Program Vaksinasi Dengue di Kalimantan Timur Menginspirasi Selangor dalam Menanggulangi DBD
program_vaksinasi_dengu_Kalimantan_Timur

Program Vaksinasi Dengue di Kalimantan Timur Menginspirasi Selangor dalam Menanggulangi DBD

Kalimantan Timur merupakan salah satu wilayah endemis demam berdarah dengue (DBD) tertinggi di Indonesia, khususnya kota Balikpapan dan Samarinda. Untuk menekan kejadian dengue di tingkat provinsi, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur menginisiasi program vaksinasi dengue di Balikpapan, dan menjadi pilot project pertama program vaksinasi dengue di Indonesia.

Program tersebut menargetkan 9.800 anak usia sekolah dasar (SD) di Balikpapan. Dinas Kesehatan Kota Balikpapan melaporkan vaksinasi telah diberikan kepada 90% dari total populasi targetnya, atau lebih dari 8.800 anak sampai dengan Oktober 2024. Inisiatif ini kemudian diperluas ke kota Samarinda, dengan menargetkan 2.750 anak sekolah usia SD di Kecamatan Samarinda Utara. Vaksinasi dosis pertama telah diberikan, dan dosis kedua akan dilakukan di awal 2025.

“Advokasi serta inisiatif vaksinasi dengue yang kami lakukan menunjukkan komitmen kami untuk melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan masyarakat global dan Indonesia, yaitu demam berdarah,” ujar dr. H Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur.

Tingginya kasus DBD di Kalimantan Timur tak terlepas dari kondisi geografis provinsi tersebut, yang berada di garis khatulistiwa. Alhasil hujan bisa terjadi sepanjang tahun, sehingga mendukung perkembangbiakan nyamuk A. aegpyti sebagai vektor virus dengue.

Program Vaksinasi Dengue Menginspirasi Selangor

Inisiatif program vaksinasi dengue oleh Dinkes Kalimantan Timur menarik perhatian negara tetangga terdekat kita, Malaysia. Selama dua hari (17 – 18 Desember 2024), Kalimantan Timur menerima delegasi Pemerintah Negara Bagian Selangor dari Malaysia, untuk berbagi pengalaman regional. Hal ini menandai langkah yang signifikan dalam penguatan upaya penanggulangan dengue di tingkat regional, dengan menggarisbawahi kepemimpinan Pemerintah Daerah Kalimantan Timur dan Indonesia dalam pencegahan dengue.

Pertemuan antar-negara ini menyoroti program percontohan vaksinasi dengue di Kalimantan Timur, yang merupakan inisiatif publik pertama vaksinasi dengue di Indonesia. Kegiatan regional ini berfokus pada pembelajaran utama dan praktik terbaik dalam pengendalian dengue, yang melibatkan inisiatif advokasi dan vaksinasi.

Diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Samarinda dan Balikpapan, kegiatan meliputi pertemuan dengan otoritas kesehatan setempat, sekolah, Puskesmas, dan kunjungan ke Dinas Kesehatan, serta forum ilmiah yang membedah inisiatif pencegahan dengue dan kebijakan kesehatan masyarakat.

“Kami bangga dapat membagikan pengalaman kami kepada utusan dari Pemerintah Negara Bagian Selangor dan memperlihakan strategi-strategi inovatif yang kami lakukan dalam pencegahan dengue,” papar dr. Jaya, melalui siaran pers yang diterima OTC Digest. Ia berharap, inisiatif advokasi dan vaksinasi yang dilakukan di Kalimantan Timur bisa memberikan kontribusi pada upaya yang tengah dilakukan Pemerintah Negara Bagian Selangor, serta menginspirasi kolaborasi regional yang lebih lanjut dalam menanggulangi dengue.

Selangor Peringkat Satu Kasus DBD di Malaysia

Selangor menjadi negara bagian dengan kasus DBD tertinggi di Malaysia. Kasus demam berdarah di Selangor sepanjang 2024 mencapai 58.000. Ini berarti hampir setengah kasus dengue di seluruh Malaysia yang berjumlah 118.000, terjadi di Selangor. Kasus kematian akibat DBD di Selangor juga meningkat, dari 14 orang pada tahun lalu, menjadi 15 orang sepanjang 2024. “Hal ini telah memberikan tekanan yang cukup besar pada sistem perawatan kesehatan dan ekonomi kami,” ungkap Yang Berhormat Puan Jamaliah binti Jamaluddin, Selangor State Executive Councilor for Public Health and Environment.

Ia sangat mengapresiasi Kalimantan Timur yang menjadi tuan rumah dan berbagi pengalaman untuk memperkuat upaya regional dalam pencegahan dengue, khususnya mengenai efektivitas program vaksinasi dengue dan penerimaan masyarakat. Diungkapkan oleh YB Jamaliah, Selangor juga ingin menerapkan program vaksinasi dengue. “Melalui pertukaran keahlian dan pembelajaran penting dari Kalimantan Timur tentang advokasi dan program vaksinasi dengue di tingkat provinsi, kami berharap dapat meletakkan dasar bagi program vaksinasi dengue negara bagian pertama di Selangor," ujarnya.

Hasil pertemuan regional Imdonesia - Malaysia akan menjadi dasar bagi masing-masing negara untuk memperkuat strategi penanganan dengue. Memasukkan pencegahan inovatif seperti program vaksinasi dengue ke dalam program nasional serta membina jaringan kerja sama regional, memungkinkan Indonesia dan Malaysia bekerjasama untuk mencapai tujuan besar yaitu nol kematian akibat dengue pada tahun 2030. Visi yang menginspirasi ini menyoroti kekuatan komitmen bersama dan tindakan kolektif dalam mengatasi tantangan kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi.

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines menegaskan komitmen Takeda sebagai mitra jangka panjang untuk melawan dengue. "Memanfaatkan langkah-lngkah inovatif seperti vaksin sangatlah krusial, dan kami berkomitmen untuk menjadikan vaksin kami bisa diakses secara luas," ujarnya. Takeda juga mendukung berbagai insiatif di luar vaksin, terutama dalam mengedukasi komunitas dan pekerja kesehatan garda depan mengenai pencegahan dengue secara komprehensif. "Hanya dengan usaha kolaboratif dan strategi yang terintegrasi, kita bisa memenangkan perang ini," pungkasnya.

 

(nid)