Konsumsi makanan/minuman manis berlebih tidak hanya berisiko menyebabkan diabetes, tetapi juga penyakit lain, seperti obesitas dan penyakit kardiovaskular. Terdapat hubungan antara konsumsi gula dan peningkatan trigliserida.
Data penelitian Taipei Medical University dan Kementerian Kesehatan RI menyebutkan konsumsi gula masyarakat dalam jangka waktu 10 tahun (1992-2020) meningkat 40%, jauh lebih tinggi 31% dari peningkatan konsumsi gula global yang hanya 9%.
Selain itu, terdapat peningkatan konsumsi masyarakat terhadap minuman berpemanis. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) menyimpulkan dalam kurun waktu 20 tahun (1996-2014), konsumsi masyarakat pada minuman berpemanis meningkat secara signifikan. Yakin, 24 juta liter (1996) menjadi 405 juta liter (2014).
Peningkatan konsumsi minuman manis ternyata sebanding dengan peningkatan penyakit tidak menular (PTM) seperti diabetes, obesitas, perlemakan hati non alkoholik (NAFLD), hingga penyakit kardiovaskular.
Penambahan gula pada produk makanan/minuman biasanya dalam bentuk sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS). Ia tinggi glukosa dan fruktosa sekaligus; biasanya menggunakan formula 45% glukosa dan 55% fruktosa (disebut formula HFCS 55).
Penelitian menunjukkan pola makan tinggi fruktosa bisa memicu hipertrigliseridemia jauh lebih cepat dibanding diet yang mengandung pati atau glukosa dalam jumlah sama.
Trigliserida adalah salah satu tipe lipid (lemak). Lemak ini bergerak bersama aliran darah, digunakan sebagai energi atau disimpan untuk dipakai saat tubuh membutuhkan. Kadar trigliserida yang tinggi mengindikasikan bahwa sistem yang mengubah makanan menjadi energi di dalam tubuh tidak bekerja optimal. Ini juga mengindikasikan terjadi resistensi insulin.
Gula sederhana dan resistensi insulin
Studi di Journal of the American Heart Association menjelaskan, gula sederhana, seperti fruktosa, adalah yang biasanya menyebabkan kadar trigliserida melambung. Konsumsi makanan/minuman manis berlebih juga berhubungan dengan penambahan berat badan dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah saat tubuh tidak mampu menggunakan hormon insulin secara efektif untuk mengubah gula menjadi energi. Menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi. Ini adalah faktor risiko diabetes tipe 2.
Danielle Weiss, MD, menjelaskan makanan atau minuman manis yang bisa memicu peningkatan trigliserida antara lain:
- Buah kering atau buah kalengan
- Permen
- Jus buah dan minuman sari buah
- Sereal
- Selai dan jeli
- Milkshake dan smoothies
- Minuman energi
- Makanan dan minuman yang mencantumkan sirup jagung, sukrosa, glukosa, fruktosa, maltosa, dan madu sebagai bahan pertama
Buah-buahan bisa menjadi alternatif makanan manis, karena mengandung vitamin, mineral, serat dan air. “Namun, jika Anda sudah memiliki kadar trigliserida tinggi, sebaiknya tetap membatasi asupan buah,” kata Weiss, melansir Verywell Health. Selain itu waspadai juga buah-buahan yang mengandung gula terlalu tinggi, seperti mangga, kelengkeng, nanas, durian, dll. (jie)