Tertutup, suka menyendiri, pemalu, tidak banyak teman, mungkin itu yang terlihat pada kepribadian anak introvert. Mau tidak mau hal ini menyulitkan – bahkan untuk orangtuanya. Berkomunikasi dengan anak introvert membutuhkan trik tersendiri.
Melansir WebMD, anak introvert merasa lebih nyaman berfokus pada pemikiran dan gagasan mereka, daripada apa yang terjadi di luar dirinya. Mereka menikmati menghabiskan waktu hanya dengan satu atau dua orang, daripada kelompok besar atau orang banyak.
Berkomunikasi dengan anak introvert bisa menjadi hal sulit, bila orangtua atau lingkungan sekitarnya tidak mengetahui kepribadian atau ketertarikan si anak.
Septi Peni Wulandani, pemerhati ibu dan anak, serta pendiri School of Life Lebah Putih (sekolah alam) di Salatiga, menyarankan orangtua perlu menyesuaikan diri dengan kepribadian anak introvert.
“Mana yang lebih mudah: orangtua menyesuaikan ke anak, atau anak ke orangtua?” tanya Septi, di sela kampanye ‘Tunjuk Tangan untuk Generasi Maju Indonesia’ yang digagas SGM Eksplor, Rabu (14/12/2022).
“Orangtua kan pernah remaja, sedangkan remaja belum pernah menjadi orangtua. Kita (orangtua) perlu menerima respon anak.”
Menurut Septi, anak introvert adalah anak yang sangat memahami dirinya. Tetapi ia tidak senang berbicara dengan orang banyak. “Jadi ajak dia hangout bareng atau ngopi berdua. Nah saat di sana kita bisa ngobrol,” sarannya.
“Juga bertanyalah: apa yang perlu ibu lakukan agar kau bahagia,” lanjutnya. “Bukan: ibu sukanya (inginnya) kamu itu gini-gitu. Itu akan berat banget untuk anaknya.”
Selain itu pendiri Institut Ibu Profesional ini juga menyarankan agar orangtua mendekati anak secara cross gender. “Anak cewek didekatkan ke bapaknya, dan anak cowok ke ibunya,” kata Septi. “Dan kalau anak curhat, dengarkan saja dulu. Kemudian tanyakan apakah ia hanya ingin didengarkan atau mendapat masukan.”
Memotivasi anak
Pertanyaan selanjutnya bagaimana memotivasi anak/remaja, apalagi jika ia tidak terbuka? Motivator terkenal, Merry Riana menyarankan jangan pernah berikan ceramah motivasi untuk anak.
“Saya selalu mendekati anak terlebih dulu. Saya menceritakan apa yang saya lakukan (alami) atau apa yang saya pikirkan. Jadi, ngobrolin apa saja yang tidak penting, yang penting ngobrol. Dan itu penting,” Merry menekankan.
“Kalau setiap hari sudah biasa ngobrol, di tengah obrolan yang tidak penting itu bisa masuk sesuatu (nasihat atau motivasi).
“Biasanya kalau sudah mulai ngobrol, anak akan bertanya. Itu membuka pikiran mereka dan mereka menanti jawabannya. Itu kesempatan untuk menyisipkan (pesan),” Merry mencontohkan.
Memotivasi dan cara berkomunikasi dengan anak introvert perlu dimaknai sebagai bagian dari merangsang tumbuh kembang anak. Khususnya bagian perkembangan kognitif anak/remaja.
Perkembangan kognitif adalah periode perkembangan di mana terjadi perubahan pada kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan bahasa.
Pada masa remaja mereka mulai memikirkan apa yang akan terjadi nantinya ketika melakukan sesuatu. Mereka juga sudah memikirkan dampak apa saja yang akan terjadi.
Menurut Fonseca C, dalam bukunya “Quiet Kids: Help Your Introverts Child Succeed in an Extroverted World” anak introvert memiliki banyak nilai positif. Pemikir yang mendalam dan sangat kreatif, mereka dapat tumbuh menjadi inovator yang dibutuhkan di dunia kerja saat ini.
Membangun fondasi yang kuat di mana anak-anak introvert dapat berkembang adalah cara untuk membantu mengeluarkan potensi terbaik anak-anak pendiam ini. (jie)