Ada perempuan mengalami diare saat atau menjelang menstruasi, tapi ada pula yang justru malah sembelit (susah buang air besar/BAB). “Sekitar 50% wanita yang mengalami haid akan mengalami BAB yang lebih mudah (belum tentu diare), dan sekitar 10% menjadi sulit BAB. Ini termasuk sindrom pra menstruasi atau PMS (pre menstrual syndrome), akibat fluktuasi hormon pada wanita setiap bulan,” tutur Dr. dr. H. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH , MMB, FINASIM, FACP dari FK UI/RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta
Menurut dr. Andi Darma Putra, Sp.OG dari FK UI/RSCM, perubahan hormon menjelang haid akan meningkatkan kadar prostaglandin. Selain merangsang kontraksi kandungan sehingga menimbulkan nyeri haid, prostaglandin meningkatkan gerakan usus. “Karenanya, haid dapat disertai diare dan buang angin,” terang dr. Andi.
Sementara sembelit dipengaruhi oleh hormon progesteron yang meningkat menjelang haid. Hormon ini memperlambat gerakan usus, sehingga muncul sembelit. Saat haid, kadar progesteron turun, sehingga biasanya sembelit akan berakhir.
Perlu bijak memilih makanan. Sebagian perempuan sangat ingin makan makanan manis seperti coklat. Ini adalah naluri untuk memenuhi kebutuhan serotonin (berperan dalam mood) yang turun menjelang haid. Gula mengantarkan asam amino triptofan ke otak, yang akan diubah menjadi serotonin. Namun di sisi lain, gula bisa menyebabkan kembung dan sembelit.
Cara untuk mengatasi diare atau sembelit sebelum atau selama haid, sama seperti mengatasi PMS umumnya, yakni berolahraga. Latihan kardio membantu melancarkan sirkulasi darah dan BAB. Aliran darah yang lancar juga membantu mengenyahkan keram perut dan diare.
Cukup minum akan mencegah dehidrasi saat diare, juga membantu melembutkan feses (tinja) sehingga memperbaiki sembelit. “Menghindari makanan yang merangsang seperti makanan pedas dan susu, bisa mencegah diare,” kata dr. Andi. Batasi konsumsi makanan manis, kafein (kopi, coklat, teh) dan makanan berlemak, yang bisa memperburuk diare dan sembelit.
Perbanyak makanan berserat (sayur, buah). Serat akan membentuk massa feses menjadi padat, sehingga menimbulkan rasa mulas, membuat kita segera ke toilet. Feses jadi tidak tertimbun lama di usus besar; kandungan airnya masih cukup banyak sehingga mudah dikeluarkan.
Minum obat bila perlu. “Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) yang dijual bebas, bisa mengurangi nyeri haid dan diare,” ujar dr. Andi. OAINS adalah analgesik (penghilang nyeri) seperti ibuprofen. Pereda nyeri lain misalnya parasetamol dan hyoscine-N-butylbromide (HBB). HBB utamanya bermanfaat meredakan nyeri perut, karena merelaksasi otot polos pada saluran cerna dan urigenitalia.
Bila dirasa perlu, bisa pula minum obat anti diare seperti atapulgite atau loperamid. Untuk meredakan sembelit, minum obat pencahar seperti laktulosa (menarik air ke kolon sehingga melunakkan feses) atau bisakodil (menigkatkan gerakan usus). Jika diare atau sembelit sudah berhenti, segera stop obat. (nid)