Tercatat sudah 141 anak di Indonesia - dari total 245 kasus - dengan gagal ginjal akut meninggal dunia. Ini berarti tingkat kematian sebesar 57%. Kementerian Kesehatan mengambil langkah penanggulangan dengan mendatangkan 200 vial obat penawar (antidotum) fomepizole dari Singapura, Australia, Amerika dan Jepang.
Sejauh ini, fomepizole sudah diberikan kepada 10 pasien di Indonesia. Hasilnya, tujuh pasien di antaranya mengalami perbaikan kondisi.
"Dari obat yang sudah datang 10 kita sudah cobakan ke pasien, 7 di antaranya membaik kondisinya. Pasien biasanya ginjalnya terganggu, dia nggak bisa kencing atau keluar air seni,” ungkap Menkes Budi Gunadi Sadikin, kepada media, Senin (24/10).
“Tapi begitu dikasih obat, mereka keluar sedikit demi sedikit. Ada yang sudah mulai banyak. Yang tadinya tidak sadar, mulai sadar kembali," lanjutnya.
Obat yang berharga Rp. 16 juta per vial itu akan diberikan gratis pada pasien gagal ginjal akut. "Obat barunya akan biaya kita (gratis). Nanti kita yang memberikan itu ke seluruh rumah sakit yang ada pasien bergejala ginjal akut ini," imbuh Menkes.
Sebelumnya dalam laporan hasil biopsi pasien gagal ginjal akut misterius, terbukti bahwa kerusakan ginjal disebabkan oleh cemaran etilen glikol (EG).
Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril, laporan ini didapatkan berdasarkan riset yang dilakukan pihaknya terkait keracunan hingga kemungkinan infeksi patogen yang mungkin menyebabkan gagal ginjal akut.
"Kita juga sudah melakukan biopsi pada ginjal anak-anak yang sudah meninggal, dan ternyata terbukti bahwa ginjalnya memang ada kerusakan kelainan yang disebabkan oleh zat etilen glikol tadi," kata Syahril dalam konferensi pers, Selasa (25/10/2022).
Apa itu fomepizole?
Fomepizole adalah penghambat alkohol dehidrogenase yang digunakan sebagai penawar keracunan metanol atau etilen glikol. Bisa digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan hemodialisis (cuci darah).
Dikutip dari Drugbank, alkohol dehidrogenase merupakan enzim yang mengkatalisis langkah-langkah awal dalam metabolisme etilen glikol dan metanol menjadi metabolit toksik. Obat ini biasanya diberikan melalui cairan infus.
Dosis awal yang diberikan untuk anak dan dewasa adalah 15 mg/kg, kemudian 10 mg/kg setiap 12 jam untuk 4 dosis, diikuti 15 mg/kg selama 12 jam sampai kadar etilen glikol/metanol turun hingga <20mg/dL.
Cara kerjanya dengan mengubah etilen glikol menjadi glikoaldehida yang kemudian mengalami oksidasi menjadi glikolat, glioksilat dan oksalat. Glikolat dan oksalat terutama bertanggung jawab atas asidosis metabolik dan kerusakan ginjal akibat toksisitas etilen glikol.
Fomepizole diberikan pada pasien dengan gagal ginjal, asidosis metabolik yang memburuk secara signifikan atau konsentrasi serum etilen glikol / metanol > 50 mg/dL yang memerlukan dialisis. Tingkatkan frekuensi setiap jam selama hemodialisis. Dosis yang diberikan sebelum hemodialisis ditentukan berdasarkan waktu pemberian dosis terakhir dari waktu hemodialisis.
Efek samping
Mengutip laman Medscape, efek samping pemberian fomepizole konsentrasi >10% adalah sakit kepala dan mual.
Pada fomepizole 1-10% mungkin mengalami pusing, seperti rasa logam/tidak enak, mengantuk, iritasi vena, kadar AST / SGOT (penanda cedera hati) naik sementara, sakit punggung, nistagmus, demam dan sakit perut.
Sedangkan penggunaan fomepizole <1% bisa menyebabkan ruam kemerahan, dan peningkatan kadar sel darah putih eosinofil. (jie)