Sulit berhenti merokok. Itu semua orang sudah tahu. Tapi tidak banyak orang tahu keuntungan berhenti merokok bagi perokok aktif.
Manfaat stop merokok bahkan sudah terukur pada 20 menit pertama pascamerokok. Yakni, tekanan darah, denyut jantung dan aliran darah membaik. Lewat 48 jam, sistem aliran darah membaik, tingkat CO₂ dalam darah normal dan fungsi jantung meningkat. Setelah 2-12 minggu nikotin hilang dari sistem, indera pengecap dan penciuman membaik. Satu tahun stop merokok, risiko jantung koroner berkurang setengahnya dibanding perokok.
Dalam sebatang rokok terkandung bermacam zat berbahaya, sebut saja arsenik, hydrogen cyanide – racun untuk hukuman mati, amonia dan yang pasti nikotin. Gabungan itu semua dapat menyebabkan kanker, serangan jantung dan impotensi. Bagi ibu hamil juga berisiko melahirkan bayi lahir dengan berat badan rendah, lahir cacat sampai meninggal.
Walau sudah ada peringatan tertulis, berhenti merokok tidak mudah. Fakta dari berbagai klinik stop merokok menyatakan, 70% perokok ingin berhenti tetapi tidak tahu caranya. Hanya 5-10% yang bisa stop merokok tanpa bantuan.
Dr. Aulia Sani, SpJP(K) dari Departemen Kardiologi & Kedokteran Vaskuler FKUI mengatakan, nikotin memaksa otak mengeluarkan zat dopamin secara ekstra. Zat ini menimbulkan rasa enak dan nyaman sementara. Saat dopamin berkurang rasa nyaman hilang, dan timbul keinginan untuk kembali merokok.
“Orang sulit berhenti merokok, karena nikotin menimbulkan efek psikoaktif 5-10 kali lebih kuat daripada kokain /morfin,” terangnya.
Selama ini pengobatan untuk perokok ialah menggunakan nikotin dosis rendah, kemudian diganti dengan obat penenang, tapi dirasa kurang efektif. Yang terbaru ditemukan obat khusus untuk memutus efek adiktif nikotin, yakni varenicline tartrate. Berbentuk tablet dan diminum tiap hari selama 12 minggu.
Studi di Korea dan Taiwan menunjukkan 59,5% subyek yang menggunakan varenicline berhenti merokok pada 4 minggu terakhir terapi. 46,8%-nya tetap tidak merokok pada penambahan 12 minggu setelah terapi.
“Biasanya, dalam dosis rendah pun hasilnya sudah kelihatan. Merokok menjadi tidak enak. Kelebihan obat ini, karena tidak ada interaksi dengan obat lain, termasuk obat kolesterol dan hipertensi. Tapi, tetap perlu pengawasan khusus pada pasien yang sudah gagal ginjal,” ujar dr. Aulia.
Diamini oleh dr. Tribowo T. Ginting, SpKJ dari Klinik Berhenti Merokok, RS Persahabatan, Jakarta bahwa varenicline mencegah nikotin “menduduki” reseptor α4β2 (yang mengeluarkan dopamin) dalam otak. α4, adalah reseptor yang menimbulkan rasa ketagihan, seperti konsentrasi menurun, bad mood, pusing dan tidak nyaman. Sementara β2 menimbulkan rasa enak dan nikmat. “Varenicline menendang nikotin dalam α4β2 dan membuat tubuh melepaskan dopamin secara normal,” tambahnya.
Tapi, obat bukan semata-mata terapi stop merokok. Lingkungan dan dukungan orang-orang terdekat penting agar seseorang bisa lepas dari nikotin. Berikan penghargaan pada usaha sekecil apapun untuk berhenti merokok. (jie)