Untuk mereka yang mempunyai target menurunkan berat badan dengan cepat, angka di timbangan yang semakin sedikit tampaknya semakin baik. Apakah benar begitu? Berat badan yang turun terlalu cepat bisa menciptakan efek samping.
Menurut National Institute of Health penurunan berat badan yang paling sehat adalah sekitar 0,5 – 1 kg per minggu. Ini dianggap aman untuk dilakukan kontinyu.
“Setelah beberapa minggu pertama, penurunan berat badan yang secara teratur melebihi itu dianggap terlalu cepat,” ujar Gary Foster, PhD, chief scientific di WeightWatchers, melansir Live Strong.
Terlebih, “saat kita berbicara tentang menurunkan berat badan dengan cepat, kita merujuk bobot tubuh pada satu hingga dua minggu pertama,” Foster menambahkan. “Minggu-minggu pertama program, penurunan berat badan yang lebih cepat bisa terjadi akibat hilangnya bobot cairan tubuh dan tubuh Anda bereaksi terhadap rutinitas baru.”
Lantas, apa yang terjadi di badan bila Anda menurunkan berat badan terlalu cepat? Berikut beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Pingsan dan lelah
Hal pertama yang mungkin terjadi jika menurunkan berat badan dengan cepat adalah merasa ingin pingsan.
“Jika berat badan turun terlalu cepat sebagai akibat dari diet yang tidak cukup nutrisi, penelitian telah menunjukkan beberapa gejala fisik, termasuk pusing saat berdiri,” ujar Foster.
Tidak cukup nutrisi (lemak, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral) akan membuat tubuh sulit berfungsi normal, memicu kelelahan dan pusing.
2. Sakti perut
Berat badan yang turun terlalu cepat bisa menyebabkan Anda merasa mual dan sakit (perut terasa tidak nyaman).
Menurut Mayo Clinic, ada beberapa alasan penyebab Anda merasa mual saat menurunkan berat badan. Pertama, pusing bisa memicu rasa mual.
Hal lainnya adalah kekurangan nutrisi akibat diet ekstrim juga bisa membuat perut terasa tidak nyaman hingga konstipasi.
3. Batu empedu
Jika Anda menurunkan berat badan terlalu cepat, efek samping lainnya adalah mungkin terbentuk batu empedu.
Ini terjadi karena lever akan mengeluarkan ekstra kolesterol, dan kantong empedu tidak mampu membersihkannya dengan sempurna. Berisiko tinggi terbentuk batu empedu.
Menyebabkan gejala tambahan seperti nyeri perut, mual, muntah, demam, kekuningan, urin berwarna kuning seperti teh atau feses berwarna pucat.
4. Rambut rontok
Rambut rontok mungkin terjadi akibat diet ekstrim saat seseorang menurunkan berat badan dengan cepat.
Memangkas kalori dengan signifikan atau menghilangkan seluruh kelompok makanan dari diet – misalnya hanya dengan makan buah – membuat tubuh kehilangan nutrisi penting yang membantu tubuh berfungsi normal. Hasilnya rambut rontok.
5. Kehilangan massa otot
Otot adalah sumber kekuatan yang penting, dan bertanggungjawab atas pembakaran kalori yang signifikan.
Penurunan berat badan lebih dari 1 kg per minggu dalam jangka panjang biasanya dibarengi dengan kehilangan massa otot dan efek pembakaran kalorinya.
6. Tulang lebih rapuh
Cleveland Clinic mencatat, seperti hilangnya massa otot, kepadatan tulang juga bisa terdampak saat Anda menurunkan berat badan terlalu cepat.
Penelitian di Current Opinion in Endrocrinology, Diabetes and Obesity menjelaskan penurunan berat badan dengan cepat dikaitkan pada kepadatan mineral tulang yang rendah dan kesehatan tulang yang buruk.
7. Sulit untuk fokus
Efek samping tidak hanya bersifat fisik. Menurunkan berat badan dengan cepat juga mempengaruhi otak.
“Penelitian telah menunjukkan gejala tambahan termasuk penurunan konsentrasi dan kelelahan,” kata Foster.
Diet ekstrim menyebabkan Anda tidak memiliki cukup nutrisi untuk mempertahankan tingkat energi, ini mengahalangi kemampuan untuk berpikir jernih. (jie)