas Andalas dalam sebuah jurnal ilmiah, kurkumin dan turunannya (natrium-kurkuminat) yang diberikan pada tikus, memberikan aktivitas antiinflamasi yang kuat dengan menekan udem (penimbunan cairan berlebih antarsel). Ekstrak kurkuma juga menurunkan semua komposisi lemak (trigliserida, pospolipid dan kolesterol) pada aorta (pembuluh darah dari bilik kiri jantung), dan kadar trigliserida pada serum secara ex vivo (di luar cawan patri). (jie)